Pura-pura Jatuh (26)

88 23 2
                                    

Don't forget to pay for my work by tap the star icon

Let's mutual if you want, ask me

Berikan umpan balik jika Anda menemukan kesalahan ketik. Komentari bagian yang menurut Anda menarik.

HAPPY READING FIGHTER!🖤

***

Be Again

"Sometimes i learned about people,
If they do it once, they'll do it again".

***

Sore itu, langit masih terang benderang. Meski beberapa hari ini hujan, entah kenapa cuaca panas bertahan dengan lama di hari ini.

Asha terus menghentakkan kakinya karena barusan ia merasa kesal. Ia baru ingat kalau kemarin motornya masuk bengkel dan hari ini ia harus pulang dengan naik angkot. Sebetulnya beberapa saat yang lalu ia sempat menuju parkiran dan bingung karena tak menemukan motornya. Padahal ia memang tak membawanya. Mungkin saja ia lupa karena itu adalah kebiasaan baginya.

Waktu itu, Wendy dan Juna sudah pulang terlebih dahulu karena Wendy sudah dijemput sejak tadi dan Juna tak bisa membuang waktu untuk terus berada di sekolah.

Di saat yang bersamaan, Bara baru saja keluar dari parkiran dengan menuntun motornya. Karena peraturan di sana, motor tidak boleh dinaiki saat masih berada di dalam sekolah. Sementara dari arah lobi, Asha berjalan menuju gerbang, sama seperti Bara.

Tak diduga-duga, Asha tiba-tiba tersungkur karena tersandung batu besar yang tak ia perhatikan. Salah siapa ia terus saja menggerutu sampai tak melihat jalanan yang ia lalui.

Dan tepat saat itu juga, Bara ada di depannya. Cowok itu pun berhenti karena mendapati Asha yang sedang tersungkur dan tak kunjung bangkit.

Sial, ini gue enggak mau jalanin strategi tapi kok malah jatuh beneran, sih! Asha mengumpat lagi. Ia merasa begitu kesal karena ia jelas tahu bahwa Bara berhenti tepat di depannya.

 Ia merasa begitu kesal karena ia jelas tahu bahwa Bara berhenti tepat di depannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Asha!" Seseorang meneriakkan namanya. Asha pun spontan menoleh ke belakang di mana suara itu berasal. Kesialan ini menjadi semakin menyebalkan ketika ia melihat cowok tampan yang berlari ke arahnya dengan raut wajah yang begitu khawatir.

Duh, mana Nanda nyamperin lagi. Ia mendengus lalu segera bangkit dengan tergesa-gesa. Ia merapikan roknya lalu meniup sekilas luka yang terdapat di lututnya.

Ia menepuk-nepuk punggung Bara sambil sesekali menengok ke belakang. "Eh, Bar. Buruan anterin gue pulang dong. Gue lagi dikejar orang." Mau tak mau, Asha harus mengatakan itu pada Bara karena satu-satunya cara untuk kabur adalah segera pulang. Tetapi tak mungkin jika naik angkot. Karena itu akan memakan waktu yang cukup banyak.

ChasséDonde viven las historias. Descúbrelo ahora