18

1K 96 21
                                    

Hari yang ditunggu pun tiba. Karena pasalnya hari ini adalah awal dari hancurnya sebuah kepercayaan, dan awal mula hancurnya sebuah hati yang terus tergores oleh luka dikhianati.

Laras menatap kosong ke arah cermin. Dia saat ini sudah cantik dengan riasan wajah yang sederhana namun terlihat elegan diwajahnya.

Berkali-kali dia membuang napas beratnya. Walau saat ini dia sudah resmi menyandang gelar baru sebagai Nyonya Xavier Haritama.

Namun hatinya masih terasa sesak. Masih teringat jelas bagaimana bisa itu terjadi, 3 hari sebelum pesta pernikahannya.

Laras benar-benar merasa tertampar akan prilaku, dan sikap yang ditunjukan oleh Xavier padanya malam itu.

#Flashback

Setelah berdiam diri cukup lama. Akhirnya Laras tersadar, dia mengusap bulir air matanya yang sempat terjatuh tadi.

Lalu setelahnya, dia kembali melangkah ke dalam rumah. Tapi sebelum benar-benar masuk, hati kecilnya bertekad.

"Ayo mulai dari malam ini, lupakan dia! Hapus dia dari otak dan hatimu. Karena Xavier tidak akan pernah mencintaimu, tidak akan pernah!"

Perlahan pintu dia buka, dan saat pintu utama rumah itu terbuka. Matanya mengarah langsung tertuju pada seorang wanita.

Ya, Laras tahu ini akan terjadi. Pasti Kristal lah yang mampu membuat pria itu memutar balik stir mobilnya dan pergi berlari menjauh darinya.

Wanita licik! benar-benar licik.

"Oh?! tante sudah pulang?" Axel berlari berhambur menyambutnya.

Laras tersenyum, "Maaf aku.. aku.."

"Tidak papa.. Aku tahu, kau hanya ingin melindungi ibu dari putramu kan?"

Xavier mengatup bibirnya rapat. "Aku lelah sekali.. Aku akan pergi menaruh ini dulu, lalu setelahnya aku akan pergi tidur."

"Oh.. baiklah.."

Namun baru beberapa Laras melangkah, suara Kristal mengintrupsinya untuk berhenti sejenak. "Apa kau tidak lapar? aku sudah buatkan kau makan malam jadi ken--"

"Maaf, tapi aku tidak lapar. Terima kasih banyak atas kerja kerasmu, karena kau sudah mau repot-repot memasakkan untukku. Tapi disini... aku hanya seorang pembantu dan ibu pengganti untuk putramu. Jadi kau tidak perlu lagi, melakukan trik kotormu padaku." sindir Laras dengan halus.

Mendengar perkataan itu, Kristal merasa tertohok. Saat hendak melayangkan aksi protesnya, Xavier menahannya.

Dia tahu suasana saat ini sedang tidak baik untuk diteruskan. Jadi dia berusaha untuk mencegahnya, lalu Xavier berkata.

"Baiklah, istirahatlah.. selamat malam."

Laras mengangguk pelan, "ehm.. malam." sahutnya tanpa menoleh ke arah Xavier.

#Flashback off

Huftt..

Laras kembali, membuang napasnya saat kembali merasakan sesak di dada. Mengadah menatap langit-langit kamarnya.

Berusaha menahan agar air matanya tidak jatuh mengalir kepipi gembilnya. Lalu tak lama, dia kembali menatap cermin didepannya dan berkata.

"Ingat kau sudah bertekad untuk mulai menghapusnya dihati dan pikiranmu. Jadi ayo bersemangat, jalani kehidupan pernikahan ini selama 30 hari. Hanya 30 hari!" monolognya.

Tok! Tok! Tok!

Daun pintu diketuk terdengar. Laras secepat mungkin menyeka bersih air matanya. Agar tidak ada yang tahu, bahwa dia habis menangis.

Kemudian dia menyahut. "iya, silahkan masuk."

Ceklek!

Salah seorang staff dari Wedding organizer muncul, dan berkata. "Mba Laras sudah saatnya keluar. Para tamu sudah hadir, dan resepsi akan segera dimulai."

Laras mengangguk, "baik.. tapi, bisakah kau membantuku untuk memegang kain belakang pada gaun ini. Karena ini sangat panjang, dan aku sedikit kesusahan."

"Siap nona.."

Deg!

Deg!

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
30 days to be wife (new version)✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora