Setelah kepergian Kristal dan Vero, Xavier membalikkan badannya lalu dia menatap sinis ke arah Laras.

Sambil berjalan melewati Laras, Xavier berkata. "Kali ini, aku biarkan kau menghalangiku. Tapi lain kali, aku tidak akan membiarkan kau ikut campur dengan uruskan pribadiku. Dan.. kau harus ingat pada kontrak perjanjian pra - pernikahaan kita."

Katanya dingin dan tanpa menatap Laras sedikitpun. Sedangkan Laras hanya berdiri mematung, setelah mengangguki untuk memberikan respon jawaban kepadanya.

Setelah kepergian Xavier, Laras terjatuh duduk. Ya, kakinya sudah tidak lagi mampu menompang tubuhnya. Astaga, kenapa dia harus menghentikan aksi pria itu!

***

BRAK!!

Sebuah pintu kamar yang terbuka dengan kasar terdengar. Lalu tak lama pria itu membanting sang istri diatas ranjangnya.

Dengan wajah penuh dengan api kecemburuan, dia mulai melecuti semua pakaiannya. Sedangkan sang istri, dia gemetar ketakutan setengah mati. "A-apa yang mau kau lakukan?" katanya gemetar ketakutan.

Bahkan perlahan Kristal bergerak mundur, hinggak terhimpit oleh kepala ranjang. "Aku ingin tahu, bagaimana rasanya bercinta setelah istri sendiri selesai bercinta dengan mantan suaminya."

Kristal menggeleng, "tidak! kau salahpaham. Aku mohon.. dengarkan penjelasan ku."

"Penjelasan darimu kau bilang?" Kristal mengangguk.

Vero mendekat tanpa berhenti lepaskan seluruh pakaiannya. Setelah jarak wajah mereka berisisa tiga senti.

Vero menarik sudut bibirnya, "jelaskan saja dengan alunan desahanmu yang indah saat kita bermain."

"Tidak aku mohon." tanpa mengucapkan permisi lagi kepada -sang istri-. Vero mulai mulai melumat bibir sexy milik istrinya.

"Euhm!"

Tangannya juga tidak tinggal diam, satu persatu pakaian Kristal mulai terlepas. Dan dibawah kekangan sang suami, Kristal mendapatkan kenikmatan dunia.

Walau hatinya menjerit saat mengingat kejadian dimana sang suami juga lebih memilih tidur bersama wanita lain dibandingkan dia. Air matanya pun mulai turun, akibat permainan brutal dari Vero -sang suami- dipagi hari.

5 jam berlalu,

Kelopak matanya perlahan mulai terbuka, berusaha untuk menyesuaikan pengelihatannya. Kristal meringis sejenak.

Ya, 5 jam yang lalu baginya itu adalah sebuah hukuman yang sangat menyakitkan untuknya. Kenapa? kenapa ia harus mendapatkan perlakuan memalukan seperti itu dari sang suami?

Kenapa Vero harus menyiksanya seperti itu di saat dia lebih memilih tidur bersama dengan wanita lainnya? Kenapa dia tak mau mendengarkan penjelasan darinya?

Kristal mendesah lelah, saat kepalanya semakin terasa pusing. Lalu tak lama dia mulai bangkit dan bergerak menuju kamar mandi.

Berjalan dengan perlahan karena rasa sakit yang ditimbulkan, oleh selangkanganya Kristal berusaha untuk tak memperdulikannya.

Niatnya saat ini hanya ingin membersikan tubuhnya yang kotor, dari perlakuan sang suami. Beberapa menit berlalu, Kristal sudah wangi dan bersih.

Namun dia masih merasa kotor, jika ia mengingat kejadian kemarin yang dilakukan sang suami dihotel bersama seorang wanita. Dia menatap wajah malangnya didepan cermin.

"Kenapa aku jadi begini?"

"Apa ini karma yang harus ku dapat, saat aku menyelingkuhinya dulu?" dia kembali bertanya pada cermin.

Lalu dia menakup wajahnya, saat air matanya kembali menetes. Disaat dia menangis seorang diri, sebuah pesan masuk diponselnya berbunyi.

Ting!

Satu pesan dari Xavier muncul pada layar notifikasinya. Lalu, dia tanpa ragu meraih ponsel tersebut dan membuka isi pesannya.

Apa kau baik-baik saja? dia tidak menyiksamu kan? katakan padaku jika dia memukulmu?

Kristal tersenyum saat membaca isi pesan dari Xavier, astaga! pria itu saja masih mengkhawatirkan kondisinya. Tapi berbeda dengan suaminya.

Bahkan untuk tetap berada disampingnya saat bangun tidur saja pria itu -Vero- enggan. Hingga kemudian sebuah ketukan dari pintu mengalihkan intensitasnya.

Tok! tok! tok!

"Nyonya apa kau sudah bangun?"

Kristal masih enggan untuk menjawab, "Jika sudah, tolong segera turun dan makanlah. Karena makan siang kali ini telah diminta dan disiapkan oleh tuan secara khusus untuk nyonya."

Apa? Setelah menyiksanya, lelaki itu malah memberikanya makanan? gila? Vero benar-benar sudah gila?

"Oh iya Nyonya, kata tuan. Hari ini kalau Nyonya mau keluar rumah. Nyonya harus minta izin dulu dari tuan secara langsung. Kalau tidak kami tidak akan mengizinkannya."

Kristal tertawa menyedihkan saat pesan itu disampaikan padanya.

Kristal tertawa menyedihkan saat pesan itu disampaikan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double updatenya nanti malam ya gaes..

Oh ya, gak ada yang mau ucapin selamat ulang tahun nih? (boro-boro mereka tau bel) hehehe.. bercanda deng, karena kemarin aku ultah jadi hadiahnya double update ya..

terima kasih banyak ^^,

30 days to be wife (new version)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang