Phrometeus Children 2 chapter 3(part 2)

1K 112 59
                                    

Menjelang waktu sarapan aku memutuskan segera kembali ke penginapan. Berjalan menapaki jalan yang sama, aku memperhatikan sekelilingku, suara angin yang berderu lembut, suara burung yang berkicau riang. Ini adalah suasana yang sangat baru bagiku, berbeda dengan Aren yang merupakan wilayah lembah, tempat ini yang sebagian besar adalah hutan, membuat suara deru angin yang melewati pepohonan dan kicauan burung lebih sering terdengar.

Jika letak Aren lebih dekat dengan hutan, apa mungkin suasananya akan sama? Menanyakan itu di dalam hatiku, aku menenangkan diriku sambil menikmati suasana menyenangkan ini.

Selain itu...

"Jadi kau akan pergi ke kota akademi?"

Berjalan menikmati pagi bersama seorang gadis cantik seperti ini memang yang terbaik!

"Unn, aku akan mengikuti tes masuk di akademi Triadne."

"Oooh, jadi kau adalah murid baru, aku harap ujianmu berjalan lancar."

Dengan senyum manis, gadis itu menyemangatiku. Nama gadis itu adalah Fiana, sebenarnya kami baru saja bertemu beberapa saat yang lalu. Tapi sifatnya yang seperti seorang kakak perempuan yang baik sudah membuatku nyaman bersamanya.

Aku merasa menyesal sudah berpikiran buruk tentangnya, tapi mau bagaimana lagi, bertemu dengan orang yang tidak kau kenal dan langsung menantangmu bertarung, selain itu bahkan aku tidak bisa merasakan kehadiranya saat pertama kali dia muncul, tentu hal pertama yang akan muncul di dalam pikiranku adalah curiga dan menganggapnya sebagai penjahat.

Tapi setelah aku bicara dengannya, meski belum tahu apa tujuanya mendekatiku, tapi setidaknya aku tahu kalau dia adalah orang baik, tentunya untuk saat ini.

"Ngomong-ngomong Nicho, kenapa kau menyembunyikan tehnik aslimu dan berfokus pada Equites?"

"Karena aku pikir tehnik itu akan lebih berguna."

"Be-begitukah? Tapi kalau aku boleh jujur, tehnik itu tidak cocok denganmu."

"....."

Aku tahu itu, bahkan jika Tuan Dien selalu berkata kalau kemampuanku dalam menggunakan tehnik Equites luar biasa, aku tahu jika kemampuan terhebatku tidak akan bisa lebih hebat dari orang biasa.

"Aku tahu itu."

"Sebentar, apa aku mengatakanya terlalu kasar? A-aku tidak bermaksud meremehkanmu."

Mungkin karena melihatku membuat ekspresi kecewa, Fiana mencoba meluruskan maksud kata-katanya.

"Ti-tidak apa-apa, aku tahu kau tidak bermaksud menghinaku."

Tapi sayangnya dia memang benar, karena aku lemah, tehnik yang berfokus pada kekuatan serang seperti Equites memang tidak cocok untukku.

"Kau tahu, aku ini lemah, bahkan dengan usaha terbaiku, mungkin kemampuanku dalam menggunakan Equites tidak akan bisa lebih hebat dari standar kemampuan prajurit."

Ya, sangat menyebalkan, tapi apa yang disebut 'bakat' memang ada di dunia ini, dan secara ironis, aku yang memiliki bakat sebagai penyihir justru tidak memiliki kemampuan untuk melakukan koneksi antara mantra dan sistem pengkodean mana.

"Dengan kemampuan yang aku miliki, hanya untuk menjadi kuat aku harus menggunakan segala cara. Dan hasil dari itu semua adalah tehnik bertarung utamaku, aku minta maaf karena tidak bisa menunjukkanya, tapi tehnik bertarungku yang sesungguhnya sangat tidak enak di pandang."

Ya Croissant adalah tehnik yang berfokus pada pengalihan serangan dan penghancuran posisi bertarung lawan. Tapi itu belum semuanya, karena kau tidak akan memiliki kesempatan menang hanya dengan menghindar dan menunggu, maka untuk bisa menciptakan kesempatan menang tersebut, kau harus berusaha dengan semua yang kau miliki, bahkan jika itu adalah cara yang curang.

Prometheus ChildrenWhere stories live. Discover now