28

1K 113 18
                                    

Sepulang dari kediaman Haritama, Kristal membanting kencang pintu apartemennya. Dengan emosi yang menggebu-gebu dia berjalan mendekati meja.

Lalu tak lama dia berteriak sambil menyingkirkan seluruh prabotan rumah yang berada di atas meja secara kasar hingga barang-barang tersebut hancur berkeping.

"Arghh!! dasar wanita sialan!!"

Prank!!

Setelah puas menghancurkan seluruh isi rumah. Kristal terjatuh duduk, lalu kemudian dia meremat rambutnya kuat. "Why? Why?!" katanya dalam amarah.

Hosh.. Hosh..

"Wanita sialan!! kenapa harus kau yang dipilih oleh Axel!"

Hosh.. Hosh..

Sedangkan Xavier yang baru saja tiba dari parkiran basemen apartemen Kristal terkejut, saat mendengar suara gaduh yang timbul dari dalam apartemen mantan istrinya.

Dengan cepat dia menggedor pintu itu, namun sayang tak mendapatkan jawaban dari dalam. Sehingga dia terpaksa menekan kata sandi pintu apartemen Kristal, dan berharap bahwa kata sandinya belum diubah oleh wanita itu.

Tet.. tet.. tet.. tet.. tet..

Beep beep..

Ceklek!

Pintu apartemen Kristal terbuka otomatis, saat kata sandi yang benar tersebut ditekan oleh Xavier.

"Apa? jadi selama ini wanita itu masih belum menggantinya?" gumamnya.

Ya, sebuah kata sandi yang terbuat dari hari jadi persahabatan mereka saat masih duduk dibangku sekolah.

Sebuah kenangan dari ikatan persahabatan mereka bertiga yang tulus, dan belum adanya sifat keserakahan diantara satu sama lain.

Namun saat masih sedang termenung, suara jeritan Kristal dari dalam menyadarkannya kembali. Xavier berlari masuk ke dalam apartemen Kristal, tak lama langkahnya terhenti dia terkejut saat melihat kondisi dalam apartemen wanita itu.

"Astaga!!" sangat kacau, seperti habis dilanda angin topan.

Semua benda pecah dan hancur berserakan dilantai. Xavier kembali melangkah masuk mencari sosok wanita itu.

Saat tiba di dalam kamar Kristal dia menemukan wanita itu sedang terduduk di lantai dengan telapak kaki yang berdarah. Dan tangan yang terus menyiksa rambutnya.

"Kristal!!" Xavier menahan tangan Kristal.

Saat wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya kembali. "Kristal hentikan. Ku mohon.."

Kristal mendongak, "Xavier..."
panggilnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Melihat kondisi mantan istrinya seperti itu, Xavier menarik tubuh Kristal dan merengkuhnya ke dalam pelukkannya.

Namun di hati kecilnya dia berkata. "Tidak, ini bukan seperti yang ku harapkan. Kenapa jantungku tak berdebar sedikitpun saat memeluk Kristal? Tapi berbeda rasanya, saat aku tengah memeluk tubuh Laras jantungku rasanya berdebar jauh lebih cepat? Ada apa denganku sebenarnya?"

***


Kemudian Laras berlari, dan pergi menjauh meninggalkan kantung belanjaan yang berserakan dibawah. Dan mengabaikan panggilan Xavier, yang terus menyebut namanya. Saat tiba dilantai dasar.

Erlangga yang baru saja kembali, dari minimarket terheran melihat Laras yang berlari keluar dari pintu lift apartemen sambil menangis sesegukan.

"Eoh, Laras kau--" ucapnya terhenti.

Namun setelah kepergian Laras, tak lama di belakangnya ada Xavier yang tengah mengejar. Erlangga yang menyadari apa yang sedang terjadi, mencegah pria itu.

"Menyingkir kau!"

"Kau tidak dengar aku! aku bilang--" ucapnya terhenti karena sebuah pukulan mendarat hebat diwajah Xavier.

Bugh!!

Erlangga mengepal sempurna, "Sudah kuperingatkan kau! berani menyakiti Laras maka aku tak akan tinggal diam! Brengsek!"

Bugh!

Bugh!

Erlangga memberikan pukulan secara membabi buta, sedangkan Xavier dia hanya pasrah menerima pukulan yang diberikan Erlangga padanya.

Dia menyadari apa kesalahannya saat ini, hingga tak lama jeritan Kristal terdengar.

"HENTIKAN!!" tangan Erlangga terhenti.

Dia menatap tajam ke arah Kristal, "Jadi hanya karenanya kau berani menyakiti Laras!!"

Cuh!!

Erlangga membuang ludahnya asal, saat setelah mengerti akan keadaan ini. "Hanya demi wanita murahan seperti itu kau berani menyakit wanita berhati malaikat seperti Laras. Kau itu bodoh, Xavier!! Dan kau, bukankah suami sedang sekarat karena menderita penyakit kulit? kenapa? apa karena dia sudah bangkrut jadi kau pergi mencari yang lebih kaya?!"

Kristal menghiraukannya, "Kalian berdua sama saja! matilah kalian membusuk di sini!"

Setelahnya Erlangga bangkit dan pergi meninggalkan kedua orang itu.

Sudah puas akan klimaksnya?next adalah pembalasannya bagi mereka berdua

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah puas akan klimaksnya?
next adalah pembalasannya bagi mereka berdua.. hahaha.. 😈😈 (gak cocok loh bel tawa jahat)

Oia chapter ini diputar dengan lagu BCL yang di atas sangat pas dengan kondisi Laras.

See you bye.. bye 😉 (emotnya erlangga)

30 days to be wife (new version)✔Where stories live. Discover now