*edisi rindu*

998 69 31
                                    

15 tahun berlalu..

Disebuah gedung pencakar langit, ada seorang anak laki-laki yang kini sudah berubah menjadi seorang pria dewasa. Seorang anak kecil yang dulu mengemaskan, kini menjadi pria dewasa yang keren dan karismatik.

Seorang anak yang tumbuh, akibat perceraian orang tuanya. Kini berubah menjadi seorang pemimpin yang adil bagi karyawannya.

Senyumnya yang menawan mampu membuat hati setiap wanita yang melihatnya dibuat mabuk kepayang, seorang pria dewasa yang masih tidak bisa lepas dari pelukan dari ayah dan ibunya itu kini terduduk manis sebagai seorang CEO.

Ya, pria itu bernama Axel. Anak pertama dari Kristal dan Xavier Haritama itupun, kini sudah menjadi seorang pengusaha sukses yang menjalankan perusahaannya dibidang teknologi dan industri mobile game terbesar.

Dia tersenyum menatap sebuah foto keluarga yang menurutnya sangat indah. Sebuah moment yang menurutnya sangat langkah, sejak dia menjadi seorang kakak dengan 3 orang adik.

Dua adik, dari sang ayah dan satu adik dari sang ibu. Hingga tak lama, sebuah ketukan pintu ruang kerjanya membuat senyumannya luntur.

Tok! Tok! Tok!

Axel mendongak, "ya, masuk." sahut Axel.

Ceklek!

Pria itu tersenyum lebar, "Abang!! long time no see!!"

Axel menggeliring mata malasnya, tak lama dia berdecak. "Ck, ada apa? pasti kau ingin sesuatukan?"

Kenzio menampakkan cengiran kudanya, saat rencananya ditebak oleh Axel. "Hehehe.. Itu tahu, aku boleh pinjem kartunya gak?"

"Kartu apa?" Tanya Axel sambil menyerit.

"Halah, kartu vip abang. Di club malam, paman Chandra."

Mata Axel membola, "Kau? tidak! aku tidak akan membiarkan pergi ketempat seperti itu lagi. Terakhir kali aku berikan kau izin, tapi kau malah mengacau di sana! jadi, kali ini tidak lagi!"

Kenzio mempoutkan bibirnya, "Ah.. abang mah, sekali aja. Lagi juga aku udah taruhan, kalau gak bisa bawa teman-temanku pergi aku bakal diledek habis-habisan. Ayolah," bujuknya.

Ya, sejujurnya dia bertaruh kepada teman-temannya. Jika dia tidak membawa para sahabatnya itu ke dalam club malam milik paman Chandra, maka esok harinya dia harus memakan semangkuk mie ayam melalui lubang hidungnya.

Jadi, dia harus berhasil merayu sang kakak. Agar diberikan akses masuk, tanpa mengeluarkan uang tabungan miliknya. Kenzio mengeluarkan jurus puppy eye-nya, yang mana itu berhasil membuat Axel menghembuskan napas lelahnya.

Axel memejamkan matanya sejenak, saat sang adik tersenyum lebar. Lalu tak lama dia merogoh sakunya, dan mengeluarkan dompetnya. Namun sebelum kartu vip itu benar-benar ia keluarkan, Axel berucap.

"Ingat! ini yang terakhir kali, jangan sampai membuat kekacauan di sana! kau mengerti?!" Kenzio mengangguk semangat

Setelahnya Axel mengeluarkan kartu vip tersebut, namun belum sempat dia kembali memberikan sebuah ultimatum pada sang adik. Kenzio sudah lebih dulu merebut kartu tersebut dari gengaman tangannya.

Axel menggeram kesal. Astaga! cepat sekali anak itu kalau sudah berurusan dengan club malam.

"Jangan lupa! tiga hari lagi adalah pesta perayaan hari pernikahaan mama dan daddy. Jadi aku mau, tidak ada headline news pagi yang diisi oleh--" belum selesai ucapannya Kenzio berkata.

"Ya, ya, ya.. aku tahu, tidak boleh ada headline news pagi yang diisi oleh namaku!! aku paham itu!!" teriaknya sambil pergi berlalu.

Di detik selanjutnya Axel menarik napasnya dalam, saat menatap punggung sang adik yang semakin lama semakin menghilang ditelan pintu ruang kerjanya. Hingga kemudian dia bergumam.

30 days to be wife (new version)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang