16

1K 100 12
                                    

Setibanya di rumah setelah pulang berlibur. Baik Laras, maupun Xavier enggan berbicara. Sejak dia berpikir hal yang memalukan, jantungnya masih tidak mau berhenti berdegup kencang.

Sial, bagaimana caranya ia menormalkan jantungnya lagi? dia menarik napasnya lalu kembali menghempaskan secara perlahan, dan itu terus Laras lakukan.

Sedangkan Xavier, ia juga tak kalah jauh merasakan debaran didadanya. Namun dia jauh lebih pandai menyembunyikannya dibandingkan dengan Laras. Xavier bergerak keluar dari mobil.

Setelah pintu tertutup Xavier menghela napasnya. Lalu tak lama dia memejamkan matanya sejenak. Pusing mulai berdenyut dikepalanya.

"Xavier? kenapa tadi kau tidak memaksaku untuk tetap bersamamu?" mata Xavier terbuka.

Xavier menoleh, "aku sedang tak ingin membahas hal konyol."

Kristal mencabikkan bibirnya tanda dia tak suka, "Oh ya.. siapa yang akan mengantarmu pulang nanti?" saat Kristal hendak menjawab, derap langkah kaki dan disusul dengan tepukan tangan yang mengejek terdengar.

Pok! pok! pok!

"Bagus!!"

Mata Vero menatap nyalang ke arah Xavier, "Vero?! k- kau.. kenapa kau bisa ada disini?"

Vero berseringai jahat, "Kenapa aku bisa ada disini? hahaha.. pertanyaanmu sungguh lucu Kristal!" Ia melangkah maju mendekati Kristal.

Tap!

Lalu dia meraih dan mencengkram kuat tangan -sang istri-. "Apa kau sudah puas bermain dengan mantan suamimu itu!"

Kristal menyerit bingung, "Kau harus ingat, statusmu masih menjadi istriku! dan apa kau pikir, orang-orang tidak akan berbicara buruk tentang keluarga ku hanya karena kelakuan kotormu ini! Jadi lebih baik kau ikut pulang bersamaku."

"Aku tidak mau! bukankah kau sendiri yang bilang kemarin, kalau kau lebih senang bersama wanita itu dibanding dengan istrimu ini?"

Vero tak bersuara, namun justru dia menarik paksa tangan Kristal untuk segera bergerak jalan. "Jangan membantah. Aku tak suka dibantah.Ayo kita pulang!"

Kristal memberontak, "lepaskan ini sakit! Vero!! aku bilang lepaskan!!"

Xavier hendak meraih dan menghentikan tangan Vero yang sedang menarik Kristal secara kasar itu terhenti, saat pria itu -Vero- sudah lebih dulu meliriknya tajam seolah sedang memberikan isyarat untuk berhenti.

Tapi tak lama Vero berkata. "Kau jangan ikut campur ke dalam urusan rumah tangga ku dengannya. Karena kau hanya orang asing untuk kami. Kau mengerti!!"

Rahang Xavier mengeras tanda dia tak suka, saat hendak melayangkan sebuah pukulan untuk Vero. Suara Laras mengintrupsinya untuk berhenti.

"Tuan!!" teriak Laras.

Hening!

"Eum.. T-tuan Xavier, Nyonya besar sedang memanggil anda di dalam." bohongnya.

Ya, sejujurnya sejak tadi Laras berada di sana dan mendengar semua percakapan mereka. Xavier membuang napasnya kasar, lalu perlahan tangannya mulai ia tarik kembali guna mengurungkan niatnya.

Vero tersenyum puas.

"Xavier," panggil lirih Kristal.

Pria yang dipanggil namanya itu, hanya bisa menunduk dan berkata. "Huft.. Dia benar Kristal, statusmu masih resmi menjadi miliknya."

Kristal menggeleng lemah, "tidak! tidak! tidak Xavier! aku mohon tolong aku."

Xavier bergeming, "Tidak!! Xavier tolong aku.."

30 days to be wife (new version)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang