26

1K 123 17
                                    

"Bagaimana dengan kondisinya Xavier?" tanya Kristal yang baru saja tiba dikamar inap Vero.

Xavier melirik sekilas, lalu kemudian dia kembali fokus pada infusan Vero sambil berkata. "Kondisinya sudah jauh lebih baik, namun dia masih harus membutuhkan perawatan kulit lebih rutin."

Kristal menghela napasnya. Wanita itu memandang sendu wajah sang suami, "Dia kembali berhubungan dengan mantan tunangannya."

Gerakkan Xavier terhenti seketika. "Siapa?"

"Gendis, wanita itu kembali. Dan dia juga merusak hubungan rumah tangga kami."

"Lalu apa bedanya denganmu?" kata Xavier tanpa menoleh.

Kristal menoleh dan menatap, "aku? memangnya aku merusak hubungan siapa dengan siapa?"

Setelah memastikan selang infus Vero, Xavier berbalik dan berniat untuk keluar meninggalkan kamar inap tersebut.

Namun sebelum benar-benar pergi dari sana. Xavier kembali berkata.

"Aku dan Laras. Bukankah, yang kau lakukan akhir-akhir ini juga termasuk dalam wanita pelakor. Benarkan?"

Tangan Kristal menegepal, "Sudahlah, aku tahu apa yang kau lakukan kemarin sebenarnya hanya untuk membuat Laras cemburukan? tapi sayangnya, wanita itu tidak terpengaruh sedikitpun. Itu sebabnya sejak awal memang tidak ada cinta diantara aku dengan dia. Jadi berhenti bersikap seperti itu."

Kristal menyunggingkan senyumannya, "Sungguh? tapi, yang kulihat malah justru sebaliknya? Laras mencintaimu tapi kau tidak menyadari akan hal itu."

"Aku yang lebih dulu mengenalnya, jadi aku tahu seperti apa wanita itu." keukeuh Xavier.

Lalu tak lama Xavier keluar dari kamar inap itu. Disaat Xavier dan Kristal tengah asik bercakap, rupanya Vero yang sedang terbaring sudah sadar.

Namun pria itu justru memilih untuk kembali berpura-pura tidur seolah dia masih belum sadarkan diri. Setelah pintu tertutup rapat, Kristal melipat kedua tanganya di depan dadanya dan berkata.

"Aku tahu, kau sudah sadar. Jangan berpura-pura lagi!"

Seketika mata Vero terbuka. Vero tersenyum sinis, "hah, ku pikir kau tak menyadarinya? rupanya aku salah. Ya, kau memang hebat dalam segala hal Kristal. Termasuk dalam hal merusak hubungan rumah tangga antara mantan suamimu dan sang istri."

"Ku sarankan lebih baik, kau tutup mulutmu."

Vero tertawa sumbang. "Dasar wanita kasar."

Vero mencoba untuk menegapkan tubuhnya, lalu kemudian dia bersandar pada kepala ranjang rumah sakit.

Tak lama kemudian Vero berkata, "Tolong ambilkan aku amplop cokelat itu."

Kristal mengerutkan keningnya, "Ambil saja sendiri, orang kamu udah sehat ngapain harus menyuruh ku." tolaknya.

Vero merotasi mata malasnya, "Kalau aku sudah sehat, untuk apa aku ada disini. Sudah ambil saja dan bawa kemari."

Mendapatkan perintah untuk kedua kalinya membuat Kristal berdecak tidak suka, namun mau tidak mau wanita itu tetap berjalan mengambil amplop berwarna cokelat tersebut.

Setelah amplop cokelat itu berada ditangannya, dia berkata "apa ini? kenapa berat sekali."

"Ck, bawa dulu kemari aku bilang." dengan berjalan malas Kristal mendekat.

"Ini," ucapnya saat tiba disamping Vero.

Vero meraihnya, lalu tak lama dia membuka isi amplop cokelat tersebut. Namun disaat sedang melihat isi amplop tersebut. Kristal bertanya dengan rasa penasaran.

"Apa itu?"

Vero melirik sekilas, "ini adalah hasil test pemeriksaan punya ku yang dibawakan oleh Xavier."

Mendengar hal tersebut, Kristal ber'oria. Dia pikir sebuah surat 'lainnya', karena bagaimanapun juga dia masih belum siap untuk bercerai dari Vero.

Sebelum dia berhasil mendapatkan Xavier dan hartanya yang berada ditangan Axel.

"Oh ya, aku dengar malam ini adalah malam pengumuman surat wasiat dari kakek Xavier. Apa kau tidak ingin hadir dan mendengar--" ucapnya terhenti saat dia menoleh ke sampingnya.

 Apa kau tidak ingin hadir dan mendengar--" ucapnya terhenti saat dia menoleh ke sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
30 days to be wife (new version)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang