Harus Move On! (23)

88 24 8
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Fearless

Forget all your regret. Just move on and be fearless.

~Do Kyungsoo

***


Flashback Off

Waktu itu, perpustakaan sangat gelap. Selain karena tak adanya penjaga, di luar hujan sedang tak terkendali. Bahkan beberapa kali jendela perpustakaan sampai terbuka dan tertutup sendiri karena angin yang bertiup dengan sangat kencang.

"Lo kenapa, sih Lin?!" bentak Bara dengan sedikit pelan. Ia frustasi dengan Asha yang sejak tadi tak mau membuka telinganya yang ia tutup rapat dengan tangannya. Bahkan Asha membuat suara-suara tak jelas dari mulutnya. Cewek itu mengucapkan huruf vokal berulangkali selama mungkin. Entah apa gunanya, Bara pun juga penasaran.

Bara tak tahan lagi. Akhirnya ia pun membentak cewek itu, "Lin! Dengerin gue!" Ia menarik dengan paksa kedua tangan Asha dari telinganya.

Akhirnya wajah lusuh itu nampak. Matanya terpejam dalam. Mulutnya pun tak berhenti merapalkan huruf-huruf vokal dengan intonasi yang panjang.

"ASHALINA!" Teriakan itu akhirnya membuat Asha membuka mata. Sorot matanya begitu gelap. Ia nampak sangat gugup kala itu.

"Bara, ngomong!" Tiba-tiba Asha berteriak balik ke Bara dan membuat cowok itu membelalakkan matanya. Apa maksudnya?

"Bara, ngomong!" Ia masih menatap cewek itu dengan matanya yang membesar.

"Bara, ngomong!" Ia lagi-lagi masih tak paham apa maksud perintah Asha. Kenapa tiba-tiba dia seperti ini?

"Ngomong, Bara!"

"NGOMONG BARA!!!"

"G-gue enggak bi-bisa dengerin hujan ...." Asha mulai melirih. Cewek itu juga menitikkan air matanya, ternyata ia sedang merasa frustasi. Bara pun menatapnya iba.

"Jadi, ngomong, Bar. Ngomong," titah Asha lagi.

"Oke." Dia menelan ludah lalu menarik napas dalam.

"Lin, lo jangan kayak gini. Lo jangan bikin orang lain, m-maksud gue temen-temen lo khawatir sama lo." Ia sangat berhati-hati dalam bicaranya meski Asha tak akam mendengarnya dengan jelas sebab ia masih bicara pelan. Sementara suara hujan akan terdengar lebih keras oleh Asha.

"Meski gue biasa aja, pasti temen-temen lo cemas sama apa yang terjadi sama lo. Lo tuh kalau enggak baik-baik aja, ngomong." Saat itulah Asha mulai membuka telinganya, mencoba mendengar ucapan demi ucapan Bara dengan saksama.

"Lo pikir lo hebat?" Bara terkekeh dalam bicaranya. Ia bahkan tak sadar jika Asha sudah mulai memerhatikanya.

"Enggak, lo bodoh." Ia menyeringai sambil mengingat hal-hal bodoh yang Asha lakukan.

"Ngomong lagi!" Asha menyela, membuat Bara yang sedang menatap ke luar terkejut.

"Oke gue ngomong lagi! Lo bodoh!" Ia menjeda. "Ngerti enggak?! Lo bodoh, Lin!"

ChasséWhere stories live. Discover now