Prometheus Children 2 Chapter 6(part 3)

257 15 1
                                    

Akhirnya, upacara penerimaan dimulai. Di dalam aula gelap besar nan luas, dengan lampu disorotkan pada pusat podium, hiruk pikuk siswa terdengar dimana-mana. Di sampingku Albert duduk sambil membaca buku siswa yang baru saja kami terima. Lalu untuk Lilli, kami berpisah di pintu masuk karena kursi kelas penyihir dibedakan dengan kelas ksatria. Mungkin hal itu dilakukan untuk mempermudah pembagian kelas saat upacara ini selesai.

"Kukira upacara penerimaan siswa akan lebih ramai dari ini."

Sambil duduk di sebelah Albert, aku menggumamkan itu pelan.

"Upacara ini hanya untuk kelas militer seperti kita, untuk mereka yang mengambil kelas reguler, upacaranya akan di lakukan tiga hari lagi.

Dan di sampingku Albert menjawab dengan nada tidak senang.

"Benarkah? Tapi kenapa?"

Kenapa harus dipisah? Bukankah akan lebih menghemat pengeluaran jika dilakukan bersamaan?

"Kau tahu, di dunia ini ada orang-orang bodoh yang terlalu meninggikan statusnya. Dan hanya karena alasan bodoh semacam itu mereka menekan akademi agar tidak disatukan dengan kelas rendahan seperti kelas reguler."

Albert menjawab dengan sinis yang entah kenapa tidak cocok dengan wajah tampannya.

Tapi itu benar, aku pernah dengar jika sebelumnya akademi hanya menerima siswa dari para bangsawan. Lalu sekitar tiga tahun lalu kekaisaran menyadari jika bahkan diantara takyat biasa ada pula orang yang memiliki bakat. Dan mulai saat itu mereka mengubah aturan dengan mengijinkan rakyat biasa masuk dalam kelas militer dengan syarat tes yang sama dengan para bangsawan. Dan untuk menunjang hal tersebut, mereka juga membuka kelas reguler agar orang kaya yang bukan dari keluarga bangsawan bisa mendapat pendidikan layak. Meski dari sudut pandangku, kelas reguler memiliki fungsi utama untuk mencari dana dari orang-orang di luar anggota bangsawan. Seperti yang di harapkan dari akademi kelas atas, mereka melakukan segala cara untuk mempertahankan pendapatan mereka.

"Ah ...aku mengerti."

"Bahkan, antara penyihir dan ksatria juga ada kesenjangan sossial."

"Hah?"

Apa? Serius? Aku baru dengar tentang hal ini!

"Sebentar, aku belum dengar tentang hal ini."

"Secara umum, kelas kita sebagai ksatria berada di bawah para penyihir."

Kenapa strata sosial di dunia ini terlalu dikotak-kotakkan?

"Kau tahu Nicho, di dalam peperangan, pada saat pedang bisa membunuh seorang musuh, sihir bisa membinasakan sepuluh kali lipat lebih cepat."

Ah aku mengerti sekarang, singkatnya mereka menentukan nilai seseorang dengan mengukur efektifitas mereka ketika berada di lapangan.

"Bahkan tidak jarang mereka hanya menggunakan para ksatria sebagai perisai hidup."

"Bu-bukankah itu agak terlalu kejam?"

Bahkan jika ksatria tidak sehebat penyihir, setidaknya ada satu atau dua formasi yang mengkhususkan strategi jarak dekat bukan?

Mungkin benar, di jaman modern senjata api jarak jauh bisa menggeser penggunaan baju besi dan pedang seutuhnya. Tapi dunia ini berbeda, dunia ini memiliki logam yang lebih keras dari baja, dan sihir juga memiliki kelemahan pada casting yang lama dan tingkat kosentrasi pengguna yang tinggi.

"Tapi melihat dari waktu casting dan konsentrasi yang harus dilakukan, bukankah setidaknya ksatria masih memiliki kesempatan untuk menunjukan kelebihan mereka?"

"Harusnya memang begitu, tapi dalam duel setiap petarung harus berada pada jarak sepuluh meter, dan itu memberi keuntungan lebih pada penyihir yang bertarung pada jarak jauh."

Dari penjelasan Albert, aku tahu jika bahkan dalam duel penyihir lebih di untungkan, sehingga para ksatria hampir tidak memiliki kesempatan untuk membuktikan kelayakan mereka kecuali langsung di medan perang. Tentu penggunaan senjata jarak jauh semacam busur atau pisau lempar masih merupakan opsi yang bagus. Tapi sayangnya dengan baju besi berat yang ksatria gunakan, senjata semacam itu akan kurang efektif terutama jika penyihir bisa lebih dulu meng-cast sihir pelindung peringkat rendah semacam protection from arrow, atau wind force.

"Aku paham sekarang."

Saat kami sedang berbincang, seorang siswa naik keatas podium.

"Baiklah, selamat atas kalian yang sudah lolos dalam ujian penerimaan. Dengan kelulusan tersebut, itu adalah bukti bahwa kalian layak untuk menjadi pelindung masa depan kekaisaran ini. Lalu langsung saja, ini adalah sebuah kehormatan istimewa yang akan kalian terima. Karena orang yang akan memberi sambutan untuk kedatangan kalian adalah sang sword princess sendiri ..."

Saat itu tiba-tiba tepuk tangan menggema di dalam aula, wajah semua siswa menunjukan ekspresi tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Dan lagi, bukan hanya siswa dari kelas ksatria, bahkan mereka yang berada di kelas penyihir juga melakukan hal yang sama.

"Aku tidak percaya, nona sword princess ada di sini?!"

Di sampingku, Albert juga membuat wajah yang sama. Seingatku, saat dimana Albert yang terlihat cool membuat ekspresi yang tidak pas dengan penampilannya hanyalah saat aku menceritakan tentang The Witch Of Jealousy, mama Alice. Dan sekarang melihat dia membuat ekspresi yang sama, kupikir orang dengan julukan sword princess ini pasti bukan orang biasa, yah sebenarnya aku bisa tahu hanya dengan mendengar julukkanya.

Melihat pada arah tangan siswa itu menunjuk, aku melihat seorang gadis berambut pirang platinum berjalan ke tengah aula, dia mengenakan seragam yang mirip dengan Lilli, jika ada yang berbeda itu adalah dasi biru yang menunjukan kalau dia adalah senior kami, dan tidak adanya jubah yang dia kenakan menunjukkan kalau dia adalah siswa dari kelas ksatria.

Tapi, wajahnya ...wajah dengan kecantikkan luar biasa yang saat ini aku lihat, entah kenapa memberiku perasaan familiar yang sangat dalam.

"Sang Sword Princess, Elviana Fana Gladias!"

Bersamaan dengan suara tepuk tangan yang semakin gaduh, aku sadar. Jika orang yang mereka agungkan, orang yang mereka sebut sebagai Sword Princess, itu adalah Fiana. Gadis misterius yang aku temui desa Dullan.

"Di-dia seorang Sword Princes?"

Itu membuatku terkejut, bahkan aku merasa seperti dihantam dengan balok es. Baiklah sekarang aku mengerti kenapa kemampuan berpedangnya sangat hebat.

"Benar itu adalah Nona Fiana sang Sword Princess."

"Ja-jadi dia adalah orang yang hebat?"

"Apa yang kau katakan? Dia adalah ksatria termuda yang bahkan sudah mengikuti pertempuran dan menang dalam usia sebelas tahun. Dan saat ini, diluar statusnya sebagai siswa kelas dua, dia adalah orang yang secara resmi terdaftar dalam militer kekaisaran."

Dia memiliki pengalaman dalam perang sungguhan? Dan dia masih dianggap sebagai siswa?!

"Dan lagi, dia adalah putri pertama dari Arc Duke Gladias. Dengan karir yang cerah dan keturunan orang yang memiliki kekuasaan tertinggi setelah kaisar, dia adalah primadona setiap pria di benua ini. Dan aku dengar bahkan seorang pangeran tidak bisa menakhlukan hatinya, menjadikanya sebagai bunga berduri yang tidak terjangkau."

Maaf Al, dari semua penjelasanmu aku hanya mendengar 'masalah' yang mungkin terjadi jika aku terlalu dekat dengannya.

Tidak, dia adalah seorang Sword Princess, harusnya kesempatan dia bisa dekat dengan seorang bangsawan yang tidak diakui seperti diriku sangatlah kecil. Bahkan jika kami cukup dekat selama perjalan menuju kota akademi, bukan berarti dia akan benar-benar menganggapku sebagai teman. Ya kalau hanya kenalan, dengan statusnya sebagai Sword Princess aku yakin dia memiliki orang yang lebih penting untuk diutamakan, dengan kata lain Safe!

Memikirkan itu aku menenangkan diriku, kembali duduk dikursi dengan damai membiarkan orang-orang di sekelilingku bersorak. Lalu setelah itu mendengar sambutan dari sang Sword Princess seolah itu adalah hal yang normal.

'Semuanya akan baik-baik saja' pikirku.

Hingga secara tidak sengaja pandangan kami bertemu saat matanya melihat keseluruh aula ruangan. Mungkin hanya perasaanku, tapi aku merasa kalau meski hanya sebentar, dia memandangku dengan lekat. Tidak, itu pasti hanya perasaanku!

Prometheus ChildrenDär berättelser lever. Upptäck nu