25

1K 114 18
                                    

Setelah merasa lebih baik, kini Laras dan Erlangga tengah terduduk dibawah sisi langit dimalam hari.

Duduk ditepian pantai, dengan api unggun tak jauh dari mereka adalah hal yang terbaik untuk dilakukan dimalam yang dingin.

Sejak tangisan Laras pecah dalam pelukan Erlangga. Tak ada salah satu dari mereka yang ingin bersuara lebih dulu.

Baik, Erlangga maupun Laras sama-sama terlarut dalam pikiran masing-masing. Erlangga menoleh, dan memandangi wajah Laras.

Hingga tak lama, dia yang dipandangi menoleh dan berkata.

"Kenapa kau terus menatapku kak?"

Erlangga tersenyum kecil, "hehehe.. aku terciduk oleh mu."

"Terima kasih.. dan maaf karena telah menyakiti perasaanmu saat itu."

Pria itu menggeleng, "tidak. Tidak apa, aku tahu karena jawaban itu sangat mengambarkan perasaanmu padanya."

#Flashback

Hari itu dikedai es krim. Setelah tertangkapnya Xavier dengan kedua matanya sendiri, Laras bergumam.

"Xavier?"

Erlangga menoleh, "apa kau bilang? Xavier? dimana?"

Laras menerjapkan matanya, "oh.. itu, mungkin aku salah lihat."

Tiba-tiba suasana menjadi sedikit canggung, saat setelah gumamnya terdengar oleh Erlangga.

Hingga tak lama, "Laras.. bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Dia mendongak, "Ya, tanya saja?"

"Seberapa besar cintamu pada pria itu?"

Alisnya terangkat satu, "Padanya? siapa?"

Erlangga terkekeh, "Tentu saja pria yang tadi namanya kau sebut?"

"Xavier?" Erlangga mengangguk.

Sebelum menjawab, Laras menghembuskan napas beratnya. Entah kenapa setiap kali membahas tentang pria itu dadanya terasa sakit dan sesak.

"Aku tidak tahu seberapa besar aku mencintainya. Namun yang ku tahu saat ini, aku hanya akan merasa tidak senang jika pria itu didekati oleh wanita lain selain ku."

"Tapi dia pria yang jahat. Kenapa kau mau bersamanya?"

Laras mengalihkan pandangannya, "Tidak, itu tidak benar. Dia bukanlah pria yang jahat. Karena sesungguhnya kami bertemu diwaktu yang salah dan disituasi yang tidak tepat. Itu saja."

"Lalu jika kalian bertemu diwaktu yang benar dan disituasi yang tepat, apa kau juga akan jatuh hati padanya?"

Seketika pandangan Laras berubah sendu, "Mungkin saja.. Ya, atau mungkin.. Huh, tidak."

"Benarkah?"

Laras terdiam sejenak, "Kau tahu kak Erlang, jika pria itu jahat. Mungkin kini aku sudah diusir dari rumahnya. Tapi nyatanya sekarang aku masih tinggal disana, dapat makan gratis, bisa pergi berbelanja, bisa pergi jalan-jalan kemanapun aku mau dan juga terkadang dia juga bisa bersikap manis kepadaku. Dengan membuatkan sarapan pagi, atau sekedar mengecup keningku lembut."

Erlangga diam membisu, saat dimana wanita itu terus saja membanggakan pria yang telah mengores luka dihatinya.

Yang Erlangga tahu, ada cinta yang begitu besar dimata Laras untuk Xavier. Dan itu terlihat jelas saat wanita itu masih saja asik bercerita tentang kebaikan pria itu.

Hingga tak lama Erlangga berkata, "Laras.. bisakah kau melihatku sedikit saja?"

Seketika Laras terdiam, saat mendengar ucapan itu. Wanita itu menduduk, dan berkata. "Maafkan aku kak.. Sepertinya aku harus segera pulang secepatnya."

Setelah mengatakan itu, Laras bangkit dan pergi berlalu begitu saja meninggalkan Erlangga yang masih terduduk diam dan sendu.

Karena secara tidak langsung, sepertinya pria itu telah ditolak oleh wanita yang dia kagumi dari dulu.

#Flasbackoff

Erlangga tertawa lirih, "ya, itu adalah penolakkan yang paling menyiksa untukku."

Mata Laras menunduk, "Maaf.. Aku, aku sungguh minta maaf."

Erlangga menarik napas panjangnya, dan tak lama dia menghembuskannya pelan. Sebelum kembali berkata untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Sudahlah itu telah berlalu. Ayo kita kembali. Tak baik juga untukmu berlama-lama, karena angin laut malam sangat dingin."

Laras menganggukinya. Setelah tiba dikamar hotelnya, Laras meraih ponselnya yang sejak tadi dia tinggalkan di dalam kamar hotel.

Matanya membola, ada sekitar 20 pangilan tak terjawab dan 15 pesan masuk dari pria yang sama.

Saat hendak membuka pesan tersebut, ponselnya kembali berbunyi. Sebuah panggilan video call dari Xavier -sang suami- mampu membuatnya menghela napas beratnya, sebelum dia menerima sambungan telepon tersebut.

Perlahan Laras menggeser tombol hijau dan tak lama wajah pria tersebut muncul.

Perlahan Laras menggeser tombol hijau dan tak lama wajah pria tersebut muncul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Dihapus demi proses penerbitan]


Mungkin seminggu ini aku akan rutin update ya, karena aku ingin segera mengakhir cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mungkin seminggu ini aku akan rutin update ya, karena aku ingin segera mengakhir cerita ini..

Cerita ini sudah terlalu lama berjalan, jadi setelah 45 episode kalian akan dapat cerita baru.. terimakasih buat yang masih stay baca dan ngevote aku sayang kalian.

30 days to be wife (new version)✔Where stories live. Discover now