Epilog(Part 1)

126 9 2
                                    

Di atas awan, sebuah kapal yang terbang dengan bergantung pada balon besar di atasnya melayang dengan gagah. Itu adalah sebuah tehnologi yang harusnya sudah terlupakan, sebuah peralatan dari masa tiga ribu tahun yang lalu, sebuah kapal yang di ciptakan oleh sebuah negeri yang di hancurkan oleh The Witch of Jealousy, Alicteria Lana Ophelia dalam satu malam.

Di atasnya, seorang wanita berambut pirang bergelombang melihat pada kota akademi yang menjadi gelap karena rusaknya sumber tenaga.

Terlihat berada pada pertengahan usia dua puluhan, gadis itu memiliki wajah cantik jelita dan tubuh yang sangat indah. Sungguh, itu adalah kecantikkan dewasa yang hanya bisa di katakan sebagai ' perwujudan dari apa yang diinginkan setiap lelaki'.

Tapi, di balik kecantikkannya yang seolah berada di dunia lain, gadis itu adalah salah satu orang paling berbahaya di dunia ini. Ya, namanya adalah Argenda Ronna Entheufusia, peringkat ke-8 dari tiga belas great witches.

"Oya? Kalian sudah kembali? "

Menengok kebelakang sambil menunjukkan wajah manisnya yang terlihat seperti boneka, Argenda melihat pada tiga orang yang tiba-tiba muncul di belakangnya dari sebuah lingkaran sihir.

"Tapi melihat dari luka yang kalian derita, sepertinya misi ini tidak berjalan mulus. "

"Paling tidak kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. "

Menanggapi apa yang Argenda katakan, lelaki berambut pirang yang menjadi pemimpin kelompok, menunjukkan sebuah pisau dengan bilah berlekuk yang dia sembunyikan di dalam jubahnya.

"Hmm, Nagagini Divasvara, aku tidak menyangka kalian benar-benar bisa mendapatkannya. Mungkin, aku harus sedikit menaikan penilaian ku pada kalian, bukan kah begitu Albert? Atau mungkin aku harus memanggilmu—

" Nona Argenda! "

Albert, Laki-laki muda yang menjadi pemimpin kelompok tersebut tiba-tiba memotong kalimat sang Great Witch. Sesuatu yang tak terbayangkan bagi kedua rekannya yang terluka di belakang.

"Oya? Kau tidak ingin aku menyebutnya? Tapi kenapa? Apa karena semua hal tentang dirimu hanyalah akumulasi dari kepalsuan? "

Dia sedang dipermainkan, Albert tahu dengan pasti, tapi dia tidak bisa melakukan apapun untuk menolaknya.

"Dengan begini misi kita selesai, sebaiknya kita segera pergi dari sini."

"Aahh, benar-benar lelaki yang membosankan. "

Menahan kemarahannya, Albert mengabaikan provokasi Argenda. Lagi pula, tidak akan ada hal baik yang dia dapat jika dia sampai menarik perhatian penyihir tersebut.

"Tunggu sebentar, ada satu hal yang ingin aku lakukan. "

Menghentikan Albert, Argenda kembali memandang jauh pada kota akademi di bawahnya.

"Aku merasa ini kesempatan yang bagus, aku tidak mengira jika wanita itu ada di sini menjabat sebagai kepala sekolah. "

"Nona Argenda, kau mengintai kami?"

Melihat penyihir ini bisa tahu hal itu, Albert merasa jika dia sudah berada di genggaman Argenda sejak awal.

"Bukan berarti aku tidak percaya pada kalian, kemampuan kalian sudah tidak di ragukan lagi, tapi bukan berarti aku akan membiarkan kalian bergerak sesuka kalian begitu saja. "

".... "

Orang ini benar-benar berbahaya, Albert tidak tahu bagaimana cara dia melakukan pengintaian. Tidak, harusnya Albert sudah memastikan tidak ada satupun familiar yang mengawasi pergerakkanya.

Tapi orang ini, dia yang bisa mengawasi semua pergerakan Albert bahkan tanpa dia ketahui, orang ini benar-benar tidak bisa di remehkan, seperti yang di harapkan dari seorang Great Witches.

"Lalu apa yang ingin anda lakukan? "

"Hmm, Kira-kira apa ya?"

Itu adalah senyum manis dengan nada yang imut, tapi entah kenapa hal itu justru membuat Albert merasa merinding di sekujur tubuhnya.

Karena bersamaan dengan sang great witches yang mengangkat tangannya, sebuah lingkaran sihir raksasa tercipta di langit. Itu adalah sebuah mantra ritual, harusnya mantra semacam ini tidak bisa di gunakan oleh satu orang.

"Aku tidak bisa menggunakan mantra ini secepat Aliceteria yang hanya perlu menjentikkan jarinya, tapi setidaknya aku bisa menghasilkan daya hancur yang sama."

Ya, itu adalah Terarium Judgement, sebuah sihir anti - Fortress class yang bisa menghancurkan sebuah kota dalam satu serangan.

Tentu jika di bandingkan dengan signature spell milik alice An Gartha Keegal shee, yang memiliki kelas Anti-Mountain. Daya hancurnya memiliki perbedaan yang sangat jauh, tapi tetap saja ini adalah sihir yang seharusnya tidak boleh digunakan tanpa alasan.

"Nona Argenda... "

"Kau tahu, gadis kecil bernama Alexandra itu, dia memiliki pengetahuan yang cukup berbahaya, kupikir kita harus segera melenyapkannya. "

"Tapi, dengan sihir semacam ini.... "

"Hmm? Sedikit pengorbanan harusnya cukup setara untuk membunuhnya. "

Tentu pengorbanan yang penyihir ini maksud adalah, seluruh akademi dan mereka yang ada di dalamnya. Hanya dengan melihat skala sihir yang akan di lancarkan, Albert sangat mengerti apa yang akan terjadi.

"....!!! "

Albert tidak bisa menerimanya, bahkan untuk orang yang berjalan di dunia gelap sepertinya, pembantaian dalam sekala ini dan menyebutnya dengan 'sedikit pengorbanan' adalah sesuatu yang tidak bisa dia terima.

Tapi, dia tahu jika dia tidak bisa melawan, dia tahu jika bahkan dengan seluruh kelompoknya, dia tidak akan bisa melukai ujung jari dari penyihir ini.

Lalu apa yang harus dia lakukan? Menahan seluruh perasaanya, Albert hanya bisa diam sambil menggeretakan giginya, melihat lingkaran sihir yang semakin membesar menyelimuti seluruh langit.

Di sisi lain, Fiana dan Alexandra yang segera keluar untuk memastikan apa yang terjadi, hanya bisa tertegun melihat pemandangan yang ada di langit malam.

Bahkan Alexandra yang merupakan penyihir veteran tidak bisa menahan kengerian dan terduduk lemas melihat apa yang terjadi. Ya, sihir semacam ini berada di luar kendalinya, bahkan penyihir dari pasukan khusus sepertinya tidak bisa melakukan apapun untuk mengatasinya. Karena dia tahu dengan pasti, dengan kecepatan pembentukkan lingkaran sihir yang dia lihat, orang yang bisa melakukan ini hanyalah great withces.

Dan Fiana, dia tidak menyangka, getaran kekuatan sihir yang mereka rasakan adalah sebuah sihir pemusnah masal yang di lukiskan di langit akademi.

Sedangkan di kota akademi, semua orang keluar rumah dan memandang ke langit, mengagumi lingkaran indah yang mewarnai langit malam. Tanpa mengetahui, bencana yang sedang mereka hadapi

Author note:

Ya hallo!

Akhirnya arc ini hampir final, g nyangka bakal bisa nyelesein arc dua. Btw seperti biasa Otor mau minta kritik dan saran pada kalian, supaya Otor makin berkembang.

Jadi selamat menikmati cerita ini.

Ciao!!!

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now