8. Camilan Hasil Palakan

5.5K 289 0
                                    

"Enak?" Putri mengangguk tanpa menatap Alex, menyantap penuh khidmat mi ayam hasil palakannya.

"Nanti balik sama gue-nya dicancel, gue pesenin ojol, deh." Seketika Putri mendongak, menatap Alex dengan mi yang bergelantung di bibirnya.

"Kwenapwa?" Bertanya dengan mulut menggembung sungguh membuat Alex ingin tertawa saat ini juga.

Lelaki itu meraih tisu, mengelapkannya pada sudut bibir Putri. "Bocah." Cibirnya. "Nanti ada latihan futsal."

"Yaudah." Putri meneguk pelan es tehnya. "Kalo gitu gue ikut."

Dengan segera Alex menggeleng. "Jangan." Tandasnya. "Futsalnya sampe jam enam sore, nanti kalo dimarahin sama Mama Gigi gimana? Bisa gue yang kena."

Putri tergelak. "Mama Gigi nggak jahat kali, nanti gue ijin dulu deh."

"Tapi Put--"

"Pliissss." Bermodal puppy eyes serta raut memelas membuat Alex mendesah pelan.

Lelaki itu mengangguk pasrah, mudah terlena dengan ekspresi yang Putri tunjukkan. "Oke."

-P&P-

"Duduk sini!" Alex memasukkan seragamnya dalam ransel. Sesekali pula melirik Putri yang tengah membuka bungkus beberapa camilan. "Jangan kemana-mana!" Titahnya lagi.

Entahlah, terkadang sifat posesif itu muncul kala Alex bersama Putri. Seolah Putri adalah anak balita yang harus dijaga setiap saat.

Gadis itu mencebik. "Gue bukan bocah!" Sanggahnya.

Alex terkekeh. "Tapi kelakuan lo kaya bocah, suka makan permen kadal. Naik tangga aja hampir jatoh.

Mengerlingkan mata malas. "Itu kesalahan teknis! Nggak sengaja liat cogan." Putri mencomot beberapa permen hasil palakannya pada Alex.

Lelaki berjersey merah dengan garis hitam itu berdecih. "Inget Pangeran." Tuturnya yang seketika membuat Putri bersungut. Selalu malas jika topik utamanya adalah lelaki berwajah datar seperti Pangeran.

"Gue cuma inget 'Ken'." Elak Putri tak mau kalah.

Alex mendesah frustasi, tak akan ada habisnya jika terus-terusan berdebat dengan remaja berkelakuan bocah seperti Putri. "Terserah!" Pasrahnya.

Beralih meneguk minuman isotonik dan berpaling muka saat salah satu teman eskul yang tengah memegang bola meneriaki namanya. "WOY! ASIK PACARAN AJA, BURUAN SINI."

Alex terkekeh, sama halnya dengan Putri. Bukan hal biasa bagi keduanya karna kebanyakan orang memang menganggapnya sebagai couple. "Samperin tuh temen lo. Bilangin juga kalo kita itu cuma 'sepupu'." Tegasnya.

Alex mengangguk, menyodorkan minuman itu agar Putri menyimpannya. Beralih mengacak pelan puncak kepala sepupu tersayangnya itu. "Gue kesana dulu. Kalo bosen terus mau pulang, bilang."

Mengangguk, Putri mengerjap lucu. "Siap, Bosque."

Gadis itu meraih snack berbentuk cincin. Melahapnya satu persatu dengan khidmat, sesekali pula melirik Alex yang tengah asik bermain takraw dengan teman lainnya.

Dan mendadak kunyahan itu terhenti tatkala manik Putri mendapati seseorang bertubuh atletis keluar dari ruang ganti.

Sedikit menyipitkan mata, menatap setajam mungkin...lalu tersenyum. Dia Sergio, orang yang membantu Putri untuk menemukan kelasnya.

Bertepatan dengan itu pula Sergio menatap Putri. Memastikan penglihatannya bahwa itu benar-benar Putri. Gadis dengan senyum yang lucu.

Dirasa bersitatap, Putri mengulum senyum. Dibalas senyum tipis oleh Sergio. "Delov ada disini. Yaiyalah! Dia kan kapten futsal, sama kaya Ken." Gumamnya.

Ngomong-ngomong soal Ken, gadis itu merasa bahwa mengalami posisi ini sebelumnya. Dimana dirinya duduk sendiri di tribun timur dengan beberapa camilan, menyaksikan permainan bola yang Ken lakukan.

Namun untuk saat ini, gadis itu bersama Alex. Bukan Ken.

"Hey!"

Putri mengerjap, segera memalingkan muka dan terlonjak kala mendapati Sergio yang tengah duduk disampingnya. "Delov? Perasaan tadi disana." Tunjuknya pada pinggir lapangan. "Kok udah duduk disini aja? Lo jalan atau terbang?"

Sergio terkekeh, mendapati air muka Putri yang tengah kebingungan sangat lucu rupanya. "Lo-nya aja kali yang ngelamun dari tadi. Mikirin siapa, sih? Gue ya?"


Putri mendengus malas. "Pede banget!" Serunya.

"Lagian lo ngapain disini? Mau liatin gue?" Candanya lagi.

Putri menggeleng, beralih mengarahkan dagu pada Alex yang masih asik bermain takraw. "Nungguin Alex."

Sergio mengangguk. "Alex siapa lo?"

Oh, ayolah. Sepertinya Sergio telah terkena virus kepo tingkat akut, membuatnya menjajal berbagai pertanyaan kepada gadis disampingnya kini.

"Dia itu...sepupu tersayang yang gue punya." Putri mencomot beberapa biskuit berbentuk hewan. "Emang kenapa, sih?! Nanya terus perasaan."

"Nggak, nggak papa." Balas Sergio. Mengangkat ibu jari pada lelaki berambut keriting yang menyuarakan namanya, hendak menyuruh Sergio memimpin jalannya eskul saat ini.

"Yaudah gue kesana, ya! Udah dipanggil sama Krebo."

Putri mengangguk kala menerima satu senyuman dari Sergio. Maniknya mengekor lelaki itu hingga masuk kedalam lapangan. Bersiap memulai kegiatan hari ini, bersama Putri yang menyaksikannya disini.

-P&P-


TTD
doraft

P & P [REVISI]Where stories live. Discover now