Sumpah Lin? (16)

83 24 6
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Never be Ready

"You will never be ready, just start".

***

“WOI! LO NYASAR?!”

Langkah Asha berhenti saat itu juga dengan matanya yang melotot karena terkejut. Siapa sih make nyamperin segala? Batinnya bertanya-tanya.

Ia menengok ke sumber suara. Ternyata di sana ada Juna yang sedang melangkah mendekat padanya. Sementara orang yang ada di hadapannya menoleh padanya juga karena suara yang Juna buat. Gawat nih!

“Pulang, Sha woi! Ngapain lo di situ.” Juna semakin mendekat padanya dan entah kenapa dia menjadi panik ketika Bara mengetahui bahwa dirinya sedang memata-matai cowok itu.

“Bentar!” Tangan Asha menginstruksikan Juna untuk berhenti melangkah mendekatinya. Ia berbalik ke depan dan menyambangi cowok yang memergokinya tadi. Meskipun ia sempat panik dan takut jika cowok itu akan marah, ia justru mendekatinya dan menunjuk cowok itu dengan telunjuknya. Matanya berapi-api sebagai tanda bahwa ia sedang sangat kesal pada cowok itu.

“Awas aja lo! Gue udah punya bukti kelakuan buruk lo waktu sekolah!” Asha menghadapkan ponselnya yang memuat foto bahwa Bara sedang merokok tepat di depan mata Bara.

Sementara cowok itu hanya menatap datar pada foto itu lalu bergantian menatap Asha seolah ia tak mengkhawatirkan suatu hal apa pun. Asha yang merasa ditatap pun berbalik menatap cowok itu dengan mata elangnya.

“Lo kok diem, sih!?” Asha menghentakkan kakinya ke tanah seraya menggigit giginya sendiri karena kembali dibuat kesal oleh tingkah kakak kelasnya itu.

“Ya gue harus gimana? Lo mau laporin? Berani?” Akhirnya cowok itu mengeluarkan sepatah kalimat setelah beberapa detik menatap Asha seusai cewek itu melontarkan pertanyaannya.

“Berani lah!” tegas cewek itu. Namun beberapa saat setelahnya, Bara meninggalkannya tanpa mengucap apa-apa lagi.

Asha dengan cepat menoleh dan kembali berteriak pada Bara. “GUE SERIUS YA!”

“Muka lo enggak ada serius-seriusnya!” Balas cowok itu membuat Asha kembali beradu mata dengan Bara menggunakan mata elangnya untuk mengungkapkan kekesalannya satu kali lagi. Namun Bara dengan wajah datar andalannya itu mengabaikan Asha dan pergi begitu saja.

“Lo ngapain lagi sih sama kakel itu?” tanya Juna mengejutkan Asha yang masih fokus mengirimkan peluru dari matanya.

“Woi! Lo kesengsem sama tuh orang?” Juna kembali menyadarkan Asha yang terus kembali memfokuskan diri untuk mengamati cowok yang sudah menghilang dari pandangannya.

“Dah lah! Ayo pulang aja!” Asha menyenggol bahu Juna dan berjalan melewati cowok yang sejak tadi mengajaknya pergi dari tempat itu.

Juna mengembuskan napas kasar karena tingkah cewek itu yang semakin lama semakin ketularan dengan sikap dingin kakak kelas yang barusan Asha pergoki sedang merokok.

***

Jam istirahat ini, speaker yang tertempel di setiap dinding ruangan kelas menyuarakan pengumuman yang ditujukan oleh para anggota OSIS. Seperti biasa, anggota OSIS akan terus sibuk mengurus hal selain pelajaran. Padahal mengurus pelajaran saja sudah begitu menyibukkan mereka apalagi jika ada kesibukan tambahan. Sepertinya diperlukan mental sekuat baja jika ingin menjadi pengurus OSIS.

ChasséWhere stories live. Discover now