37|Baca buku dari Bagas lagi.

252 56 8
                                    

"Rahel, Cinta sudah datang?" Tanya Angga lagi dan lagi. Entah sudah berapa kali Angga menanyakan tentang kedatangan Cinta.

"Belum."

"Kalo udah datang kabarin ya."

"Lo kenal Cinta ya, Ngga?"

"Enggak, gue gak kenal." Sanggah Angga cepat.

"Kok tanya mulu?"

"Suka-suka gue lah, udah ya, gue pergi dulu, ada pelanggan."

Rahel mengiyakan. Kemudian Angga pergi. Kini, hanya tersisa dirinya dan secangkir kopi di meja ini.  Rahel membuka ponselnya, kebetulan ada pesan dari Cinta.

'Kak Hel, maaf baru ngabarin. Kayaknya gue agak telat ke sananya, soalnya lagi ribet di sini. Tapi tenang aja, sebelum lo tes, gue udah di sana kok. Janji.'

Rahel hanya membaca. Tak ada niat untuk membalas. Dua minggu lagi sudah UTBK, selain dukungan Mama, Mita, dan Angga, Rahel juga sangat butuh dukungan Cinta.

'Maaf ya, Kak Hel. Maaf banget. Tapi lo harus tetep belajar. Gue janji bakal dateng.'

Cinta mengirim pesan lagi. Sungguh Rahel sedang tidak ingin membalas.

Ia menenteng tasnya dan mendatangi Angga. "Ngga, gue cabut dulu ya."

"Mau pulang?"

"Iya, mampir ke toko buku dulu tapi."

"Aduuh." Angga terlihat panik. "Bentar lagi ya, Hel. Lima belas menit lagi, gue temenin."

"Lima menit?"

Angga menggaruk kepalanya, terlihat bingung. Lalu ia berbicara dengan temannya. Setelah itu, wajahnya yang bingung, terlihat lebih senang.

"Ayo, Hel."

"Gak papa?"

"Iya, ayoo."

Angga meninggalkan semua pekerjaannya untuk mengantar Rahel. Sebenarnya Rahel ingin menolak. Tapi, ia juga sedang tidak membawa kendaraan. Yasudah, lumayan juga.

Sampai saat ini, Rahel belum mengetahui alasan ia sangat senang berteman dengan Angga. Ia juga belum mengetahui kenapa selama ini Angga selalu membantunya.  Tapi, intinya, Rahel sangat bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti Angga.

Cukup lama hingga akhirnya mereka sampai di toko buku yang Rahel inginkan.

Rahel turun lebih dulu dan segera mencari buku kumpulan soal yang ia cari. Angga mengekor di belakangnya.

"Cari yang gimana, Hel?"

"Yang sampulnya ijo. Kata Mita, isi soalnya banyak banget. Lumayan buat persiapan." Jawab Rahel. Padahal, ia tidak terlalu ingin membelinya. Toh, ia tidak senang mengerjakan soal. Banyak tidak bisanya. Tapi, setidaknya ia harus berusaha dulu.

"Yaudah, gue bantu cari, biar cepet."

Mereka berdua mencari. Tapi tak kunjung ketemu. Wajar, banyak sekali macam buku yang mereka pajang.

Ponsel Angga berbunyi. Ada telpon.

Angga melirik ke arah Rahel. "Iya, angkat aja, gue cari sendiri dulu aja, gak papa."

"Gue ke sana dulu ya, Hel." Pamit Angga. Ia menjauh dari Rahel. Namun, Rahel tidak terlalu peduli. Mungkin itu telpon penting.

Ia berusaha mencari lebih teliti lagi. Siapa tau ia melewatkannya.

"Nah ketemu." Tuhkan, bukunya terselip di belakang. Ia segera mengambil buku itu dan berjalan menyusuri rak demi rak untuk mencari Angga.

Nah itu Angga, ucap Rahel dalam hati. Ia berjalan mendekat dalam hening, tidak mau menimbulkan bising sebab Angga masih menelpon.

always youWhere stories live. Discover now