Phrometeus Children 2: prolog(part 1): They Who Hide Inside The Shadow

1.3K 140 109
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kilatan garis pedang membelah udara, bersamaan dengan semburan darah yang menyebar sebuah kepala terbang keudara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kilatan garis pedang membelah udara, bersamaan dengan semburan darah yang menyebar sebuah kepala terbang keudara. Meski kehilangan kepala, tubuh kekar dengan banyak bulu itu masih mengayunkan gada kayu besar di tangannya dengan liar.

"Woy, bagaimana dia bisa bergerak meski sudah kehilangan kepala?!"

Audrey, seorang petualang dengan spesialisasi pertahanan berteriak sambil terus menahan serangan gada itu dengan prisainya.

"Bertahanlah, dia memang sudah mati, gerakkanya akan berhenti setelah beberapa saat."

Di belakangnya, seorang gadis berbicara dengan acuh. Bertubuh seperti anak kecil, tapi di balik penampilan lucunya, dia adalah seorang Rogue berperingkat 'logam'. Telinga kelincinya yang menunjukan ciri khas dari ras Grasswalker bergerak-gerak untuk mengawasi wilayah di sekitarnya.

(Note: dalam guild petualang peringkat petualang di bagi menjadi kayu, porselein, perunggu, logam, baja, perak, emas, kristal, dan paling tinggi adalah berlian. Namun pada kondisi tertentu, petualang yang berhasil memberikan jasa pada suatu negara akan di sebut hero/pahlawan... dan jika dia berhasil mengukir namanya dalam sejarah dunia dia akan di sebut sebagai legend/legenda... lalu masih ada lagi satu peringkat yang belum di ketahui kondisi untuk menggapainya yaitu Myth/mitos

"Amel, Bicara memang gampang, setidaknya bantu aku untuk menahannya."

"Pass, aku sudah memenuhi peranku sebagai umpan, aku kelelahan saat ini."

Jatuh terduduk, gadis itu melemparkan pisau kecil pada kepala kerbau dengan tanduk melingkar di sampingnya.

"Minotaur huh? Woy Dion, bukankah keadaannya sudah semakin buruk."

Berteriak, gadis bernama Amel itu bicara pada rekan lain di sampingnya. Berdiri gagah dengan great sword berlumuran darah di tangannya, dia adalah laki-laki yang sudah memberi serangan terakhir pada minotaur yang mengamuk.

"Sejak awal wilayah ini memang daerah dimana monster ganas berkuasa, jika bukan karena pelindung yang di dirikan great witch yang bersemayam di wilayah ini, mungkin kota Aren sudah hancur sejak lama."

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now