7. Wanita yang Berdiri di Sudut Kelas

Zacznij od początku
                                    

"Jangan takut, aku tak berniat menyakitimu," ucapnya.

Mendengar ucapannya yang berusaha meyakinkanku, membuatku semakin curiga. Sebenarnya apa tujuannya untuk memanggilku. Mengapa dia tak mendatangiku langsung. Dari yang kupelajari sebelumnya, para praktisi supranatural tidak menyarankan untuk memercayai perkataan dari para makhluk astral. Alasannya, karena kebanyakan dari mereka sering berbohong dan menggunakan tipu muslihat untuk memperdaya manusia.

"Kita sudah pernah bertemu sebelumnya di depan istanaku." Suara itu seakan bergema di pendengaranku.

Di depan istana? apa istana yang dimaksud itu adalah istana yang pernah kulihat di mimpiku sebelumnya? Seingatku, yang pernah kutemui di depan istana itu adalah sosok pria berjubah merah. Aku masih mengingat perkataan Adellia kemarin, kalau sebenarnya sosok ini tidak berniat jahat dan hanya ingin menjaga saja. Jadi aku memutuskan untuk mengikuti ucapannya, lagipula aku tak tahu bagaimana cara kembali ke tubuh fisikku di dunia nyata.

Dengan hati-hati, langkah demi langkah berhasil kupijakkan, hingga aku tak tahu sudah berapa lama aku telah berjalan. Aku melihat munculnya suatu sinar putih dari ujung lorong. Saat mulai mendekati sinar itu, aku merasa seperti ditarik dan dihisap masuk kedalamnya. Sejenak kemudian, akupun tersadar bahwa aku sedang berdiri di depan sebuah pintu gerbang istana.

"Selamat datang," ucap seseorang dari arah belakangku.

Aku refleks berbalik kebelakang dan melihat seorang pria berjubah merah yang sedang berdiri tegak sambil menyilangkan kedua tangannya. Spontan, aku mundur beberapa langkah menjauh darinya.

Aku menatapnya dengan was-was. Jika kuperhatikan, tampangnya tampak seperti lelaki paruh baya dengan rambut panjang layaknya seorang pendekar. Yang paling mencolok dari wajahnya adalah tato mirip matahari di dahinya.

Melihat figurnya yang nampaknya tak berniat jahat, akupun mencoba memberanikan diri bertanya kepadanya, "Apa sebenarnya tujuanmu untuk mengikutiku?"

"Dulu aku telah berjanji dan ditugaskan oleh seseorang untuk melindungimu," jawabnya sambil menatapku datar.

"Siapa seseorang yang menugaskanmu itu?" tanyaku dengan penasaran.

"Kau tak perlu tahu," jawabnya dengan suara yang lantang. Pandangan matanya yang angkuh seakan menatapku rendah.

Rasa takutku pun berkurang setelah mengetahui tujuan sebenarnya. Penampilan dan gaya bicaranya yang sangat kaku mengingatkanku dengan karakter di film tema kerajaan. Karena masih sangat penasaran akan dirinya, akupun mencoba menggali informasi lebih dalam lagi.

"Boleh aku tau siapa nama aslimu?" tanyaku sambil memerhatikan ekspresi wajahnya.

"Kau belum pantas untuk mengetahui namaku, yang penting saat ini kau telah paham tujuanku. Sekarang sudah waktunya kau kembali ke duniamu," jawabnya dengan respon yang dingin.

Melihat responnya, aku mengerti kenapa Adellia mengatakan sifatnya galak. Terlintas dipikiranku, mungkin inilah rasanya berbicara dengan wanita yang sedang datang bulan. Tiba-tiba dia menatapku dengan tajam, sepertinya dia bisa mengetahui apa yang baru saja kupikirkan. Aku hanya bisa menyengir dan memandang sekitarku seakan-akan sedang mencari sesuatu.

"Bukannya aku tak mau kembali, tapi bagaimana caranya aku bisa kembali ke duniaku?" tanyaku dengan bingung sekaligus mengalihkan perhatian.

"Cukup niatkan dengan kuat dan tegas untuk kembali ke ragamu," jawabnya.

Akupun mengikuti perkataannya dan tiba-tiba saja, tubuhku bergetar dengan kencang. Pandanganku berubah menjadi gelap. Saat getarannya perlahan menghilang, aku akhirnya tersadar bahwa aku telah berhasil kembali ke ragaku yang sedang duduk bersila di atas kasur. Sungguh pengalaman yang luar dari biasa dan tak akan bisa terlupakan. Aku tak menyangka bisa mendapat pengalaman seperti ini di meditasi pertamaku.

Beberapa saat setelah mengingat dan memikirkan pengalamanku tadi, aku juga tak lupa untuk mengecek handphone yang terletak disebelahku. Ternyata jam telah menunjukkan angka satu. Artinya durasi meditasiku tadi sudah berkisar satu jam, pantas saja kakiku mati rasa saat ingin digerakkan. Begitu juga dengan sekujur tubuhku yang terasa sangat pegal.

Saat aku sibuk meregangkan tubuhku, tiba-tiba aku mendengar suara tawa cekikikan dari luar.

"Kikikikikikikik...."

Seingatku, sebelum meditasi tadi, semua penghuni kost sudah tidak terdengar lagi suaranya. Aku berpikir bahwa mereka semua sudah tidur dan beristirahat. Tapi aku mulai berpikir lagi, suara cekikikan itu bukanlah suara seorang laki-laki. Jadi, itu sebenarnya suara dari siapa?

Sebenarnya aku merasa takut, tetapi aku berusaha untuk mengabaikannya dan mengalihkan perhatianku dengan bermain game di handphone-ku. Suara itu muncul beberapa kali lalu tiba-tiba menghilang, aku menjadi makin parno karenanya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidur menggunakan headset sembari menyetel lagu sekeras mungkin.

<><><>

Suara langkah kaki beserta suara orang yang sedang sibuk berbicara berhasil membangunkan tidurku. Aku menyadari bahwa para penghuni kos lainnya sudah sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Tanda pagi telah tiba, walau masih merasa ngantuk, aku terpaksa harus bangun untuk bersiap-siap mengikuti kelas pagi ini. Nantinya aku berniat menceritakan apa yang kualami kemarin malam kepada Adel, tepatnya setelah kelas usai.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, akupun berangkat ke kampus dengan mood yang bagus dan bersemangat. Jika kuingat-ingat, sudah lama aku tidak merasa bersemangat seperti ini. Mungkin karena belakangan ini aku sedang tertarik dengan hal-hal yang berbau supranatural. Menggali informasi tentang supranatural seperti menjadi hobi baru bagiku.

Moodku yang tadinya bagus, berubah seketika setelah aku menginjakkan kaki didalam kelas. Saat memasuki kelas, tak sengaja aku melihat seorang wanita berpakaian putih dengan rambut panjang acak-acakan yang menutupi seluruh wajahnya. Wanita itu hanya berdiri diam, tak bergeming sama sekali, di salah satu sudut ruangan kelas. Sementara aku hanya bisa diam membeku setelah memandang figurnya. Hingga beberapa saat kemudian, aku mendengar seseorang berbisik ditelingaku.

"Kamu ngeliat cewe yang berdiri di sudut kelas itu ya, Ram?"

Bersambung ...

Awakening - Sixth SenseOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz