"Kenapa? Bukankah kalian sudah lama saling mengenal?"

"Lama tidaknya kami saling mengenal, itu tidak bisa menjadi jaminan. Aku terlalu takut untuk kembali gagal."

"Ya memang benar 'sih. Tapi, sebagai kakak yang baik, akan kuberi kau sebuah saran. Mau kau lakukan atau tidak itu terserah padamu. Yang berhak menentukan arah hidupmu adalah kau sendiri."

"...Kau tahu, semenjak hari di mana kau menikah dengan Henry, Yoongi hyung kembali berubah menjadi Min Yoongi yang dulu. Karena aku dan Yoongi hyung sudah tinggal bersama cukup lama, aku bisa merasakan kalau dia seperti sedang kehilangan seseorang yang cukup berarti dalam hidupnya."

"...bukankah itu artinya dia sangat mencintaimu?"

"Mungkin itu hanya perasaan kehilangan sesaat saja," sanggah Sena.

Namjoon menggeleng pelan, memberi isyarat bahwa sepupunya itu salah. "Ada satu orang artis kenalanku yang menyukai Yoongi hyung. Dia bahkan memintaku untuk mengenalkannya pada Yoongi hyung."

"...Aku mengabulkan permintaannya dan beberapa bulan kemudian perempuan itu kembali menghubungiku. Dia bilang jika dia sudah menyatakan perasaannya pada Yoongi hyung. Sayang, Yoongi hyung menolak perempuan itu. Kau tahu apa katanya?"

"...Dia bilang kalau dia sedang menunggu seseorang, mestipun dia sendiri tidak tahu kapan seseorang itu akan datang padanya."

"Seseorang? Memang siapa yang sedang dia tunggu?" tanya Sena penasaran.

"Setahuku Yoongi hyung sangat senang saat mendengar bahwa kau akan kembali ke Korea. Dia sering sekali menanyakan kapan kepulanganmu, mestipun secara tidak langsung."

"...bahkan saat mendengar kau bercerai saja, dia sering sekali menanyakan keadaanmu padaku," ujar Namjoon sambil terkekeh. Pria itu berpikir andai saja Sena bisa melihat raut wajah bahagia Yoongi saat mendengar kabar perceraiannya dengan Henry waktu itu.

Terdengar jahat memang, tapi itulah kenyataan.

"Sena-ya, masa lalu itu ada bukan untuk menghambatmu di masa depan. Jadikan itu sebagai pelajaran untuk menuntun langkahmu kedepannya agar kau tidak jatuh di lubang yang sama."

"...Kau harus lihat juga bagaimana perjuangan Yoongi hyung untuk mengambil hatimu. Kau sendiri juga tahu 'kan bagaimana Yoongi hyung saat dia sudah mencintai sesuatu. Sama seperti halnya dia mencintaimu. Pikirkan baik-baik, paham?"

Sena kembali diam dan mencerna setiap kata yang diucapkan Namjoon dengan seksama.

"Ngomong-ngomong, nanti malam anak-anak Bangtan akan berkunjung ke sini. Untung saja aku ingat kalau aku datang untuk menyampaikan ini padamu. Kau ada waktu 'kan?"

Sena mengangguk, "datang saja, pekerjaanku juga tidak terlalu banyak."

"Bagus kalau begitu. Tapi, Yoongi hyung tidak ikut dengan kami."

"Iya, aku tahu. Dia sudah bilang kalau dia masih ada urusan di Daegu."

"Oke. Sampai nanti malam."

---

"Kira-ya, kau mau makan brownies ini?"

"Hya! Setelah lolipop dan es krim kau masih menawarkan Kira untuk makan lagi brownies? Kau mau membuat Kira diabetes dini?"

"Benar. Hyung, kau tidak tahu 'ya? Faktanya terlalu banyak memakan makanan manis akan mengakibatkan obesitas."

"Aku punya ide. Lebih baik Kira makan sambil menatap oppa yang manis ini saja, dijamin tidak akan diabetes atau obesitas."

Kemudian, terdengar seperti 3 orang yang akan muntah secara bersamaan dengan tambahan bantal sofa yang melayang dan mendarat dengan mulus di wajah Hoseok. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Taehyung, Jimin, dan Jungkook.

"Jja! Rib stew-nya sudah matang," ujar Sena dengan membawa satu piring saji berukuran besar ke ruang tengah, dan meletakkannya di tengah meja.

Untung saja Sena datang tepat waktu, sebelum Hoseok diperlakukan secara tidak hormat --lagi-- oleh ketiga maknae Bangtan itu yang terlampau geli dengan ucapan Hoseok tadi.

"Silahkan dimakan."

Kira menatap takjub rib stew --masakan hasil kolaborasi Sena dan Seokjin--, dan bergegas turun dari pangkuan Taehyung yang terus-terusan menawarinya sepotong brownies.

"Kira tidak mau brownies, maunya makan ini saja," ujar gadis kecil itu lalu duduk di depan mangkuk nasi yang sudah disiapkan Sena.

"Kira-ya, kau yakin tidak mau brownies ini?" tanya Taehyung sembari berpura-pura sedih.

"Sudahlah Kim Taehyung, terima saja kalau kau baru saja ditolak anak kecil," tegur Namjoon.

"Tolong ya hyung, yang ditolak itu brownies-nya, bukan aku," sewot Taehyung, kemudian pria itu mengambil posisi untuk ikut makan.

Sena tertawa pelan sambil membantu Kira melepas satu per satu daging iga dari tulangnya. Sudah lama ia dan anak-anak Bangtan tidak makan dan berkumpul bersama seperti ini. Dan, kerinduan Sena sedikit terobati malam ini, mestipun ada yang terasa kurang.

Layar televisi yang tadinya sedang menyiarkan sebuah acara musik, harus diinterupsi oleh tayangan berita terbaru yang menampilkan berita mengenai kecelakaan yang baru saja terjadi di sebuah kawasan pertokoan dekat jalan raya.

Sena yang kebetulan memang sedang melihat berita tersebut langsung membeku setelah ia melihat nomor plat mobil yang sudah rusak parah akibat tertabrak truk. Wanita itu segera melepas sarung tangan plastik yang dipakainya, dan mengambil remote TV untuk menaikkan volume suaranya.

"Bisa kalian diam sebentar!" tegur Sena. Tanpa sadar ia menaikkan sedikit nada suaranya, hanya untuk menegur Taehyung dan Jimin yang sedang ribut sendiri karena sepotong daging.

Namun, bukan hanya Taehyung dan Jimin saja yang langsung terdiam, melainkan seluruh penghuni apartemen juga langsung berhenti dari aktivitas makan malam mereka.

"Sena-ya, ada apa?" tanya Jin.

Dengan tangan bergetar, Sena berbalik dan menatap Jin sambil menunjuk ke layar TV.

"Kalian tidak sadar sesuatu? Bukankah itu mobil Yoongi oppa?"

➿➿➿

Maaf ya kalau chapter ini kurang bagus. Aku lagi stress banget akhir-akhir ini.
Jadi, maaf banget up nya juga lama 😭

Vote and Comment

Heal Me [MYG] ✔Where stories live. Discover now