«twenty eight»

3.9K 645 54
                                    

Bohong jika Yoongi tidak khawatir usai mendengar Namjoon mengatakan bahwa Sena pingsan di apartemennya. Lihat, siapa yang hampir saja melibatkan diri ke dalam sebuah kasus kecelakaan karena mengendari mobil melebihi batas kecepatan normal.

Kemudian, berlari cepat menuju ke apartemen Sena dan segera memasukan empat digit passcode yang Namjoon berikan beberapa saat yang lalu.

Yoongi panik. Yoongi takut, andai terjadi sesuatu dengan Sena. Sama seperti Namjoon, Yoongi sebenarnya sudah khawatir bukan main semenjak ia tidak sengaja menemukan berita pertunangan Henry—mantan suami Sena— di internet. Yoongi hanya terlalu gengsi untuk mengakui bahwa ia mengkhawatirkan Sena, apa lagi setelah Namjoon benar-benar melarangnya untuk bertemu dengan wanita itu.

Itulah sebabnya, hampir setiap hari di setiap malam selepas kembali dari kantor Bighit, Yoongi selalu berdiri di depan pintu apartemen Sena. Berjaga-jaga jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang buruk, Yoongi sudah siaga di depan pintu untuk menolong.

Bukan hanya karena khawatir, tapi juga karena Yoongi yang begitu merindukan Sena. Yoongi harus mengakui, seberapa keras ia berjuang untuk melupakan Sena, namun perasaan itu masih terus tetap tinggal, seolah enggan untuk pergi. Dan keinginan untuk memiliki itu bahkan semakin besar.

Menemukan Sena terbaring di lantai dapur dengan wajah sangat pucat dan kantung mata yang menghitam, Yoongi bertambah kalut dan segera berlari mendekat, kemudian mengecek suhu badan wanita itu dengan telapak tangannya.

"Panas sekali," gumam Yoongi. Pria itu kemudian menatap Kira yang berada di sampingnya.

"Kira, bisa tolong buka 'kan pintu kamar eomma? Biar paman yang membawa eomma masuk ke kamar."

Kira mengangguk, kemudian bergegas membuka pintu kamar Sena. Sementara Yoongi segera menggendong Sena dan membaringkan wanita itu ke dalam kamarnya.

"Tolong selimuti eomma-mu. Paman mau mengambil air untuk mengompres, juga beberapa obat," pinta Yoongi lagi sebelum pria itu berlari ke dapur dan memasak air hangat.

Sembari menunggu air yang dimasak Yoongi mendidih, pria itu mengecek persediaan bahan makanan yang ada di dalam kulkas milik Sena. Mengeluarkan beberapa macam sayuran beserta daging ayam tanpa tulang, untuk diolah menjadi sesuatu yang bisa dimakan oleh Sena, setelah wanita itu bangun.

Air yang dipanaskan Yoongi mendidih tak lama kemudian. Yoongi lantas menuangkannya pada baskom, baru kemudian dibawa masuk ke kamar bersama obat paracetamol yang ditemukan pria itu di dalam kotak obat. Mencelupkan sebuah handuk kecil ke dalam baskom, dan meletakkannya ke dahi Sena.

"Kenapa Paman Yoongi yang datang?" tanya Kira tiba-tiba.

Yoongi menoleh sekilas, lalu kembali merapikan handuk di dahi Sena. "Maaf tadi paman tertidur, jadi paman tidak dengar jika Kira menelepon. Paman Namjoon yang menyuruh paman kemari."

"Paman Namjoon ke mana?"

"Masih sibuk dengan pekerjaannya," jawab Yoongi.

Kira mengangguk-angguk. "Terima kasih sudah datang. Kira pikir Paman Yoongi sudah tidak peduli lagi dengan mommy. Paman Yoongi ke mana saja selama ini?"

"Hmm..." Yoongi berpikir sejenak, "paman juga sibuk akhir-akhir ini. Banyak lagu yang harus paman selesaikan," jawab Yoongi yang memang tidak sepenuhnya bohong.

"Kalau begitu maaf jika Kira menganggu pekerjaan paman."

"Tidak, sama sekali tidak. Pekerjaan paman sudah selesai, kok."

"Benarkah?"

Yoongi mengangguk. "Hmm, makanya paman akhirnya bisa tidur tadi."

"Paman istirahat saja kalau begitu."

"Hmm, boleh paman istirahat di sini saja? Sekalian menjagamu dan eomma."

"Boleh saja. Terserah paman," jawab Kira.

"Terima kasih. Tapi, kenapa eomma-mu bisa sampai seperti ini?" tanya Yoongi penasaran.

"Tidak tau. Yang Kira tau mommy beberapa hari ini tidak pernah keluar dari studionya. Keluar 'pun hanya untuk membuatkan Kira makanan. Selebihnya Kira juga tidak pernah melihat mommy makan, dia hanya meminum kopi terus menerus," jawab Kira. "Kira rasa, mommy terlalu sibuk mengurus kepindahan kita."

Yoongi mengernyit. "Pindah? Kalian mau pindah?"

Kira mengangguk. "Paman tidak tau?"

Yoongi menggeleng.

"Kira pikir paman sudah tau. Mommy mengajak Kira pindah ke Australia. Bulan depan, atau mungkin bisa lebih cepat. Mommy bilang, dia sudah tidak ingin tinggal lebih lama lagi di sini."

"Dan Kira setuju untuk pindah?" tanya Yoongi.

"Sebenarnya tidak, Kira betah tinggal di sini. Tapi melihat mommy pernah tiba-tiba menangis, Kira pikir, mommy sepertinya sangat tersiksa tinggal di sini. Karena Kira tidak suka melihat mommy menangis, jadi Kira setuju untuk ikut pindah."

"Nanti paman akan bujuk eomma-mu supaya kalian tidak pindah dari sini. Paman juga tidak mau kalian pindah," ucap Yoongi.

"Well, semoga berhasil, paman."

"Terima kasih," ucap Yoongi seraya tersenyum, "mau paman buatkan makanan? Tadi, paman hanya lihat ada semangkuk sereal di atas meja makan."

"Paman bisa memasak?" tanya Kira ragu.

"Tenang saja, kemampuan masak paman tidak sepayah Paman Namjoon-mu."

"Baguslah kalau begitu. Kira hanya takut paman menghancurkan dapur seperti yang dilakukan Paman Namjoon," ucap Kira sembari terkikik geli.

"Ayo keluar. Biar eomma-mu bisa istirahat," ajak Yoongi.

Kira mengangguk. Sebelum pergi, gadis itu mencium pipi Sena sebentar. "Selamat istirahat, mommy. Cepatlah sembuh."

➿➿➿

※Vote and Comment※

Yoongi is back, guys...
Mumpung besok libur.

Heal Me [MYG] ✔Where stories live. Discover now