Yama Haritama yang sedaritadi asik membaca akhirnya terpaksa melipat korannya, lalu ia mengambil alih kertas ditangan sang istri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yama Haritama yang sedaritadi asik membaca akhirnya terpaksa melipat korannya, lalu ia mengambil alih kertas ditangan sang istri.

Dia terkekeh, "Ya, ayah akui. Jika wanita itu selalu tahu, bagaimana caranya mendidik dan mempermainkanmu."

Ucapan sang ayah sukses membuangnya kesal, "Maksud ayah? aku tidak becus menjaga Axel begitu?"

"Ayah tidak mengatakannya. Tapi baru saja kau yang mengakui itu." tangan Xavier mengepal dengan sempurna.

Di saat mereka tengah asik membicarakan soal saimbara, untuk Xavier. Axel yang tidak mengerti pun akhirnya angkat suara.

"Nenek sama kakek sedang membicarakan apa sih? ko daddy sampai marah?" tanyanya polos.

Yuna tersenyum, "Axel, kau baru pulang sekolahkan?"

Dia mengangguk, "iya nek," jawabnya.

"Sekarang lebih baik, Axel ganti baju cuci tangan lalu makan. Okey?"

"Baik nek!" Axel menurut begitu titah itu diucapkan, namun saat hendak berjalan menuju lantai dua kamarnya dia berbalik.

"Nenek? di mana bola bulu itu?"

Xavier mendengkus kesal, "NAMANYA VIVI BUKAN BOLA BULU!!"

Seketika Axel menciut saat mendengar bentakkan dari sang ayah, "M-maaf Dad," cicitnya.

Yuna menoleh dan menatap tak percaya pada sang anak. "Axel, sudah sana cepat ganti bajumu mengerti?" titahnya tanpa menoleh.

Di detik selanjutnya, hanya ada suara derap langkah kaki Axel yang tengah menaiki anak tangga. Sang ayah melepas kacamata bacanya, lalu menatap tajam ke arah Xavier.

"Pantas saja dia meninggalkanmu? lihat, apa yang baru saja kau lakukan? Hanya karena salah menyebut nama hewan kesayanganmu itu. Kau malah membuat anakmu ketakutan. ... Astaga!! kau benar-benar Xavier."

Xavier memijit pelipis hidungnya, "Dengarkan ibu Xavier, jika kau masih terus seperti ini. Sampai kapanpun Axel takkan bahagia. Karena apa?"

"... Karena kau jauh lebih memilih dua hal, yang pertama rumah sakitmu dan yang kedua si bola bulu kesayanganmu itu."

"Namanya vivi ibu!" sahutnya yang tak suka karena hewan kesayangannya selalu dibilang bola bulu oleh mereka.

Ya, walau sebenarnya Xavier juga mengakui. Jika berat bobot Vivi semakin bertambah setiap harinya.

Tapi, bukankah itu sangat menggemaskan. Kenapa mereka semua tak menyukainya? aneh. Pikirnya dalam hati.

****

"Daddy?" panggil Axel.

Sang ayah hanya berdeham, "Daddy?"

"Ada apa Axel?" Axel mendekat.

30 days to be wife (new version)✔Where stories live. Discover now