27. Mobil yang Bergoyang

574 47 2
                                    

Hari demi hari yang kulalui telah berbeda dari kehidupanku yang dulu. Kehidupanku yang dulunya monoton kini mulai berwarna. Diriku yang dulunya selalu menyendiri mulai berubah sejak para wanita itu mulai masuk kedalam hidupku. Terutama wanita yang bernama Adellia. Dia adalah penyebab utama yang membuatku mulai berani membuka diriku.

Entah kenapa aku merasa sangat nyaman jika berada bersamanya, berbeda dengan perasaanku saat berada di dekat wanita lain. Namun, sampai sekarang pun aku masih tak berani untuk mengutarakan perasaanku kepadanya. Karena sejujurnya, aku takut dia akan menolakku, yang akan membuat hubungan kami berubah menjadi berantakan.

Sementara itu, Melissa hampir setiap hari datang menemuiku di kampus. Sejujurnya aku merasa risih, sebab dia memiliki status yang sama seperti Adellia. Bisa dibilang mereka adalah mahasiswi populer di kampus kami.

Aku mendengar banyak gosip yang beredar tentang Melissa, yang selalu datang menemui pria biasa seperti diriku. Saat aku menceritakannya, dia malah tampak tidak peduli akan gosip itu, yang ada dia justru semakin agresif mendekatiku.

Melissa seringkali mengajakku untuk bermain ataupun berjalan-jalan bersama. Sedangkan di sisi lain, Adellia tidak senang dengan sikap Melissa yang berusaha mendekatiku. Ujung-ujungnya, aku yang menjadi pusing untuk menengahi mereka yang berdebat dan saling menyindir satu sama lainnya, setiap kali bertemu.

Riska sesekali datang menemuiku di sela-sela kesibukannya sebagai pengurus BEM. Walau sikapnya tidak seagresif Melissa, dia tetap berusaha mendekatiku dengan pendekatan yang berbeda. Bisa dikatakan dia bermain dengan lebih halus.

Sebab aku merasa dia seringkali memanfaatkan momen-momen tertentu. Salah satu contohnya adalah dengan alasan bahwa ayahnya ingin menemuiku ataupun memintaku untuk membantunya. Menyadari itu, aku selalu mengajak Adellia untuk ikut menemaniku sebagai tameng.

Hingga tak terasa, ujian akhir semester pun akhirnya tiba. Saat berada di kampus, tampak kerumunan para mahasiswa yang sedang sibuk membaca serta membolak-balik lembaran buku mereka masing-masing.

Dua minggu berlangsungnya UAS sepertinya berhasil membuat para mahasiswa kehabisan tenaga. Terbukti dari kantung mata mereka yang tampak mulai menghitam akibat begadang. Tapi semua kelelahan itu langsung sirna seketika, setelah UAS berakhir, sebab tiba saatnya untuk menikmati libur semester yang panjang.

Sebenarnya setelah UAS selesai, aku ingin pulang ke rumah orangtuaku terlebih dahulu. Tapi apa daya, sejak minggu kemarin, Riska telah memaksa dan mengancamku untuk berlibur bersama-sama. Dengan berat hati, aku pun terpaksa harus ikut.

Sebelumnya, Riska sudah mengingatkan kami untuk hanya membawa pakaian dan peralatan pribadi saja. Untuk bahan makanan dan peralatan liburan sudah disiapkan oleh karyawan yang mengurus villa milik ayahnya.

Selain itu, kami disuruh untuk berkumpul terlebih dahulu di rumahnya, sebelum berangkat menuju Bandung. Steven juga telah izin untuk menggunakan mobil milik ayahnya dari jauh-jauh hari. Jadi kami akan berangkat dengan dua mobil, yaitu mobil Riska dan mobil Steven.

Hingga akhirnya hari yang telah kami rencanakan pun tiba. Pagi itu, Aku bersama Adellia, Steven dan Jessica berangkat menuju rumah Riska. Sesampainya di lokasi tujuan, ternyata Riska, Ilham dan Melissa sedang berdiri menunggu kami di luar gerbang.

Selain itu aku melihat sepasang pria dan wanita yang tidak kukenal di sana. Wajah mereka yang oriental dengan penampilan yang terkesan simple tapi mewah, membuatku menyimpulkan bhawa mereka berasal dari background yang sama dengan Riska. Sepertinya mereka adalah teman yang dimaksud Riska sebelumnya, yang sudah berjanji untuk akan ikut juga.

Awakening - Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang