«thirty two»

3.7K 625 85
                                    

Sena kembali melaksanakan aktivitas paginya seperti biasa. Memasak dan menyiapkan keperluan sekolah Kira. Kendati kondisi badannya belum pulih seratus persen, tapi Sena tidak bisa melalaikan tugasnya sebagai seorang ibu. Putrinya itu masih kecil dan Sena juga tipikal orang yang sangat mementingkan pendidikan. Oleh karena itu, mau tidak mau, Sena harus pergi mengantarkan Kira ke sekolah hari ini, sebab gadis itu sudah bolos sekolah kemarin.

"Mommyy!!" pekik Kira sembari berlari ke arah Sena. Padahal gadis itu baru saja bangun tidur dan keluar dari kamarnya. Tapi begitu melihat Sena berdiri memasak di dapur, gadis itu sudah senang bukan main. "Mommy sudah sembuh?"

Sena tersenyum dan mengusap surai Kira. "Sudah, sayang."

"Mommy, jangan sakit lagi, ya. Kira tidak suka melihat mommy sakit seperti kemarin."

"Iya, sayang. Aigoo, senangnya ada yang mengkhawatirkan mommy," ucap Sena.

"Paman Yoongi juga khawatir, kok. Buktinya dia seharian penuh menjaga mommy."

Mendengar nama "Yoongi" disebut, membuat Sena kembali teringat kejadian malam kemarin. Saat Yoongi---hmm, membuat Sena resmi menjadi kekasihnya.

"Sayang, ayo cepat mandi. Nanti terlambat ke sekolah," ucap Sena sambil tersenyum kikuk dan berusaha mengubah topik pembicaraan pagi ini.

"Mommy yakin bisa mengantar Kira? Nanti kalau ada sesuatu di jalan, bagaimana?" tanya Kira khawatir.

"Mommy sudah sehat, sayang. Kemarin 'kan sudah bolos, jadi sekarang tidak boleh bolos lagi."

"Baiklah. Kira pergi mandi dulu, mom."

"Iya sana. Jangan lama-lama mandinya," ucap Sena. Sepeninggal Kira, Sena baru bisa bernapas lega. Entah kenapa, wanita itu masih sangat canggung jika harus membahas pria bermarga Min tersebut.

"Sena?"

Panjang umur. Orang yang baru saja dipikirkan tiba-tiba muncul dari lorong pintu masuk, tanpa ada tanda yang mengatakan kehadirannya. Untung Sena bukan wanita bar-bar yang akan melayangkan benda-benda di dekatnya ketika sedang terkejut. Sena hanya terperanjat dan segera menghampiri Yoongi.

"Oppa! Bisa tidak beri tanda kalau kau datang. Astaga jantungku," sungut Sena. "Kenapa bisa masuk? Kapan?"

"Baru saja, dan aku tau sandi apartemenmu, sayang. Dari Namjoon," jawab Yoongi.

"Namjoon oppa benar-benar sial! Bagaimana bisa dia memberitahu kode sandi apartemenku ke orang lain!" gumam Sena pelan.

"Berterima kasihlah dengan Namjoon, sayang. Kalau dia tidak memberitahuku, kau pasti sudah sekarat hari ini. Dan aku," ucap Yoongi seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Sena, "aku mungkin tidak bisa melihat wajah ini lagi."

"Jangan dekat-dekat!" ketus Sena dan mendorong wajah Yoongi supaya menjauh. Dalam hati Sena mengutuk keras Yoongi. Apa harus pagi-pagi membuat jantung Sena berdebar? Apa pria itu tidak ingat kejadian semalam? Astaga, Min Yoongi.

"Ya, ya, masih malu-malu. Its okay, untung sayang," ucap Yoongi.

"Min Yoo---"

Yoongi mendesis kesal sambil menatap Sena. "Oppa, sayang. Mau dihukum, ya?"

"Mau aku pergi?" Sena mengancam balik.

"Sini," Yoongi sambil memberikan gestur tangan agar Sena mendekat padanya.

Sena hanya menurut tanpa menaruh curiga pada Yoongi. Setelah benar-benar dekat, Yoongi menarik tangan Sena dan mencium kening wanita itu. "Bagaimana keadaanmu, dan kenapa pagi-pagi begini sudah bangun?"

Sena membulatkan mata. "Apa ini?"

"Ah, kau sedang masak, ya? Astaga, rajin sekali. Jangan bilang kau memasak karena kau tau aku akan datang pagi ini?" ucap Yoongi lalu melenggang masuk menuju ke dapur.

"Jangan pura-pura terkejut seperti itu, sayang. Dulu 'kan kau senang sekali jika aku mencium keningmu," ucap Yoongi lagi seraya terkekeh geli.

"Siapa yang bilang? Lagipula itu juga sudah lama sekali, Min---tidak, oppa!" ucap Sena kesal dan ikut menyusul Yoongi di dapur.

"Kalau begitu biasakan dirimu seperti dulu."

"Tapi---"

"Sst, ikuti saja permintaanku. Ini caraku untuk menyembuhkan sakitmu yang tak kasat mata itu. Aku harus menyesuaikanmu kembali seperti kita di masa lalu."

"Oppa---"

"Aku akan menyelesaikan masakanmu. Kau duduk saja. Dahimu masih agak panas sedikit," ucap Yoongi sembari mendudukan Sena di kursi pantry. Kemudian pria itu bergerak memasang apron dan menyelesaikan apa yang Sena masak.

"Oppa, kau yakin dengan keputusanmu itu?" tanya Sena sembari memperhatikan Yoongi yang kini menuang kocokan telur ke dalam sebuah pan.

"Yang mana?"

"Sekarang ini. Aku bahkan tidak tau apa aku bisa lepas dari Henry. Aku tidak mau menyakitimu lagi."

Yoongi menatap Sena sebentar, lalu kembali memfokuskan diri ke telur yang sedang ia goreng. "Aku akan menyerah jika waktunya tiba. Untuk saat ini, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatmu lepas dari Henry. Entah kau bisa menerimaku atau tidak, itu bukan yang terpenting sekarang."

"Kenapa kau bersikap seperti ini padaku? Padahal aku bisa saja menyakitimu lagi, kapanpun dan mungkin tanpa kusadari."

"Mudah. Karena aku mencintaimu, dan aku tidak mau kau terluka karena orang lain. Kejadian kemarin sudah cukup untuk membuatku terluka, secara tidak langsung. Dan aku sadar jika aku menjadi salah satu dari bagiannya."

"Cih, melankolis sekali," ucap Sena lalu bangkit dari kursi pantry dan menghampiri Yoongi.

"Mau apa?"

"Membantumu, apalagi? Kira harus sarapan sebelum berangkat ke sekolah," jawab Sena sambil menuang sup ke mangkuk.

Yoongi berusaha merebut mangkuk yang Sena pegang. "Biar aku saja."

"Oppa, di dalam sebuah hubungan, tidak adil jika hanya ada satu pihak yang berjuang seorang diri, bukan? Karena oppa sedang memperjuangkanku sekarang, jadi biarkan aku juga berjuang melepaskan diri dari masa laluku bersama Henry. Tidak adil rasanya jika hanya oppa yang melakukannya seorang diri, tapi aku sama sekali tidak berusaha untuk membantu."

"Jadi, ayo kita lakukan bersama-sama. Toh, aku juga tidak bisa terus berada dalam bayang-bayang Henry. Aku juga harus terus hidup dan melihat masa depan," ucap Sena seraya tersenyum.

Yoongi ikut tersenyum dan mendekatkan diri pada Sena. Dan pria itu kembali mencium kening Sena. "Terima kasih, karena kau tidak membiarkanku untuk berjuang seorang diri."

"Mommy, paman, kalian sedang apa?"

➿➿➿

※Vote and Comment※

Gila sih, aku jadi pengen ngelemparin dua manusia itu pake bom. Bom cinta 💕

Heal Me [MYG] ✔Where stories live. Discover now