Chapter 7 Alice Despair

2.5K 218 26
                                    

***

Malam semakin larut, dan Alice memulai operasi pertahanannya. Fokus utama dalam rencana ini adalah bertahan selama mungkin untuk membiarkan penduduk mengungsi kemudian menggunakan sihir sekala besar yang Alice miliki untuk memusnahkan para daemon dalam satu serangan.

Sabar, aku harus lebih bersabar, masih banyak orang tertinggal di kota.

Menekankan itu di dalam hatinya, Alice memandang kota peninggalan suami tercintanya yang terbakar.

Ini sudah hampir satu jam sejak Alice tiba di tempat pengungsian, beruntung karena para mage bergerak cepat dalam pembentukkan dinding sihir sehingga mereka bisa mengamankan setengah dari kota Aren di dalam dinding pelindung. Meski begitu, masih banyak orang yang terjebak di luar dinding, meski ksatria penjaga dan petualang sudah di kerahkan tapi pencarian penduduk masih sangat sulit di lakukan, karena daemon yang terus bermunculan.

Beberapa saat yang lalu Alice baru saja menggunakan salah satu sihir terkuatnya, Terarium Judgement untuk mengurangi jumlah daemon yang mengepung. Tapi, bahkan setelah menggunakan serangan area super luas seperti itupun, para daemon masih belum bisa di hentikan.

Apa aku harus menggunakannya lagi?

Itu adalah apa yang Alice pikirkan saat ini, tapi melihat seberapa besar beban mental yang harus di tanggung olehnya, Alice harus berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk menggunakan sihir itu sekali lagi.

Ya, Terarium Judgement, itu adalah sebuah sihir spesial berskala luas yang masuk dalam kategori sihir ritual. Dengan kata lain, untuk menggunakan sihir semacam itu seharusnya membutuhkan banyak orang untuk mengurangi beban mental yang di terima.

Dan Alice menggunakan sihir semacam itu seorang diri, dia menggunakan sihir yang seharusnya di casting oleh tiga belas orang sendirian. Tentu saat ini dia mengalami kelelahan mental yang luar biasa, tapi melihat perkembangan keadaan saat ini, jika skenario terburuk benar-benar terjadi maka dia tidak akan ragu untuk menggunakan sihir yang bahkan memberikan tekanan mental sangat hebat pada seorang Great Witch sepertinya sekali lagi.

"Nona Alice, anda tidak apa-apa?"

Melihat Alice yang membuat ekpresi tegang, Theressa yang dari tadi hanya memandang Alice dengan diam bertanya dengan khawatir?

"Theressa? Unn, aku tidak apa-apa."

Menghindari tatapan Theressa, Alice menutupi kelelahanya dengan topeng yang dia sebut senyuman.

"Ngomong-ngomong bagaimana keadaan Lilli?"

Mengubah topik pembicaraan seolah tidak ada yang terjadi, Alice mencoba mengalihkan perhatian Theressa.

"Dia sedang tidak sadarkan diri di tenda, Saya tidak tahu apa yang terjadi. Tapi sepertinya, trauma yang dia dapat membuatnya kehilangan kesadaran."

"Unn, begitu....trauma, Aku ingin tahu hal macam apa yang sudah dialami anak itu. "

Sambil bergumam, Alice mengingat kembali pada apa yang teman lamanya; Asherah katakan beberapa saat yang lalu, bahwa Lilli adalah sumber dari bencana ini. Dia adalah kunci yang bisa mengungkap siapa orang yang berada di balik penyerangan ini.

Tapi, meski Alice tahu sampai sejauh itu, dia tetap tidak bisa menemukan jalan untuk menyelesaikan masalah yang ada di depanya. Tidak, mungkin sebagai Witches of jealousy dia bisa menyelesaikannya dengan sangat mudah, tapi sebagai Alice ... itu bukanlah hal yang mudah untuk di putuskan.

Apa aku harus menggunakan anak itu sebagai umpan? Ya, bahkan jika rencana itu gagal, setidaknya aku pasti akan bisa memancing dalang di balik bencana ini. Dan jika dia terus melawan dan menggunakan Lilli sebagai sandra, maka aku hanya perlu membunuh Lilli bersama dengannya.

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now