«fourteen»

3.8K 611 38
                                    

Seperti biasa, setiap hari Seokjin akan bangun lebih awal demi memasak sarapan untuk adik-adiknya. Karena Sena sudah meminta supaya Seokjin berhenti untuk mengiriminya makanan, jadi hari ini pria itu hanya akan menyiapkan makanan untuk tujuh orang termasuk dirinya sendiri.

"Hyung, hari ini kau tidak perlu memasak makanan untukku," ucap Yoongi yang tiba-tiba masuk ke dapur.

Seokjin lantas terperanjat melihat sosok Yoongi yang tau-tau menyelonong masuk ke dapur pagi-pagi seperti sekarang, padahal biasanya pria itu adalah orang yang bangun paling akhir dan paling siang dari member yang lain.

Seokjin memperhatikan Yoongi dari atas sampai bawah terlewat heran, menerka-nerka ada apa dengan pria pucat yang tengah menegak air dingin dari kulkas.

Kaos biru dan celana jins sobek pada bagian lutut.

"Kau mau pergi ke mana? Pagi-pagi begini sudah rapi seperti itu?"

"Mengunjungi seseorang untuk menagih utang," jawab Yoongi seadanya.

"Ya, dengan pakaian seperti itu kau sudah terlihat seperti debt collector yang suka memalaki orang untuk membayar utang. Tapi ngomong-ngomong, memang ada orang yang berani meminjam uang padamu?"

"Tentu saja ada. Karena itu aku sudah siap untuk menagihnya sekarang ini."

"Nuguya?" tanya Seokjin lagi penasaran.

"Rahasia. Sudahlah aku pergi dulu," pamit Yoongi seraya pergi meninggalkan dapur dan keluar dari dorm.

---

Bel pintu apartemen Sena sudah berbunyi lebih dari tiga kali, padahal wanita itu masih sibuk memasak di dapur. Bahkan putrinya Kira saja masih belum bangun.

Tanpa melihat layar intercom, Sena sudah tau siapa pelaku kerusuhan yang menekan tombol bel rumahnya tak sabaran itu.

Min Yoongi.

"Makanannya sudah siap?" tanya Yoongi begitu Sena membuka pintu.

"Andai oppa bisa datang lebih siang dari sekarang, makanannya pasti sudah siap," ucap Sena sinis.

"Pagi sekali datang ke sini," lanjutnya.

"Entah, aku hanya mendapat firasat kalau kau akan lupa membayar utang memasak untukku," jawab Yoongi.

Sena berdecak malas, "oppa pikir aku ini nenek-nenek yang pelupa? Aku ingat, tenang saja. Memasak untuk Tuan Yoongi selama satu minggu penuh, tidak boleh beli dan itu artinya harus aku sendiri yang memasak makanan untukmu."

Yoongi tersenyum bangga, "anak pintar. Ingatanmu boleh juga."

"Satu lagi, aku bukan anak-anak, apalagi anakmu," sungut Sena.

"Kalau begitu kau mau dipanggil apa? Lady? Wife?"

Sena hanya diam dan menatap Yoongi sebal.

"Mommy, kenapa kau berdiri di depan pintu? Siapa yang datang?"

Sena menoleh ke belakang begitu ia mendengar suara Kira. Ah, gadis kecilnya itu sudah bangun rupanya.

"Oh, ada Paman Yoongi. Good morning, uncle," sapa Kira.

"Masuklah oppa. Ada bagusnya kau datang pagi-pagi begini. Bantu temani Kira sampai aku selesai masak," ucap Sena dan mempersilahkan Yoongi masuk.

"Baiklah. Masak yang enak ya, sayang," dan melenggang masuk tanpa memperdulikan tatapan membunuh dari Sena.

➿➿➿

※Vote and Comment※

Heal Me [MYG] ✔Where stories live. Discover now