2|Bagaskara

1.3K 459 212
                                    

"Kringgg!! Kringgg!! Kringgg!!" Rahel segera mematikan alarm. Ia melihat dari jendela kamarnya, matahari sudah mulai bergerak ke arah barat. Ia segera bangun, lalu mandi dan bersiap-siap.

Sore ini, ia akan menjenguk Cinta yang sedang dalam masa penyembuhan. Dan katanya, keadaan Cinta sudah mulai membaik dan besok akan dibawa pulang. Lalu, minggu depan, Cinta akan menjadi siswa baru di SMA di mana Rahel dan Bagas bersekolah. Cinta akan segera SMA dan akhirnya ia akan masuk ke sekolah umum untuk pertama kalinya.

Kanker yang ada di tubuh Cinta akhirnya berhasil disembuhkan, dan Cinta akan segera masuk ke sekolah umum. Hal yang sangat ingin dirasakan Cinta sejak kecil. Rahel sangat senang, ia sudah berjanji pada ayah dan bunda Cinta, bahwa ia akan menjaga Cinta sepenuhnya. Bahkan, tahun ajaran depan, Rahel akan pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil, hanya untuk memastikan Cinta aman dan tidak kepanasan. Rahel sudah kursus mengemudi sejak bulan lalu hanya demi Cinta.

Cintia Anugrah memang sebeharga itu di hidup Rahel.

"Raheel, mobil Bagas udah kelihatan itu." Teriak mama dari ruang tamu. Rahel segera bergegas. "Berangkat Ma, Assalamualaikum." Rahel segera masuk ke dalam mobil milik Bagas.

Mereka berdua akan pergi bersama untuk mengunjungi Cinta. Rahel duduk di jok kiri, sementara Bagas menyetir di sebelah kanannya. Rahel mengamati Bagaskara dalam diam. Anak laki-laki yang dulu datang menghiburnya bersama Cinta, yang dulu hanya bisa berdeham tanpa menunjukkan suara, kini sudah tumbuh besar menjadi lelaki yang terlihat begitu sempurna.

Bagaskara tumbuh begitu tinggi, bahkan Rahel yang paling tinggi di antara teman-temannya, hanya sampai pada pundak Bagas saja. Padahal Bagas bukan pemain basket. Ia hanya bermain futsal, dan menurut Rahel, posturnya terlalu sempurna jika hanya dimanfaatkan untuk bermain futsal. Rahel masih mengamati Bagas. Rahangnya terlihat sangat keras dan tegas. Namun matanya tidak terlalu tajam, bahkan lembut dan sangat tulus. Bagas begitu sempurna di mata Rahel. Hingga tanpa sadar, hatinya sudah jatuh terlalu jauh kepada Bagas.

"Lo ngapain nglihatin gue kayak gitu? Ati-ati ntar naksir." Ucap Bagas tiba-tiba. Rahel tersenyum masam, gue udah naksir sama lo, Gas, jawab Rahel dalam hati. Tentu saja tidak mungkin ia mengucapkan kalimat itu.

"Lo ngapain sih, kok gak mau naik mobil ke sekolah?" Tanya Rahel mengalihkan pembicaraan. "Gak mau ah, ribet." Jawab Bagas cepat. Membuat Rahel diam karena bingung akan menjawab apa.

"Lo tau, kan? Gue hobi banget berantem. Ribet kaburnya kalo bawa mobil. Tempat tongkrongan gue juga gak ada tempat parkirnya, jadi gue gak bisa selalu bawa mobil. Dan hampir tiap pulang sekolah, gue selalu nongkrong, jadi gak mungkin gue bawa Cinta setiap hari. Jadi selama ada lo, gue kasih ke lo ajalah, hahaha." Bagas menjelaskan panjang lebar, Rahel hanya manggut-manggut saja.

Memang benar, Bagaskara adalah cowok yang cukup populer di sekolah. Mempunyai banyak teman dan juga fans. Bahkan seringkali ada perempuan yang menghancurkan harga dirinya hanya untuk menyatakan perasaan kepadanya. Namun tidak satupun dari mereka yang diterima. Entah apa alasan Bagas menutup hatinya untuk para perempuan itu.

Oh iya, Bagas juga sering terlibat tawuran dan sering membolos. Untung saja, Bagas cukup pintar sehingga guru-guru tidak terlalu memikirkan kebiasaan buruknya itu.

Berbeda dengan Rahel yang introvert, yang tidak memiliki banyak teman, yang tidak menarik, yang tidak cukup pintar, yang biasa saja intinya. Rahel tidak terlalu menarik perhatian di sekolah. Jadi tidak ada yang pernah mempermasalahkan kedekatannya dengan Bagas yang sangat populer itu. Karena menurut mereka, tidak akan mungkin jika Bagas jatuh cinta kepada Rahel. Rahelpun juga berpikiran sama. Bagas tidak mungkin jatuh cinta pada dirinya, dan sepertinya perasaannya akan terpendam selamanya.

always youWhere stories live. Discover now