«twenty four»

3.9K 649 98
                                    

Yoongi menarik kursi ke samping sisi kasur yang ditempati oleh Sena tidur, menatap lamat wajah wanita itu dengan sebelah tangannya mengusap surai sang wanita. Pikirannya berkecamuk setelah mendengar rancauan Sena di ruang tengah tadi.

Yoongi sudah berjanji, baik dengan dirinya sendiri maupun pada Sena, bahwa ia akan berusaha untuk membuat wanita itu bahagia. Tetapi begitu mendengar jika Sena merasa terbebani dengan perasaannya, membuat Yoongi berpikir untuk pergi dan meninggalkan Sena sesuai dengan keinginan wanita itu. Bagaimanapun juga sebuah janji harus ditepati, bukan.

Andai kepergiannya dari kehidupan Sena dirasa akan membuat wanita itu merasa lebih baik, maka tak apa jika itu memang jalan yang terbaik, sekalipun harus kembali menerima rasa sakit seperti dulu. Yah, setidaknya itu yang dipikirkan oleh Yoongi saat ini.

"Apa kau benar-benar menginginkan aku pergi, Sena-ya?" ucap Yoongi sendu. "Jika kuturuti, apa kau bisa berjanji agar hidup lebih baik lagi?"

"Aku hanya tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, tapi aku tidak tau jika dampaknya akan seperti ini. Aku minta maaf karena sudah membebanimu dengan perasaanku."

"Sepertinya ini memang yang terbaik. Untukmu juga untukku. Aku akan pergi dan belajar untuk melupakanmu, walau aku tidak tau apa aku bisa atau tidak. Hiduplah dengan baik bersama dengan Kira. Jangan bekerja terlalu keras dan mengabaikan gadis itu. Aku janji, ini adalah yang terakhir kalinya kau melihatku. Selamat tinggal, beruang kecilku. I love you," kemudian bangkit berdiri dan pergi dengan berat hati.

"Kau tidak akan melakukannya 'kan, hyung? Kau tidak benar-benar akan meninggalkan Sena, kan?" tanya Namjoon dari ruang tengah. Pria itu mendengar semua apa yang dikatakan oleh Yoongi pada Sena di kamar.

Yoongi menggeleng, "aku akan meninggalkannya, Namjoon-ah," dan melenggang keluar dari apartemen Sena, mengabaikan Namjoon yang terus memanggil namanya hingga mereka sampai di dorm.

"Hyung! Jawab aku!" Namjoon kembali mencegat Yoongi yang hendak masuk ke kamarnya, menarik paksa pria itu menuju ruang tengah.

"Hyung!"

"Apa! Apa yang kau mau dariku, huhh!" sentak Yoongi.

"Kau tidak akan meninggalkan Sena, kan?"

"Aku sudah menjawabnya tadi! Aku akan meninggalkan Sena!"

"Hyung, kumohon jangan lakukan itu," ucap Namjoon.

"Kenapa? Kenapa tidak boleh! Dia yang menginginkannya! Dia yang ingin aku pergi! Aku sudah berjanji untuk membuatnya bahagia, tapi jika kehadiranku malah membuatnya tertekan, maka aku akan memilih untuk pergi! Jangan paksa aku untuk tinggal, Namjoon-ah!"

Mendengar keributan di ruang tengah, membuat seisi dorm yang tengah terlelap, harus terbangun dan bergegas keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Hya! Apa yang kalian lakukan? Tolonglah, ini masih subuh," tegur Seokjin.

"Hyung, tolong pikirkan lagi, aku tau jika sejak dulu kau menyukai Sena," ucap Namjoon tanpa memperdulikan omelan Seokjin. Yoongi yang semula hendak masuk kamar, mendadak berhenti dan menoleh cepat ke arah Namjoon.

"JADI KAU TAU JIKA SEJAK DULU AKU SUDAH MENYUKAI SENA! TAPI KENAPA DULU KAU SEOLAH MENUTUP MATA DAN SAMA SEKALI TIDAK MEMBANTUKU UNTUK MENCEGAH SENA MENIKAH DENGAN HENRY!" ucap Yoongi meledak-ledak, bahkan pria itu sampai mencengkram kerah piyama Namjoon. Seokjin bersama anggota Bangtan yang lain bergerak cepat melerai Yoongi dan Namjoon sebelum mereka berdua benar-benar bermain tangan.

"KEPARAT KAU! JAWAB AKU, KIM NAMJOON. KENAPA KAU DULU DIAM SAJA, TAPI SEKARANG KAU BARU BERNIAT MEMBANTUKU! KENAPA!"

Namjoon menepis kasar lengan Yoongi dari kerah kemejanya, "sama sepertimu, aku hanya ingin melihatnya bahagia! Dia begitu sangat mencintai Henry! Karena itulah aku memilih untuk diam!"

"Sama sepertimu, aku juga tidak setuju jika Sena harus menikah dengan Henry. Aku tau jika pria keparat itu hanya memanfaatkan nama Sena untuk meningkatkan nilai saham perusahaannya! Aku tau segalanya, hyung! Tapi aku tidak tega untuk merusak kebahagiaannya."

"Kau pengecut Namjoon-ah! Kau lihat sekarang, Sena menderita. Karena kau!" ucap Yoongi sinis.

"Aku berbeda denganmu, hyung. Kau mungkin bisa melihat apa yang terjadi di kemudian hari. Saat itu, yang aku pikirkan adalah kebahagiaan Sena, tidak ada yang lain, selain aku juga berharap jika Henry bisa membahagiakan Sena. Tapi, jika aku tau akan seperti ini jadinya, aku juga akan mencegah Sena menikah dengan keparat satu itu, hyung!"

"Karena itu aku mohon, hyung, jangan tinggalkan Sena. Hyung, dia mulai bergantung padamu. Hanya kau yang bisa membuatnya bahagia," ucap Namjoon lagi.

Yoongi menggeleng, "maaf."

"Hyung!"

"Aku tidak bisa, Namjoon-ah. Jangan paksa aku," ucap Yoongi pelan kemudian balik berjalan menuju kamar.

"Aku jadi teringat sesuatu sekarang. Fake Love, lagu itu sebenarnya kau tulis untuk Sena, kan? Tapi kau menolak untuk menulis namamu dalam daftar pembuat lagu karena kau takut Sena akan tau, bukan. Sadarlah, hyung, di sini kau yang salah. Kau terlalu lama menyimpan perasaanmu sendiri dan kau menyalahkan Sena karena dia tidak bisa membalas perasaanmu."

"Kau tidak tau bukan, di hari pernikahannya, dia sangat berharap kau akan datang. Ah, hyung, sekarang aku tau bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya dengan Sena," ucap Namjoon sinis.

"Baik, kau boleh pergi, hyung! Mulai saat ini, jangan pernah lagi muncul di hadapan Sena dan Kira! Karena aku tidak akan membiarkan Sena jatuh di tangan orang yang salah untuk kedua kalinya!"

➿➿➿

※Vote and Comment※

Uppsss... 😎😎😎

Heal Me [MYG] ✔Where stories live. Discover now