Prometheus Children 3 Chapter 4(part 1)

102 4 2
                                    

Akhirnya hari pelatihan lapangan tiba. Bersama Micky dan Lilly, aku berjalan melewati taman menuju tempat berkumpul sebelum pelatihan dimulai. Kalau tidak salah, pelatihan akan diadakan di gerbang utara yang ada sebelah kanan akademi.

Pelatihan akan dimulai sekitar tiga puluh menit lagi, tapi jalan menuju kesana saat ini sudah sepi. Apa mereka harus mempersiapkan sesuatu disana sehingga mereka berangkat lebih pagi? Memikirkan hal itu, tiba-tiba aku merasakan seseorang memegang pundakku.

"Nicho katakan padaku, apa yang sudah kau lakukan kali ini?" Menepuk pundakku, micky mengatakan itu dengan berbisik. Sepertinya dia menanyakan itu karena menyadari Lilly dari pagi ini cemberut.

"Banyak hal sudah terjadi." menjawab dengan singkat, aku menghela nafas panjang. Ini terjadi kemarin lusa setelah aku berbelanja persiapan pelatihan, aku bertemu Lilly didepan gerbang asrama pengguna pedang.

Saat itu aku mengira dia datang untuk makan malam seperti biasanya. Tapi ternyata sebaliknya, dia justru memarahiku habis-habisan karena aku tidak mendengarkan permintaan yang dia ajukan.

Sebelumnya dia memintaku menunggu sampai dia libur untuk berbelanja, tapi aku tidak mendengarkanya. Bahkan jika niatku baik dan untuk menghemat waktu, sepertinya dia tidak bisa menerima jika tuannya melakukan pekerjaan kasar sendirian.

Terutama jika itu mengambil jatah pekerjaan yang seharusnya adalah tanggung jawabnya. Dan akhirnya, hampir satu hari penuh dia tidak bicara padaku, bahkan kemarin dia tidak datang untuk makan malam.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi bukankah kau terlalu sering membuat nona Lilly marah?" Menanyakan itu, Micky berbisik sambil sedikit mengintip kearah Lilly.

Ya, itu tidak salah sih. Sebenarnya sejak investigasi ruang bawah tanah akademi yang berakhir dengan pertarungan melawan Albert, Lilly menjadi agak overprotektif padaku sampai di titik dimana dia akan curiga hanya karena aku bilang akan membeli sayuran dari para pelayan di akademi. Sepertinya tidak mengatakan apapun pada Lilly tentang misi yang diberikan kepala sekolah waktu itu adalah keputusan yang salah.

"Pertama Nona Gloria, dan hanya dalam satu hari Nona Lilly juga marah padamu, aku benar-benar kagum melihatmu bisa menyulut emosi dua orang hanya dalam waktu sesingkat itu." Menyebalkan,  mendengar apa yang Micky katakan entah kenapa hal itu membuatku merasa bersalah.

Sepertinya akhir-akhir ini aku memamg terlalu banyak membuat masalah. Sambil menggumamkan itu didalam pikiranku, aku mendekat pada Lilly.

"Li-Lilly, kau masih marah?" Menanyakan itu, aku menahan rasa takutku, berharap  dia tidak membentakku.

"Anda masih tanya?" Dan meski aku tidak mendapat bentakkan, kata-katanya yang dingin terasa begitu menusuk.

"Ka-kau tahu, aku tahu jika kau marah jadi—" saat itu aku mencoba menjelaskan alasanku, tapi...
"Jika anda tahu, kenapa anda masih tanya?" Dia langsung memotong kalimatku dengan kalimat yang jauh lebih dingin, bahkan tanpa sedikitpun menoleh padaku.

"Ugh...!" Itu sakit sekali, aku ingin segera kabur dari sana, tapi aku tidak bisa melakukannya.

"Li-Lilly, aku minta maaf." Menyesali perbuatanku, aku minta maaf pada Lilly. Benar, walau bagaimanapun akulah yang salah.

"Hanya itu?" Mendengar permintaan maafku, Lilly tiba-tiba berhenti dan berbalik. Pertanyaan yang dia katakan sangat sederhana, tapi itu  membuatku bingung harus menjawab apa.

"Lalu apa setelah minta maaf?" Aku tahu jika Lilly biasanya memang menakutkan, tapi hari ini dia terasa lebih menyeramkan dari biasanya.

"Maaf ... Aku ... aku tidak akan mengulanginya lagi!" Mengatakan itu dengan sepenuh hati, aku menunduk dalam. Aku tidak tahu apa ini bisa menyelesaikan masalah, tapi aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tenang.

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now