29. The Rain Is Pouring(2)

4.2K 243 3
                                    

"O aja ya kan?" Alex menyahut ringan. "Lo pada nggak tau kalo Pangeran sama Putri itu dijodohin?"

Dan kalimat terakhir dari Alex membuat suasana lengang.

Genta dan Ethan bersitatap, lalu dengan kompak menatap Pangeran yang memasang wajah biasa saja.

"Demi katak seldung kalian dijodohin?" Ethan memekik histeris, walau sisa suaranya masih teredam dengan rintik hujan.

"Katak seldung apaan?" Sahut Genta. "Ehh, tapi. Serius lo, Lex?" Beralih meminta kepastian pada Alex.

Ini kali kedua lelaki itu mencomot sisa es batu dengan rakus. Senyum meringis ia lukiskan, menyesali kalimat yang dilontarkannya tadi. Karna bagaimanapun Alex telah berjanji kepada Putri, bahwa dirinya tidak akan membongkar rahasia  ini.

"Jangan ember lo pada!" Alex memperingati keduanya.

Ethan mendengus. "Hancur hati aku." Ekspresi getir yang terkesan geli malah membuat Genta berpura-pura muntah. "Tapi nggak papa. Selama janur kuning belum menikung, masih ada kesempatan buat melengkung."

Dan perkataan yang dihadiahi satu tinjuan oleh Alex. "Kebalik pinter!" Dia menggeleng kepala.

Genta tertawa renyah dibuatnya. "Asik, nih. Bakalan ada couple baru di Nusa Jaya, Pangeran dan Putri. Kalo semua murid tau, asik kali ya?"

Alex berdecak. "Gue udah bilang jangan ember, babon!"

"Kan cuma perumpamaan, Temon!" Balas Genta sebal.

Pangeran masih terdiam, suasana hatinya tidak pas untuk mendengar ketiga temannya yang saling melempar kalimat garing. Berusaha menyangkal bahwa pikirannya kali ini tertuju pada diamnya gadis lucu itu sejak pagi tadi, yang tak lain adalah Putri.

Pangeran mendesah pelan, berusaha menyetarakan deru napas dengan rintik hujan yang damai. Kembali melirik sekilas tiga teman yang asik berbincang hangat, sempat bergeming sesaat.

Lalu bangkit, tanpa pamit meninggalkan ketiganya dengan acuh. Mengabaikan teriakan melengking milik Ethan yang menanyakan kemana dia akan pergi.

Memilih terus berjalan, berusaha menghiraukan karna Pangeran sendiri tak mengerti dimana langkah kakinya akan terhenti.

-P&P-

"Serius mau ke kantin? Gerimis begini?" Putri menengadah, menatap banyaknya rintik hujan yang turun dari langit.

Alka menjulurkan tangan, membiarkan satu bagian tubuhnya dibasahi oleh air langit tersebut. "Nggak seberapa deres, kok. Buruan, ah!"

Jika biasanya para murid berhamburan. Namun kali ini tidak, lantaran sembilan dari sepuluh murid lebih memilih untuk berdiam diri dikelas, sekedar bermain gadget atau berbincang ria.

Apalagi untuk murid perempuan yang bermake up diatas rata-rata. Alka sangat yakin jika tipikal seperti mereka tidak berani sekedar pergi kekantin, sudah tahu pasti alasan yang tepat yakni takut dempulan bedak serta maskaranya ikut terhanyut bersama air hujan.

"Nggak mau!" Putri merengek. "Nanti kalo dedek sakit gimana?"

Alka mendengus geli. "Najis, Putri."

Disusul dengan tawa Putri yang mengudara, mereka pun berjalan menyusuri lorong. Ditemani semilir angin berhawa dingin yang menusuk kulit, membuat Putri menyatukan telapak tangan, lalu mengusapnya.

"Kok adem ya?"

"Kalo mau panas tinggal liat do'i  jalan bareng mantan." Sahut Alka ringan.

P & P [REVISI]Where stories live. Discover now