05

1.9K 170 21
                                    

Pagi ini awal yang baru untuk kehidupan seorang gadis yang sebentar lagi genap berusia 20 tahun. Ya, dia Laras Ayu, wanita cantik, bertubuh mungil ini.

Merasa sangat bahagia, walaupun kini dia sudah menjual tubuhnya pada pria yang tidak dia ketahui identitasnya.

Itu bukanlah masalah baginya, karena selagi pria itu tidak memaksanya untuk melakukan hal yang belum saatnya dia lakukan, dia masih bisa bernapas lega.

Laras mengeser pintu kaca yang menghadap langsung ke laut tersebut, lalu ia merentangkan kedua tangannya, menghirup udara segar dipagi sebanyak-banyaknya adalah satu kenikmatan untuknya.

Namun disaat ia sedang menikmati udara segar yang perlahan mulai menerpa wajahnya, suara dingin dan tidak enak didengar masuk kependengarannya.

"Berhenti menghirup udara segar dirumah ku. Kau tahukan, aku membeli mu bukan untuk menjadi nyonya di sini. Cepat siapkan sarapan aku sangat lapar."

Laras melirik dari sudut matanya, astaga. Apaa-apaan pria dingin itu. Sangat merusak suasana, batinya mendumal. "Kau tuli!"

Wanita itu mengeram kesal, lalu tak lama dia berbalik sambil menampilkan senyuman lebar namun terkesan dipaksakan.

"Baik tuan, saya akan buatkan." Katanya lembut.

Saat Laras hendak pergi menuju dapur, Xavier kembali berucap. "Eits, tunggu dulu?"

Laras berhenti dan berbalik menatapnya, "Ya, ada apa tuan."

"Buatkan sarapan yang ringan jangan yang berat-berat. Karena saya sedang diet."

Laras mengangkat satu alisnya, "Maksud saya, jangan buatkan sarapan yang mengandung kadar gula terlalu banyak seperti nasi contohnya. Akan cepat mengantuk nanti saya, karena malam ini saya akan bertugas jaga malam dirumah sakit."

Wanita itu mengangguk mengerti, lalu dia kembali berbalik setelah pamit undur diri. Namun baru dua langkah ia melangkah ke depan, Xavier memanggilnya kembali.

"Oh ya, lebih baik kau buatkan saja scrambled egg dengan sosis dan buah segar." Laras menggeraskan rahangnya.

Dipersekon selanjutnya ia tersenyum lebar. "Baik tuan, ada lagi?"

Xavier menggeleng, "Tidak, pergi sana."

Namun berbeda dengan apa yang baru saja dia katakan, tepat disaat Laras hendak kembali akan melangkah. Laras dipanggil lagi olehnya untuk ketiga kalinya.

Bahkan itu mampu membuat ia dengan terpaksa menghentikan langkahnya, Laras yang kesal hanya bisa bermisu-misu dibelakangnya.

"Laras, tunggu?"

"Iya, apa lagi?" sahutnya.

"Sekalian buatkan Vivi sarapan, makanannya ada dilemari atas nomer tiga berlebel muka vivi dan galon susunya ada dikulkas yang berlebel muka Vivi." Laras menatap tak percaya.

Bagaimana bisa, pria itu mampu membuatnya harus berhenti melangkah sebanyak tiga kali. Hanya karena ia lupa, unuk menyuruhnya membuatkan sarapan pada hewan kesayangannya. Pantas saja dia ditinggal oleh mantan istrinya. Batinnya berucap.

"Udah sana buatin, ngapain masih lihatin Vivi?" Laras menerjap, lalu dia menggeleng.

Setelahnya Laras kembali melangkah, "Hey!!" teriak Xavier.

Laras membuang napasnya kasar, "Tuan, sekali lagi manggil saya, tuan bakal dapet piring cantik dari saya." Ucap Laras dengan sedikit kesal.

"Kenapa? kamu tidak suka saya panggil!!" Laras menggeleng.

30 days to be wife (new version)✔Where stories live. Discover now