Sewidak Limo (65)

Começar do início
                                    

"Akhirnya kau datang juga..."

Itu suara Junmyeon, dia terlihat senang ketika melihat kamu datang bersama Jongin.

Junmyeon berdiri dan menghampiri kalian berdua.

"Bisakah kita bicara (Yn)-ahh ?" tanya Junmyeon dengan lembut, dan kamu perlahan mendongak untuk menatap wajahnya.

"E-eung..." kamu melirik sekilas ke arah Jongin yang mengiyakan, "B-baiklah..."

Junmyeon tersenyum, lalu dia berjalan dengan di ikuti kamu di belakangnya.

"Duduklah..." ucap Junmyeon menginteruksi setelah kalian berdua berjalan menuju ke ruang sebelah yang memang di peruntukan untuk keluarga pasien yang menginap di sana.

Kamu pun menurut, dan memilih duduk di seberang Junmyeon.

"Appa senang kau mau datang untuk menjenguk ibumu."

Jantungmu mulai berdetak tak karuan.

"Itu artinya kau sudah mulai menerima kami, sebagai... orang tuamu."

Kamu menghela nafas dengan kasar.

Setelah itu hening, tak ada lagi kata-kata yang keluar dari mulut Junmyeon. Hingga akhirnya kamu bersuara untuk menghilangkan keheningan ini.

"A-apakah appa mencintainya ?" tanyamu dengan mengangkat kepalamu untuk menatap Junmyeon.

"Yah." Junmyeon menjawab dengan pasti, "Berarti selama ini appa telah menduakan eomma ?"

#Degh...

Pernyataanmu membuat Junmyeon tiba-tiba terdiam.

"Benar kan ucapanku ? itu artinya appa tak benar-benar mencintai eomma. dan bisa di pastikan hubungan ini terlarang, begitu juga denganku yang hina ini."

"TIDAK..." Junmyeon menggelengkan kepalanya berulang kali, "Kau jangan berbicara seperti itu (Yn) ! kau itu anugerah yang Tuhan berikan untuk kami berdua."

Air matamu menetes perlahan-lahan, kenyataan ini memang membuatmu merasa tersakiti walaupun Junmyeon menyangkal itu.

"Jika sudah seperti ini, aku merasa sangat bersalah pada eomma." Junmyeon sedikit terkejut, "Harusnya aku tak pantas mendapatkan kasih sayang dari eomma, dan justru harusnya eomma membuangku saja... ahhh tidak, mungkin lebih baik jika eomma membunuhku."

"(YN)-AHH..."

Dada Junmyeon terasa penuh dan sesak. Dia tidak menyukai ucapanmu yang nyeleneh itu.

"Aku disini seperti penjahat yang menyakiti eomma secara perlahan." ucapmu sambil mengusap air matamu dengan kasar, "Kenapa appa melakukan ini eoh ? kenapa ? tidak sadarkah selama ini sikap appa membuat eomma menjadi orang yang paling tersakiti disini !"

Junmyeon langsung menundukkan kepalanya, dia seperti di tampar oleh kenyataan yang tak pernah dia tahu sebelumnya.

"Disini... appa lah penyebab kekacauan yang ada !" ucapmu sambil menunjuk Junmyeon karena kesal.

"M-maaf..." lirihnya dengan penuh penyesalan.

"Aku memang bisa memaafkan appa... tapi bagaimana dengan eomma ? apakah appa pernah mengatakan yang sejujurnya tentang hal ini ?" kamu tersenyum kecut, "Aku tebak appa tak mengatakan tentang ini sama sekali pada eomma."

"Ya... kau benar !"

"Lihat kan ? aku tak perlu mendengarkan jawaban dari appa, karena aku memang sudah tahu tentang itu."

Junmyeon hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapanmu.

"Aku sudah tidak mempermasalahkan sikap appa bagaimana terhadapku selama ini." Junmyeon langsung mendongak untuk menatap kedua matamu yang juga menatapnya. "K-karena... rasa sayangku pada appa begitu besar daripada rasa marah dan benciku."

I'm Your Slave, Also Your LoveOnde as histórias ganham vida. Descobre agora