prometheus Children 3 chapter 2(part 2)

109 10 4
                                    

Setelah berpisah dengan Lilly dan Gloria, aku segera menuju lobby untuk bertanya tentang apa yang harus di lakukan seorang Vallet.

Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini aku merasa Lilly agak sedikit sibuk, biasanya dia akan terus bersamaku sampai jam makan malam, tapi beberapa hari ini dia akan pulang ke asramanya dulu sebelum datang ke ruanganku. Bukan berarti aku kesepian, sejujurnya jika dia tidak datangpun aku tidak akan mempermasalahkanya.

Saat aku memikirkan itu, tanpa sadar aku sudah sampai di meja informasi lobby. Ah, benar aku harus menanyakan tentang tugasku sebagai Vallet.

Dari sana aku diberitahu jika seorang vallet harus bisa melayani masternya, tentu tidak harus melayani mereka seperti layaknya butler atau maid. Tapi lebih mirip seperti hubungan murid dan guru.

Mungkin membersihkan kamar atau membawakan barang bisa di jadikan contoh pekerjaan yang harus dilakukan.

Selain itu, karena sekolah ini berbasis militer, kepatuhan juga merupakan hal yang harus di lakukan oleh vallet pada masternya. Bagi vallet, diluar aturan resmi militer, masternya adalah kapten yang harus dia patuhi.

Mendengar itu aku hanya bisa tersenyum kecut. Jadi mau tidak mau aku harus patuh pada Sakuya Senyor huh? Meski aku menjadi vallet-nya hanya untuk formalitas.

Sejujurnya, meski aku bilang tidak ingin tahu tentang alasan sebenarnya dia menjalin kontak denganku, didalam hatiku aku merasa penasaran.

Sambil enghela nafas panjang, aku berjalan cepat kembali ke asrama ksatria.

Saat aku sampai disana, ruangan masih terlihat sepi. Ada suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya Micky sedang mandi, apa  sebaiknya aku masak makan malam dulu?

Melemparkan tasku keatas kasur, aku berjalan menuju pintu dapur.

Hingga akhirnya...

"Oh Nicho kau sudah kembali?"

Micky yang keluar dari kamar mandi menyapaku.

".... "

Seperti biasa, penampilannya benar-benar membuat otakku bingung memproses apa yang aku lihat.

Dia memakai handuk hingga kedada dengan rambut basahnya yang terurai, dan ditambah wajah cantiknya yang sedang tersenyum, itu benar-benar membuat adik kecilku bingung harus bagaimana menanggapinya. Dan hal ini terus berulang selama hampir sebulan.

"Micky diam disana."

Baiklah, sepertinya tidak ada cara lain, aku tidak bisa membuat hal ini terus membebaniku. Aku harus memastikannya secara langsung!

Memantapkan itu didalam hatiku, aku dengan cepat berlari kearah Micky dan bersiap merebut handuknya!

"Cih!"

Tapi sayang dia bisa menepis tanganku dan menghindar.

"Ni-Nico? A-apa yang kau lakukan? "

"Maaf Micky, tapi aku harus memastikanya sendiri! "

"Huuh?! A-apa yang kau bicarakan?!"

Mengulangi gerakan yang sama, tapi Micky masih bisa menghindar meski sambil memegangi handuknya dengan satu tangan.

Dia hebat! Bahkan didalam tempat sempit seperti ini dia bisa menghindari semua gerakkanku! Tapi aku tidak akan menyerah! Aku hanya perlu memastikan ada gajah kecil disana dan semuanya akan berakhir!

Gerakan yang sama tidak akan mempan padanya, karena itu aku harus menggunakan cara lain!

Tepat saat Micky menepis tanganku untuk sekian kalinya, aku langsung menangkap tangannya, dan menggunakan jurus pengalihan kekuatan tehnik croisant untuk melemparnya ke ranjang.

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now