22. Perasaan Kacau

Start from the beginning
                                    

"Duh, emang beneran ngorok, kak?" tanyaku malu

"Enggak kok, bercanda doang, hahaha," balasnya.

"Emang gak ada jadwal kelas hari ini kak?" tanyaku berbasa-basi.

"Nanti sore sih kelasnya. Makanya aku nongkrong di kantor BEM dulu. Omong-omong, kamu udah makan siang belom, Ram?" tanya Riska.

"Belum kak, soalnya aku dari tadi pagi ada di sini," ucapku sambil mengecek jam yang telah menunjukkan angka duabelas.

"Ya udah, makan bareng yuk di kantin," ajak Riska.

"Duluan aja deh, Kak. Aku masih pengen tidur aja," balasku.

"Ya udah, aku tungguin kamu sampe bangun lagi. Baru aku ajakin makan habis itu," balasnya sembari terkekeh.

Aku pun tak bisa lagi menolak ajakannya. "Duh, ya udah aku ngikut aja deh, kak."

Riska pun seketika tertawa melihat responku. "Nah gitu dong, haha."

Saat kami sedang diperjalanan menuju kantin, aku berpapasan dengan Steven yang sedang asik ngobrol bersama seorang wanita. Sepertinya wanita itu tidak asing bagiku, aku pernah melihatnya saat ospek dulu.

"Woi, Ram. Lo mau ke kantin?" tanya Steven.

"Iya, mau bareng gak?" tanyaku balik.

"Ayo, dah. Kenalin dulu nih, pacar gua namanya Jessica," ucapnya dengan percaya diri sembari menatapku dengan ekspresi tengilnya.

"Hai," ucap Jessica sambil menyalamku dan Riska.

Wanita bernama Jessica itu memiliki tubuh yang langsing, matanya sipit, kulitnya putih bersih dan rambutnya panjang sebahu. Jika diperhatikan, sepertinya dia memiliki darah keturunan tionghoa. Dia memiliki kesan yang modis dengan karakter yang tertutup.

Jadi wajar saja jika seorang Steven kepincut dan tertarik dengannya. Semoga saja hubungan mereka dapat berjalan dengan baik, karena aku tahu, biasanya hubungan asmara Steven tak berlangsung dalam waktu yang lama.

"Rama," ucapku singkat sembari membalas salamnya.

Setelah itu kami berjalan dan ngobrol santai menuju kantin. Saat sampai di kantin, tak sengaja aku melihat Adellia yang sedang duduk berdua dan berhadap-hadapan dengan pria yang kulihat tadi pagi.

Begitu juga dengan Steven dan Riska yang melihat ke arah Adellia lalu memandangku dengan tatapan aneh. Sepertinya mereka bingung dan penasaran tentang apa yang terjadi di antara kami berdua.

Aku tak memperdulikannya dan langsung memesan makanan lalu duduk di salah satu kursi yang jauh dari posisi Adellia. Aku mulai menyadari, aku hanya teman biasa bagi Adellia dan tak berhak untuk mencampuri urusan privasinya.

Beberapa saat kemudian, Steven, Riska dan Jessica selesai memesan makanan mereka lalu duduk di kursi yang ada di dekatku.

"Ram, lo lagi ada masalah sama Adel?" tanya Steven penasaran.

"Nggak kok, emangnya kenapa?" jawabku berusaha menutupinya.

"Serius? Itu dia lagi berduaan sama siapa coba?" tanya Steven lagi.

"Ribet lo, ah. Itu mah urusan privasi dia," jawabku.

"Jangan sampe nyesel loh, Ram. Keburu diembat cowok laen," ucap Steven dengan ekspresi serius.

Awakening - Sixth SenseWhere stories live. Discover now