20. Dominasi

529 43 2
                                    

Langit sore itu tampak emas, ketenangan kian muncul dalam jiwaku saat memandangnya. Tubuhku menjadi rileks, suasana ini bagaikan mengajakku untuk berleha-leha saja. Sayangnya aku tak sempat menikmatinya, sebab sudah ada orang yang menungguku untuk joging di lapangan kampus. Terpaksa aku harus bangun dari tidur lelapku dan langsung segera bergegas menemui Adellia dengan mengenakan kaos dan celana trainingku.

Saat aku baru saja membuka pintu kos, tampak Adellia yang sudah berdiri di depan gerbang depan. Dia langsung menatapku dengan senyum khasnya yang selalu membuatku salah tingkah. Tapi sore itu aku melihatnya sangat berbeda dari biasanya, penampilannya benar-benar membuatku terpana.

Sore itu Adellia mengenakan kaos hitam dan celana training yang sangat pas dengan ukuran tubuhnya. Rambut panjangnya diikat gaya ponytail, membuatku tak bisa melepaskan pandanganku dari figurnya.

"Ram, ayo sini. Ngapain bengong doang," panggilnya dari gerbang.

Tak sadar, aku hanya diam bengong memandanginya beberapa detik. Teriakannya berhasil membangunkanku dari lamunan indah itu.

"Iya, Del. Sebentar, ya." Aku pun berteriak lalu bergegas lari ke arah gerbang.

Saat di lihat dari dekat, Adellia bahkan tampak lebih menawan. Aku tak yakin bisa joging dengan tenang jika bersamanya, karena aku yakin, semua pandangan mata, khususnya para lelaki pasti akan tertuju kepadanya. Apalagi di tempat ramai seperti lapangan kampus, sudah pasti Adellia akan menjadi pusat perhatian.

"Del, yakin nih mau jogging di lapangan?" tanyaku dengan ragu.

"Emangnya kenapa, Ram?" tanyanya balik dengan ekspresi bingung.

Aku mulai menggaruk kepalaku yang sebenarnya tak gatal. "Emangnya kamu gak bakal risih entar, kalo diliatin cowok-cowok di sana?"

Adellia malah tersenyum nyengir lalu dia berkata, "Hehe, justru karena itu makanya aku ngajakin kamu, Ram."

"Kayaknya aku bakal jadi bahan caci-makian massa di sana nih," ucapku lalu menghela nafas panjang.

"Hahahaha," Adellia pun tertawa terbahak-bahak.

"Bisa-bisa aku diejekin nih, karena deket sama kamu," candaku.

"Kenapa emangnya, Ram? Bajuku aneh ya?" tanya Adel sembari memandangi pakaiannya.

Aku berpura-pura memasang wajah serius sambil bergumam, "Hmmm ...."

Sedangkan Adellia menatapku dengan ekspresi bertanya-tanya, "Keliatan aneh ya?" tanya Adel.

"Iya, Del," balasku, "tapi lebih aneh orangnya, sih."

"Ihhh! minta dicubit lagi, nih!" ucapnya kesal.

Aku langsung berlari menjauhinya sembari tertawa dengan lepas.

Adellia kian menatapku tajam. "Udah ah, Ram. Berangkat aja, yuk."

Aku seketika berhenti lalu berkata, "Jangan dicubit tapi, ya."

"Iyaa ... iya ...," balasnya sembari memasang raut wajah tak rela.

Setelah berangkat, apa yang kuprediksi ternyata terjadi, sebab saat masih di perjalanan saja, mata para pria sudah tampak membelalak saat melihat figur Adellia. Beberapa dari mereka tampak menatapku dengan tatapan iri.

Awakening - Sixth SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang