Chapter 12

2.4K 209 15
                                    

"Ya itu adalah diriku, aku adalah orang yang diberikan hak untuk memulai semuanya."

Menjawab pertanyaanku, gadis itu tersenyum.

Saat itu aku tidak tahu bagaimana harus menanggapinya, tapi kalimat ambigu yang dia katakan entah kenapa memberikan perasaan tidak nyaman padaku.

"Saat aku bilang memulai semuanya, itu bukan sebuah kiasan, aku benar-benar orang yang sudah memulai penciptaan."

Dan menanggapi ekspresi rumit yang aku buat, gadis itu kembali menjelaskan sesuatu yang semakin tidak bisa aku terima.

"Sebentar, jika kau adalah yang memulai penciptaan, bukankah berarti kau itu...."

Tuhan, itulah yang aku pikirkan.

"Sebagai catatan, meski aku adalah yang memulai, bukan berarti aku memiliki Otoritas penuh atas penciptaan. Jadi, jika kau ingin menganggapku sebagai Tuhan, kau salah besar."

Tapi, belum sempat aku mengatakannya, gadis itu memotong kalimatku dan menjelaskan jika dia tidak seperti apa yang aku pikirkan.

" Jika diibaratkan dengan cara manusia, bisa dibilang aku adalah alat yang mewujudkan keinginan dari sang pencipta yang sesungguhnya."

Menjelaskan seperti seorang guru, gadis itu tersenyum sambil melipat tangannya.

"Ah, apa aku sudah terlalu banyak bicara?"

"Yah, begitulah, jujur aku tidak terlalu mengerti dengan apa yang kau katakan."

Tapi, ada satuhal yang membuatku benar-benar yakin.

"Tapi, ada satuhal yang aku mengerti dari situasi ini."

"Hmm?"

Memiringkan kepalanya, gadis itu memandangku dengan bingung.

"Kau adalah orang yang sudah membawaku ke dunia ini setelah aku mati,'kan?"

Untuk beberapa saat dia terdiam mendengar pertanyaanku, dan...

"Ah, soal itu...."

Tiba-tiba wajah manisnya kehilangan kepolosan yang selalu dia tunjukan, berganti dengan wajah penyesalan yang entah kenapa membuatku tidak nyaman.

"Kau benar, aku akan minta maaf sebanyak apapun yang kau mau jika kau tidak menyukainya. Tapi, saat ini aku membutuhkan bantuanmu."

"Untuk makhluk yang mengawali penciptaan meminta bantuan dari manusia sepertiku?"

"Aku tahu ini memalukan, tapi lihat, makhluk dengan kemampuan yang hampir sama dengan Sang Pencipta kini terkurung dalam labirin abadi dan tidak bisa keluar."

Meski dia bilang begitu, entah kenapa aku tetap tidak bisa mempercayainya. Secara logika, dengan kemampuan sebesar itu harusnya dia bisa dengan mudah merekontruksi semua ciptaan, termasuk labirin ini.

Dan saat aku menanyakanya...

"Harusnya hal itu mungkin untuk di lakukan, tapi tidak dengan mata kananku seperti ini."

Dia menjawab dengan lesu sambil menunjuk mata kananya yang di tutup dengan penutup mata dari logam.

"Untuk bisa merekonstruksi sebuah ciptaan, aku harus bisa membaca kode didalamnya dan memahami hukum yang berlaku di sana, dan dengan kemampuan utamaku di segel oleh penutup logam ini...."

Mungkin itu berarti dia kehilangan kemampuanya untuk menganalisa.

"Terlebih lagi, setiap kali aku menggunakan kekuatanku, Labirin ini akan segera menguncinya, membuatku hanya bisa menggunakannya sekali saja."

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now