23

1.1K 110 13
                                    

3 hari berlalu, sejak kejadian disalah satu mall terbesar dikota A. Baik, Laras maupun Xavier kehidupannya mulai membaik.

Walau dihati masing-masing sudah mengakui, kalau satu sama lain telah jatuh hati. Selama 3 hari kebelakang, Xavier mulai menunjukkan sikap manis dan lembutnya pada Laras.

Lalu bagaimana dengan Laras? Laras sendiri tak menampik akan hal tersebut, namun entah apa yang bermasalah pada otaknya. Pikirannya selalu menolak fakta tersebut.

Ya, wanita itu masih takut untuk kembali membuka hatinya pada Xavier. Karena sikap Xavier, masih menjadi misteri untuknya.

Laras mendesah lelah, hari ini seperti hari-hari sebelumnya Xavier menunjukkan sikap manjanya pada Laras. "Sayang, dasi aku dimana?"

"Sayang... sepatu hitamku sudah kering belum?"

"Sayang... nanti siang datang ke rumah sakit ya?"

"Sayang... kamu liat stetoskop ku gak yang ada di meja kerja?"

"Sayang hari ini masak apa? sepertinya sangat enak."

"Sayang..."

"Sayang..."

"Sayang..."

"Laras sayang..."

Ya, seperti itulah teriakan Xavier dipagi, siang dan sore hari. Baik ia sedang berada dirumah ataupun saat ia sedang berada dikantor. Xavier tak henti-hentinya meneriakkan kata 'sayang' padanya.

"Sayang, kok kamu ngelamun terus?" Laras mengatup bibirnya kesal.

Lalu tak lama dia membuang napasnya kasar. Perempuan itu berbalik dan menatap tajam ke arah sang suami. Sedangkan yang ditatap, mengerutkan keningnya heran.

Lalu kemudian, Laras dengan tiba-tiba saja mengubah ekspresinya menjadi lembut. Wanita itu tersenyum lebar, lalu berkata.

"Iya, ada apa suamiku sayang.." ucapnya dengan lembut.

"Kamu kenapa sih sayang?"

Laras menggeleng, "engga. Tadi ada apa panggil aku?"

"Oh itu, tolong bantuin aku cari jas kedokteran ku? daritadi aku cari gak ketemu masa?"

Mendengar hal itu Laras menghela napas pendeknya, "masa sih gak ketemu? udah dicari dengan benar?" Xavier mengganguk polos.

"Kalau sampai ketemu sama aku nanti mau diapain?"

Xavier tersenyum nakal, "cium aku," ujarnya sambil menunjuk bibirnya yang dimajukan.

Laras merotasi mata malasnya, kemudian ia bergegas naik kelantai 2 rumah mereka tanpa berniat untuk merespon kembali ucapan sang suami. Saat Laras hendak mencari jas putih kebanggaan sang dokter.

Namun langkah kakinya terhenti, saat dimana ia baru saja membuka pintu kamar tidurnya.

"Astaga. Apa-apaan ini?"

Dia terkejut saat melihat kondisi kamar mereka yang sudah tidak bisa digambarkan lagi. Lihatlah, beberapa pakaian berserakkan.

Lemari baju terbuka, selimut yang terjatuh dilantai, lantai yang basah karena kaki yang tidak dikeringkan lebih dulu, dan peralatan makeup yang pecah dan berserakan dilantai, menjadi tanda bagaimana kacaunya kamar mereka saat itu.

Bahkan tak lama, kumpulan asap tebal sudah meletup keluar dari kepalanya. Tak ketinggalan tangannya yang sudah mengepal dengan wajah memerah sempurna. Hingga didetik selanjutnya, sang mertua -Yuna & Yama- mendengar teriakan sang menantu dari rumahnya.

"XAVIEEEERRRR!!!" pekik Laras setinggi 4 oktaf.

Yama yang saat itu tengah asik membaca koran dipagi hari seperti biasanya, mendadak harus berhenti untuk menutup daun telinganya saat suara memekik itu terdengar.

Berbeda dengan Yama -sang suami-, bulu kuduk Yuna berdiri sempurna saat suara itu terdengar.

"Berulah lagi manusia satu itu." kata Yama.

Tak berbeda jauh dengan Yama -sang suami-, Yuna berkata, "Heung.. namanya juga Xavier, kalau gak nakal, ya ngerusuhin bisanya. Sabar ya, menantuku sayang." gumamnya seorang diri sambil asik memasak.

***

[dihapus sebagian demi proses penerbitan]


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
30 days to be wife (new version)✔Where stories live. Discover now