13. Annoying Boy

5.3K 258 0
                                    

Brukk!!

"Aduh!!"
Memekik, menatap sebal buku yang terpisah dari pelukannya. Berserakan diatas ubin membuat Putri mendengus sebal.

Beralih mendongak, menatap bengis siapa dalang dibalik jatuhnya buku paket itu. Lantas geram kala melihat siapa yang berdiri santai, berwajah flat seolah tidak tahu menahu tentang ini.

"Buku gue jatoh tau!!" Putri mendramatisir, memungut kesal beberapa setengah dari buku paket tersebut. Karna setengahnya lagi masih berada diperpus. Ya! Bukan keinginannya untuk melakukan ini semua.

Itu karena Bu Yuni selaku guru IPA memergokinya tengah tertidur. Alhasil, disuruhnya Putri meminjam buku paket untuk dibagikan kepada seluruh murid kelas. Tanpa bantuan tentunya, menopang buku sebanyak tiga puluh bukanlah hal yang ringan. Jadilah Putri membawa setengah lebih dahulu, dan sisanya akan ia ambil kembali.

Dan bertemu Pangeran dilorong dengan seenak jidat menabraknya bukan suatu hal yang menyenangkan.
"Bantuin kenapa, kek?!!" Serunya keki. Dirasa tak bisa menggapai satu buku lagi lantaran dua tangan tengah menopang empat belas buku berukuran lima centi.

Pangeran terkesiap, menatap datar gadis Alien dihadapannya kini.

"WOY! BUDEG, DEH!!" Pangeran tersentak, dengan malas berlutut dan mengambil satu buku. Meletakkan kasar diatas tumpukan buku yang dibawa oleh Putri.

Brukk..

Entahlah, lantaran terlalu keras meletakkan atau Putri yang melebih-lebihkan keadaan. Sehingga lima belas buku itu terjatuh sia-sia.

Sejenak Putri berhembus napas, menghiraukan tangan yang sedikit nyeri demi membalas dendam pada lelaki dihadapannya kini. "Bekicot!! Nggak bisa pelan-pelan apa, ya?! Jatoh semua kan!"

Memutar bola mata malas, Pangeran berdecak. Hendak melenggang pergi sebelum sebelah lengannya ditarik paksa, oleh siapa lagi jika bukan Putri. Dengan segenap rasa terpaksa lelaki itu berbalik.

Sudah tau apa maksud gadis dihadapannya. "Bantuin gue! Bantuin gue bawa ke kelas."

Tepat sasaran, Pangeran mendengus. "Manja!!" Cibirnya.

Menatap sebal sebelum kembali normal, Putri berusaha berbaik sangka. Hanya demi menaklukan ego dari seorang Pangeran agar mau membawakan buku-buku itu. "Tolong, pliisss."

Memasang wajah seimut mungkin, menautkan dua tangannya seolah memohon. Membuat Pangeran tak kuasa, beralih memungut beberapa buku yang berserakan.

Tanpa sangka membuat Putri terkiki geli, bangga akan rencanya.

"Kelas lo?!" Tanya Pangeran jauh dari kata bersahabat.

Putri mengibaskan tangan, berpura-pura tak mendengar ingin melihat sejauh mana Pangeran bertahan dengan sikapnya. "Apa? Nggak ngerti maksudnya."

Dasar, Ratu Drama!

Mendengus, tak suka mengulang apa yang telah dikatakan. "Dimana?" Sungutnya lagi, walau muka memerah akibat menahan kesal.

"Dimana apaan?" Sahut Putri, wajah jenakanya itu sungguh ingin dicabik habis oleh Pangeran.

Cengkraman ditumpukan buku itu semakin mengerat, tersirat jelas dalam wajahnya bahwa Pangeran tengah menahan emosi yang siap membludak kapan saja. "Kelas lo." Sarkasnya.

Membuat Putri mengerjap, susah sekali membuat seorang Pangeran mengeluarkan rentetan kalimat panjang. Tinggal bertanya 'kelas lo dimana?' Apa susahnya?

"Pang, kalo ngomong ja--"

"Pangeran!" Sela lelaki itu cepat. Senantiasa mengarahkan manik tajam yang memburu.

P & P [REVISI]Where stories live. Discover now