Prometheus Children 2 Chapter 10(Part 1)

176 10 4
                                    

"Fiana Senyor! Tuan Muda! Menghindar!"

Bersama dengan suara teriakan dari dalam kegelapan. Puluhan anak panah es dilepaskan menghujam ke arah musuh. Nicho dan Fiana hanya bisa terdiam melihat apa yang tiba-tiba terjadi. Bahkan, Kepala Sekolah Alexandra yang masih berusaha keras menghentikan penadarahan lukanya, juga terkejut dengan serangan dadakan yang datang.

"Begitu, jadi ini yang terjadi."

Berjalan pelan, sosok seorang gadis muda samar-samar mulai terlihat dari dalam kegelapan. Rambut perak kebiruan dengan mata biru seperti batu mulia. Memegang tongkat panjang(staff) di tangan kirinya, dia memandang tajam pada semua orang.

"Lilli?!"

Ya itu adalah maid kedua dari keluarga Silvester, Lilliana Ella Silveria. Nicho yang masih panik karena hampir ikut terkena serangan panah es yang dilepaskan, tidak bisa menahan keterkejutanya. Dia tidak menyangka jika Lilli akan sampai ketempat ini.

"Tuan Muda, Setelah ini saya ingin anda menjelaskan semuanya."

"Ba-baik...."

Lilli memandang Nicho dengan senyum seperti setan. Bahkan Fiana hanya bisa tersenyum kecut melihatnya.

"Saya tidak menyangka, Tuan Muda merahasiakan hal berbahaya semacam ini pada saya."

Dia marah, dia benar-benar marah.

"Ngomong-ngomong soal berbahaya, bukankah seranganmu juga hampir mengenaiku?"

Membuat senyum seramah mungkin, Nicho mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Tuan Muda diam saja!"

"....!!"

Tapi dia langsung di tembak jatuh hanya dengan satu kalimat.

Ini dimulai sejak pagi ini. Lilli yang menjemput Tuan Mudanya di asrama, justru mendapati Nicho sudah tidak ada di kamar. Bahkan saat jam istirahat, dia tidak bisa menemukannya.

Hingga saat dia sedang melakukan duel dengan siswa yang tidak bisa menerima budak sepertinya menjadi seorang pride, keadaan ganjil tiba-tiba terjadi. Dinding pelindung beserta sumber tenaga utama akademi tiba-tiba mati. Dia sudah menduga, jika hal ini pasti berkaitan dengan perginya tuan muda yang dia layani.

Meski begitu, dia tidak tahu harus melakukan apa untuk menemukannya. Di tambah dengan adanya kelompok orang-orang berjubah yang tiba-tiba mengacau. Lilli semakin merasa jika keadaan sudah berada di luar kendali akademi.

Dengan adanya pertarungan yang terjadi antara penyusup dan penjaga di beberapa titik, itu membuat sihir deteksi yang Lilli gunakan untuk mencari tuannya terganggu. Berbeda dengan Eye of Creator Nicho yang benar-benar bisa memproyeksikan keadaan suatu tempat secara utuh dalam sebuah peta tiga dimensi, sihir deteksi reguler hanya bisa membuat penggunanya merasakan sebuah keadaan atau keberadaan pada wilayah terbatas. Seperti radar sonar.

Beruntung, Lilli menyadari adanya pertarungan didalam ruang penyimpanan artefak akademi. Dan mengingat sifat tuannya yang selalu tanpa basa-basi masuk kedalam masalah, dia memutuskan untuk pergi ketempat itu lebih dulu. Meski cukup memakan waktu hanya untuk menemukan jalur yang benar, pada akhirnya dia berhasil menemukan tuan muda yang dia cari.

Meski seperti biasa, dia mendapati tuannya tersangkut masalah yang tidak seharusnya dia masuki. Lilli tahu semuanya akan berakhir seperti ini, ini juga adalah salahnya karena ingin memberikan Nicho sedikit ruang bebas. Tapi, dia tidak menyangka bahwa masalah sebesar ini akan datang hanya dalam waktu dua hari setelah dia memutuskan hal itu.

Melihat itu, Lilli hanya bisa menghela nafas panjang. Dia tidak bisa mengerti, tuan mudanya yang selalu berkata "Jika kau tidak bisa bertanggung jawab sampai akhir, maka jangan melakukan apapun." justru selalu masuk dalam masalah. Ini sudah sering terjadi sejak mereka masih menjadi petualang. Nicho selalu berkata untuk tidak ikut campur sesuatu yang bukan urusan mereka.

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now