Epilog(part 2)

146 11 7
                                    

Beberapa saat setelah Albert pergi, aku yang lemas dengan rasa sakit menyerang seluruh tubuhku bersandar di dinding keras. Berusaha menahan kesadaranku yang mulai pudar, aku memikirkan banyak hal di dalam kepalaku.

"Orang yang penting baginya huh? Apa-apaan itu, aku tidak mengerti. "

Menyandarkan kepalaku kedinding, memejamkan mata dan mencoba melupakan apa yang Albert katakan, tapi entah kenapa kata-katanya sangat menggangguku, seolah dia melihatku bukan sebagai orang asing baginya, apa aku pernah mengenalnya?

"Master, sepertinya kau tidak akan bisa bergerak untuk beberapa saat. Akumulasi mana di dalam sirkuit sihirmu sudah melampaui batas, beberapa kerusakan dan pembengkakkan juga mulai terjadi. Sejujurnya, kenyataan kau masih bisa sadar sendiri adalah sebuah keajaiban. Kau tahu, memaksakan penguatan tubuh menggunakan mana dari luar adalah hal yang sangat berbahaya. "

Iona di kepalaku melaporkan keadanku. Tapi, entah kenapa aku kesulitan merespon karena kepalaku terasa seperti melayang.

"Iona maaf, aku tidak tahu harus berkata apa. "

"Haaahh... Aku mengerti, aku akan mencoba melakukan sesuatu untuk mempertahankan kehidupanmu."

Jadi dia bisa melakukan itu? Sepertinya tubuh ini sudah seperti mainan untuk Iona.

"Ahaha, kau membuatku merasa seperti sebuah boneka. "

"Kau boleh membenciku, tapi tugasku adalah untuk mengawasimu dan membuatmu terus hidup bahkan jika itu berarti harus memaksa tubuhmu hingga batasnya. "

Benar-benar pengawas yang kejam.

"Jadi kau tidak akan membiarkanku mati dengan mudah bahkan jika aku menginginkannya? "

".... "

Dia tidak menjawab, kupikir itu berarti iya.

"Ah... Lupakan, aku merasa sangat lelah."

"Bertempur melawan segerombolan demon beast spirit, melakukan pengawasan dan pertarungan di saat yang sama, secara langsung berhadapan dengan gigas daemon, dan yang terburuk... Setelah semua yang terjadi kau maju di garis paling depan untuk melawan musuh terakhir. Kau tahu master, manusia biasa dengan parameter sepertimu saat ini, tidak akan bisa bertahan menghadapi hal semacam itu."

Dengan suaranya yang terdengar seperti lonceng, Iona komplain padaku. Saat itu, entah kenapa aku merasa bisa melihat wajah cemberutnya. Tapi mendengar apa yang dia katakan....

"Dari yang kau katakan, bukankah itu berarti aku bukan manusia biasa? "

".... "

Iona terdiam untuk beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu. Lalu setelah sebuah tarikan nafas.

"Master, orang mati tidak akan memiliki kesempatan kedua untuk hidup. Kenyataan bahwa kau mendapat kehidupan kedua adalah sebuah pengecualian dari sistem yang sudah ada. Keberadaanmu adalah sebuah anomali di dalam semua sistem dunia, sebuah bug yang sengaja dibuat demi suatu tujuan. Dengan kata lain, hanya dengan 'ada' saja, hal itu sudah membuatmu menjadi bukan manusia biasa. "

"Iona, aku tidak mengerti apa yang ingin kau katakan. "

Aku tidak mengerti apa yang dia katakan... Anomali? Bug pada sistem dunia? Sebuah keberadaan yang hanya dengan 'ada' saja sudah membuatnya berbeda dengan yang lain?

"Mudahnya, kau adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada di dunia ini. Sesuatu yang tidak terikat oleh sistem yang berjalan di planet ini. Dan karena kau tidak terikat dengan aturan dunia ini, maka aku bisa membuatmu bergerak melampaui batasan manusia yang sudah di tetapkan di sini."

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now