Chapter 10

2.5K 208 13
                                    

Mungkin sudah hampir satu jam sejak Alice pergi mengikuti Asherah, meninggalkan sang maid ; Theressa untuk menjaga Lilli yang tidak sadarkan diri.

Menggenggam tanganya kuat di dada, Theressa melihat pada ratusan prajurit yang berusaha keras membinasakan pasukan daemon. Pelan tapi pasti, mereka menekan para daemon untuk mundur.

Melihat pemandangan itu, Theressa semakin mempererat genggamannya. Ya, pemandangan ini mengingatkan Theressa pada hal buruk yang dulu pernah terjadi pada sukunya.

Mungkin lima belas tahun sudah berlalu sejak saat itu terjadi, saat suku dimana dia tinggal dimusnahkan oleh raja yang memerintah pada masa itu.

Dia tidak tahu alasan pastinya, tapi dia mendengar jika sukunya dianggap sesat dengan alasan tidak masuk akal. Dimana pihak kuil tiba-tiba membuat fatwa bahwa spirit yang tidak mau menerima kontrak dengan manusia akan di anggap sebagai iblis. Dan itu membuat sukunya yang memiliki ikatan spesial dengan Earth Bound Spirit di anggap sebagai orang sesat.

Mungkin benar jika Earth Bound Spirit yang mengikat kontrak langsung dengan ibu bumi memiliki kekuatan yang hampir sama dengan primal beast, dan karena hal itu pula mereka menjadi sesuatu yang tidak mungkin untuk dikendalikan.

Tapi, hanya karena mereka adalah spirit yang bebas berjalan di dunia manusia tanpa kontrak, bukan berarti mereka adalah makhluk berbahaya yang pantas di sebut iblis. Bahkan dalam kenyataannya, mereka cenderung pasif terhadap dunia luar.

Akan tetapi, meski sudah melihat semua itu, pihak kuil masih tetap membuat fatwa yang berujung pada penangkapan masal pada suku dimana Theressa tinggal. Mengingat itu semua, Theressa sesaat berpikir, jika bencana ini memang pantas untuk orang-orang yang berada di bawah kerajaan yang dulu sudah memperlakukan sukunya dengan tidak adil.

Jika saja bukan karena Alice yang sudah menolong Theressa membentuk kembali sukunya, dan melindungi mereka di bawah kekuasaanya sebagai Great Witch, Theressa akan dengan senang hati membuat bencana ini semakin kacau.

Aku hanya di perintahkan untuk menjaga Lilli, jadi aku tidak perlu membantu mereka kan?

Memikirkan itu, Theressa menghembuskan nafas panjang untuk menenangkan diri.

Meski statusnya hanyalah maid, tapi dibalik sifat anggun yang dia tunjukan, Theressa memiliki rahasia yang tidak ingin dia ungkap.

Dia adalah seorang penyihir yang bisa di katakan paling kuat di kelasnya.

Ya, sejak penyerangan pada sukunya, Theressa yang memendam dendam pada fraksi kuil mulai mempelajari sihir hitam dari perpustakaan terlarang yang tersembunyi di bawah tanah desanya. Bertahun-tahun dia mendekam dalam kegelapan, mempelajari tehnik pengolahan kode terlarang.

Meski pada akhirnya dia hampir tidak pernah menggunakan kemampuanya karena bertemu dengan Alice, Theressa masihlah seorang penyihir yang bisa di bilang cukup berbahaya.

"Hmm? Jadi kau masih di sini?"

Saat Theressa sedang melamun sambil melihat prajurit yang sedang berjuang, suara yang terdengar familiar tiba-tiba menyapanya.

"Ah, anda sudah kembali?"

Itu adalah The Witch Of Volcano, Aserah Azza Zababa yang mendekat dari langit.

"Unn, ada sedikit masalah tapi aku berhasil mengatasinya."

"Lalu bagaimana dengan Nona Alice?"

"Alice? Dia bilang akan mencari anaknya sendiri dan menyuruhku kembali untuk melindungi kalian."

"Be-begitukah?"

"Unn, ah... ada sesuatu yang Alice titipkan padaku untukmu."

Melihat Asherah mengatakan itu sambil menjulurkan tanganya yang seperti menggenggam sesuatu, Theressa dengan tenang menerima tangan tersebut...

Tapi, tiba-tiba Asherah mengacungkan telunjuknya.

"Guuu!!!"

Dan dari sana, sebuah cahaya merah seperti laser di tembakan menembus dada Theressa.

"Kau!!!"

"Ufufu, kau suka dengan kejutanku?"

"Kenapa...?!"

Terjatuh pada lututnya sambil menahan luka di dada, Theressa menatap penyihir besar di depanya dengan tajam.

"Nona... Asherah?...."

"Aku tidak memiliki dendam padamu, tapi aku harus melakukan ini demi tujuanku, jika kau ingin membenci dan mengutukku, kau boleh melakukannya sebanyak yang kau mau."

Mengatakan itu lirih, Asherah berjalan melewati Theresa yang terkapar di tanah, mendekati tenda dimana Lilli di tidurkan, tapi...

"Aku tidak akan membiarkanmu melangkah lebih jauh!!!"

Memaksakan dirinya untuk bangun, Theressa mengarahkan telapak tanganya pada Asherah. Memusatkan mana, Theressa melafalkan mantra dan bersiap untuk menyerang.

"Tembus, hancurkan! Tunjukan pada mereka kemarahan dari kelembutan sang air! Wate-!"

"Torment!!"

Tapi, sayang kemampuan penyihir setingkat dirinya masih tidak bisa di bandingkan dengan seorang Great Witch. Hanya dengan satu kata, Asherah dengan mudah membalikan keadaan.

Memunculkan sulur berduri dari tanah, Asherah menusuk lengan, dada dan pundak kiri Theressa dengan kejam.

"Water lance, aku terkejut kau bisa mengaktifkannya dengan mantra sependek itu. Tapi, kau juga harus tahu di mana tempatmu, kau harus tahu jika penyihir selevel dirimu tidak akan bisa menyentuhku."

Rasa darah menyebar di mulut Theressa, dia tidak bisa melakukan apapun selain menatap punggung sang Great Witch yang dengan mudah melumpuhkanya bahkan tanpa berbalik.

"Aku tidak tahu kemampuan macam apa yang terus membuatmu tetap hidup meski dengan luka seperti itu, tapi sepertinya kemampuan itu tidak membuatmu abadi. Ah, apa sebaiknya aku sedikit bermain-main denganmu?"

Masih tanpa melihat pada Theressa, Asherah berbicara dengan dingin, membuat punggung Theressa terasa membeku.

Apa aku akan mati?

Saat itu, itu adalah apa yang bisa Theressa pikirkan, tapi....

"Aku hanya bercanda, karena kau sudah menunjukan sesuatu yang menarik, aku akan membiarkanmu hidup untuk sekarang."

Berkata lirih, Asherah berbicara dengan riang seolah dia sedang bermain-main.

"Tapi lain kali, aku tidak akan sebaik ini."

Tapi secara tiba-tiba tekanan suaranya berubah menjadi mengancam.

Sedikit membalikan wajahnya, Asherah melirik pada Theressa yang bermandikan darah. Itu adalah tatapan mata yang penuh dengan kekejaman, seolah mata itu sama sekali tidak mengenal belas kasihan.

Dan dengan satu buah jentikkan jari....

"Sleep."

Kesadaran Theressa tiba-tiba menghilang.

"Bahkan dalam kondisi tidur, kemampuan regenerasimu tidak menurun? Sepertinya aku tahu alasan kenapa Alice menjadikanmu pelayannya."

Bergumam pelan, Asherah meninggalkan Theressa yang kini tergeletak di tanah. Pelan, dia meninggalkan sang gadis yang kini terlelap dalam tidurnya, menuju tempat di mana buruannya berada.

Tapi, sepertinya dia tidak perlu lagi repot-repot mencari buruan yang ingin dia tangkap, karena buruanya; Lilli, kini sedang mengintip dari celah tirai tenda dengan penuh ketakutan.

"Hmm? Apa aku membangunkanmu, Tuan Putri?"

Membuat senyum semanis mungkin, Asherah bertanya dengan lembut, tapi sayang, kalimat manis yang Asherah katakan justru membuat sesuatu yang lebih buruk terbangkitkan.

Note:

Sory y guys skarang Othor updatenya jarang, soalnya kerjaan Othor makin numpuk, dan yah akhirnya chapter ini selesai... silahkan di nikmati.

Seperpi biasa, Othor minta kritik dan saranya ya guys👌

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now