45. Chat Mendadak

4K 235 14
                                    

"Enak?"

Gadis itu mengangguk, tak lupa menambahkan sambal pada bakso yang tersisa setengah.

Membuat Alex geleng kepala, sembari menatap kuah bakso milik Putri yang berwarna oranye kemerahan. "Nanti lo kepedesan, Putri."

"Enggak, Alex. Gue suka pedes."

"Serah, yang penting habisin. Gue traktir pake duit, bukan daun."

Putri menyengir, memberikan anggukan semangat, dan mengaduk kuah bakso dengan sendoknya.

Memang sepulang sekolah, Putri memaksa Alex untuk berhenti dan berseru lapar. Seolah mengerti kebiasaan gadis itu, Alex dengan terpaksa menuruti. Dan sampailah mereka di warung bakso yang saat ini mereka singgahi.

"Lex."

"Hm?"

"Alaya tadi nanya ke gue." Jelas Putri.

Alex menautkan dua alis, dengan mulut sibuk mengunyah dia melempar tatapan tanya.

"Katanya, 'Alex itu saudara lo, kan? Gue denger dia jomblo akut. Bolehlah kenalin ke gue'." Jelas Putri. Membuat kernyitan semakin terpatri rapi.

"Alaya siapa? Gue aja nggak tau." Balas Alex tak acuh dan tak mau tahu.

Putri mendengus. "Makanya gue kenalin, biar lo tau!"

"Ogah."

"Lo kenapa, sih?"

"Kenapa apa?"

"Anti banget sama cewek."

Dentingan sendok mendadak lenyap, Alex tak membuka suara. Hanya sarat akan kedipan mata, lelaki itu meneguk jus jeruk dengan khidmat. Meski begitu Putri mengerti, bahwa Alex tak nyaman dengan pembicaraan ini.

"Yaudah, deh. Gue nggak bahas soal cewek la--"

"Pacaran itu nggak ada gunanya, Putri." Sela Alex tiba-tiba.

Senyum sumringah hadir di bibir Putri. "Alaya cuma ajak kenalan, bukan pacaran."

"Tapi sama aja." Alex menghela napas. "Ujungnya juga ngode minta ditembak." Sambungnya.

"Pede banget lo."

"Emang adanya gitu, sih." Lelaki itu tersenyum angkuh. "Secara gue anak futsal, idaman para cewek." Sombongnya membusungkan dada.

Tukk...

"Anjir!"

"Sombong banget walang sangit." Putri mencibir, bersiap melempar potongan kerupuk lagi jika saja Alex masih berlagak sombong. "Bagusan Delov kemana-mana, dia Kaptennya."

Alex mencebik sesaat sebelum menggeleng kepala. "Terus, Pangeran mau dikemanain? Dibuang ke kolong jembatan?"

"Enak aja." Sahut Putri tak terima. "Gue cuma bandingin Delov sama lo, ya! Kalo Delov sama Pangeran, sih, ya jelas Pangeran kemana-mana."

"Yang dijodohin, mah, bebaas.."

"Ngomongin Pangeran, habis ini anterin gue kesana yaa." Putri meletakkan es tehnya. "Mau jenguk."

"Halah, basi."

Putri melotot. "Ih, gue seriuus." Rengeknya.

Lelaki itu berpaling muka, lalu menyodorkan tangan kanannya. "Bayarannya?"

"Bakpao Koko Liem?"

"Tidak."

"Mie Ayam mbak Juminten?"

"No no."

"Es krim."

"Ogah."

"Kembang gula?"

P & P [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang