49. Kode Peka

4.5K 256 12
                                    

HAPPY READING💙
.
.
.
.
.

"Ini kapan selesainya, Ma?"

Putri menyeka jejak keringat dipelipis, kemudian menghela napas. Cukup lelah untuk hari ini.

Gigi tersenyum, wanita itu memeluk gaun yang menjadi pilihan ketiganya. "Kalau udah nemu yang cocok, baru selesai."

Tak ingin lebih menguras tenaga lagi, Putri berderap dan mengambil alih gaun di tangan Gigi, lalu menuju ruang ganti. Entah alasan apa lagi yang akan Gigi keluarkan saat wanita itu merasa tak cocok dengan apa yang ia lihat.

"Kayanya dia capek. Kamu nggak kasihan, Gi?" Tegur Rana sembari menutup majalah yang sempat membuatnya tertarik.

Pasalnya, sudah lebih dari lima kali Putri mencoba beberapa baju yang Rana dan Gigi pilihkan. Kendati demikian, tak ada tanda bahwa Gigi akan menyetujuinya. Membuat Rana lelah dan menyerahkan urusan ini kepada sahabatnya itu.

"Nggak, Na. Dia kuat, kok. Bentar lagi juga kalau Pangeran dateng bawa makanan, Putri pasti maju paling depan." Sahut Gigi dengan manik menatap ruang ganti. Menunggu Putri kesayangannya muncul dengan gaun yang ia pilih tadi. Dan semoga, ini menjadi pilihan yang terakhir kali.

"Mbak Gigi, aku mau antar bajunya Bu Retno." Seorang wanita yang masih menginjak kepala dua itu muncul. Lengkap dengan helm yang melekat dikepalanya.

Dia bernama Nina, wanita yang telah mengabdi di Butik ini selama empat tahun. Dan sekarang, dia ingin mengantar salah satu orderan yang kemarin Bu Retno pesan.

"Bu Retno yang mana?" Tanya Rana.

"Ituloh, Na. Yang kemarin beli Dress biru laut selutut. Dress yang kamu desain sendiri." Sahut Gigi.

Selebihnya, Rana mengangguk paham.

"Yaudah anterin sana, hati-hati ya."

Nina mengangguk sebelum berderap pergi. Gigi meneguk air mineral diatas meja, lagi-lagi menatap pintu ruang ganti.

"Putri lama amat, ya?"

"Assalamualaikum."

Keduanya kompak menoleh. "Waalaikumsalam." Mendapati Pangeran yang datang dengan kantung plastik bertengger ditangannya.

"Udah dateng?" Pangeran mengangguk. "Beli apa?" Tanya Rana.
"Makanan."

Jawaban yang membuat Rana mendengus kecil, sedangkan Gigi hanya terkekeh.

"Bunda juga tau kali, maksudnya makanan apa?"

"Bakso." Pangeran meletakkan diatas meja, lalu duduk dikursi kosong yang masih tersedia. Tak lama, lelaki itu mengedarkan pandangan. Menatap satu persatu pengunjung yang tampaknya tengah sibuk memilih beberapa baju.

Setelah cukup bosan, Pangeran memainkan ponselnya.

"Ranti!" Wanita yang tengah berdiri disamping barisan dress itu berjalan menghampiri kala Rana memanggilnya. "Iya, mbak?"

"Kamu tolong ambilin mangkuk sama sendok, ya. Bentar lagi Putri mau makan. Mbak mau samperin ibu-ibu itu." Kata Rana, telunjuknya terarah pada ibu muda yang sepertinya nampak kebingungan. "Kayanya dia butuh bantuan, deh."

Ranti mengangguk, dan melenggang pergi menuju belakang.

"Aku kesana dulu, Gi." Kata Rana

Gigi mengangguk.

Setelah duapuluh menit Gigi menunggu, sosok dari balik pintu ruang ganti mencengangkannya. Putri yang semula muncul dengan wajah tertekuk, mendadak tersenyum kala mendapati Pangeran telah datang.

P & P [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang