«forty two»

1.9K 269 35
                                    

"Astaga, Min Yoongi, tolong angkat teleponmu!"

Sejak melihat tayangan berita mengenai kecelakaan --yang di dalam berita tersebut nampak pula bangkai mobil milik Yoongi yang telah hancur--, Sena sudah cemas bukan main. Wanita itu bahkan belum menyentuh makan malamnya sama sekali, karena terlalu cemas dengan keadaan Yoongi.

Mungkin Sena tidak akan secemas ini seandainya Yoongi mengangkat panggilan teleponnya. Namun, sejak 1 jam yang lalu panggilannya terus dialihkan ke kotak suara, yang artinya si empunya sedang tidak dapat menerima panggilan.

Namjoon yang sudah tidak tahan lagi melihat Sena mondar-mandir di depan TV, beranjak untuk menenangkan sepupunya itu.

"Sena-ya, kau tenang dulu. Yoongi hyung pasti akan baik-baik saja."

"Bagaimana aku bisa baik-baik saja? Sudah satu jam setelah berita kecelakaan itu muncul, dia sama sekali tidak mengangkat telepon dariku."

"Begini saja, coba kau hubungi 119 dan tanyakan pada mereka situasi terakhir di tempat kecelakaan itu juga siapa korbannya," ujar Namjoon mencoba memberi saran.

Sena mengikuti saran dari Namjoon, dan langsung mengetikkan nomor 119 pada layar ponselnya. Tak butuh waktu lama sampai operator di seberang sana mengangkat telepon, dan Sena segera menanyakan apa yang ia khawatirkan sejak tadi.

"Permisi, saya ingin menanyakan kondisi terakhir dari kecelakaan yang melibatkan mobil dan truk sekitar satu jam yang lalu," ujar Sena. Wanita itu juga menyalakan pengeras suara agar percakapannya bisa didengar oleh Namjoon dan anggota Bangtan yang lain.

"Mobil dan truknya baru saja dipindahkan agar tidak mengganggu arus lalu lintas. Korban dari kecelakaan itu juga sudah dirujuk ke IGD Rumah Sakit Seoul."

"Boleh saya tahu siapa saja korbannya?" tanya Sena.

"Korbannya 2 orang laki-laki, dan semuanya terluka sangat parah. Kami juga kesulitan untuk mengenali identitas korban, karena wajah mereka tertutupi oleh darah."

Untung saja Namjoon dengan sigap menahan badan Sena yang limbung usai mendengar penjelasan dari operator. Pria itu juga mengambil alih panggilan telepon dan mengucapkan terima kasih.

Namjoon membawa Sena duduk ke sofa, dan seketika itu juga Sena langsung menangis terisak. Tidak ada yang bisa Namjoon lakukan selain mengusap pundak Sena untuk menenangkannya.

"Yoongi hyung pasti akan baik-baik saja."

Sena mengusap air matanya dan menatap Namjoon. "Oppa, aku akan pergi ke Rumah Sakit Seoul. Aku harus memastikan apa itu Yoongi oppa atau bukan."

"Sena-ya, kumohon tolong tenang dulu. Kau tidak bisa pergi dengan keadaan seperti ini," ujar Namjoon sambil menahan Sena yang hendak beranjak pergi.

"Benar apa kata Namjoon. Kau tidak boleh pergi dalam keadaan seperti ini," ujar Jin menimpali. "Lagipula kita masih belum tahu apa itu Yoongi atau bukan. Jangan bertindak gegabah yang malah akan mengancam keselamatanmu."

"Bagaimana aku bisa tenang, oppa," dan wanita itu mulai kembali menangis.

Jin mengusap pundak Sena supaya wanita itu tetap tenang. "Percayakan pada mereka yang ahli untuk menangani korban-korban itu. Sampai kita tahu identitas korban kecelakaan itu, kita harus tetap tenang dan berpikir positif."

"Lagipula bukankah Yoongi hyung masih di Daegu? Dan, lokasi kecelakaan itu ada di wilayah Seoul," celetuk Jimin. "Bisa saja nomor plat mobilnya kebetulan sama dengan milik Yoongi hyung?"

"Mungkin saja. Yoongi hyung juga tidak mengangkat teleponnya karena mungkin dia sibuk menyelesaikan urusannya?" ujar Namjoon. Walaupun ucapan Jimin terdengar tidak masuk akal, namun ia berharap setidaknya itu bisa membuat Sena sedikit lebih tenang. "Kita berharap saja yang terbaik untuk Yoongi hyung."

Dan, mau tidak mau Sena 'pun memutuskan untuk mengikuti saran dari Namjoon dan Jin untuk tetap tenang. Setidaknya untuk saat ini sampai ia mengetahui jika salah satu korban kecelakaan itu bukanlah orang yang sedang ia cemaskan.

---

"Oppa, apa mereka masih belum kembali menghubungi kita?" tanya Sena. Pasalnya ini sudah lewat dari 1 jam yang dijanjikan oleh tim 119 tadi saat ditelepon. Namjoon membuat kesepakatan yang meminta mereka untuk menghubungi pria itu ketika identitas korban sudah diketahui.

Namjoon mengangguk pelan, "kita tunggu saja 'ya."

Sena mendesah frustasi. "Sampai kapan?!"

"Aku juga tidak tahu, tapi kita bersabar saja, hm."

"Mommy," Kira memanggil dengan menarik pelan lengan Sena. "Mommy makan dulu, ya. Sejak tadi mommy belum makan sama sekali, nanti sakit."

"Benar. Kau makan saja dulu, Sena-ya," ujar Namjoon yang juga setuju dengan keponakannya itu.

"Nanti saja. Aku sedang tidak ingin makan," tolak Sena.

"Tapi mommy---"

"Kalau mommy bilang nanti, ya nanti!" ujar Sena setengah menyentak. Karena terlalu frustasi memikirkan keadaan Yoongi, membuat Sena tanpa sengaja menjadikan sang putri sebagai pelampiasannya. Sedetik kemudian ia 'pun menyadari kesalahannya saat melihat raut wajah terkejut Kira.

Sena merengkuh dan memeluk sang putri. Ia tahu Kira mengkhawatirkannya, hanya saja waktunya tidak tepat. "Maaf ya, mommy tidak bermaksud memarahimu."

"Iya, Kira tahu kok. Mommy mengkhawatirkan daddy Yoongi. Tapi, Kira juga yakin kalau daddy Yoongi pasti akan baik-baik saja," ujar Kira seraya mengusap punggung Sena dengan tangan mungilnya.

Di sinilah Sena seperti merasa bahwa Kira sedikit dewasa di usianya yang masih kecil. Jika dipikir-pikir lagi, terkadang gadis itu bahkan bisa bersikap jauh lebih dewasa darinya.

"Emm, aku tidak tahu harus menyampaikan ini atau tidak," Jungkook tiba-tiba berdiri dengan raut wajah yang kini tak jauh berbeda dengan Sena. Padahal beberapa waktu yang lalu, pria itu masih tetap dalam keadaan tenang kendati ia juga khawatir.

"Tadi aku sempat mengirimkan pesan pada ibu Yoongi hyung untuk menanyakan di mana Yoongi hyung sekarang. Dan, beliau baru saja membalas pesanku," ujarnya lagi.

Sena melepas pelukannya pada Kira dan berjalan menghampiri Jungkook dengan perasaan was-was. "Lalu, di mana dia sekarang?"

Jungkook tampak ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan Sena. Tapi, di satu sisi lain, ia merasa Sena juga berhak untuk tahu, kendati kenyataan akan menghancurkan wanita itu.

"Di mana Yoongi oppa sekarang?" tanya Sena lagi.

"Yoongi hyung sudah dalam perjalanan pulang ke Seoul sejak sore tadi. Jadi, kemungkinan besar yang ada di dalam berita itu---"

"Jungkook-ah, berhenti!" tegur Jin.

Tanpa pikir panjang, Sena pergi untuk mengambil jaket di kamarnya juga kunci mobil. Tidak ada yang bisa wanita itu pikirkan lagi selain pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Yoongi dengan matanya sendiri. Ya, ia sangat takut sekarang, takut jika Yoongi tidak berhasil selamat dan meninggalkannya.

"Aku harus ke rumah sakit sekarang," ujar wanita itu dan berjalan ke pintu utama. "Tolong kalian jaga Kira selama aku pergi."

Sena yang tadinya akan pergi, diam membeku tepat sesaat setelah ia membuka pintu rumahnya. Seseorang tampak ingin menekan tombol bel rumahnya, namun tidak jadi karena si empunya rumah sudah keluar terlebih dulu.

"Kau mau kemana?" tanya orang itu.

Mendengar ada suara lain di luar pintu apartemen, Namjoon dan Jin ikut keluar untuk melihat, sementara yang lainnya tetap di dalam bersama dengan Kira. Dua pria Kim itu 'pun sama-sama terkejut saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemen selain Sena.

"Hyung --- Min Yoongi!" seru keduanya bersamaan.

➿➿➿

Vote and Comment

Ini last update ya, sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.

Stay Safe and Stay Health

Heal Me [MYG] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang