26. Bertemu Ethan

4.5K 302 11
                                    

Nihh, yang minta update nih💓
.
.
.
Kali ini nggak minta komen banyak-banyak, karena dibaca aja aku udah seneng sekali💘

Bel pulang telah berbunyi sepuluh menit lalu, perlahan kondisi setiap lorong di Sma Nusa Jaya hampir lengang. Karna gerbang utama menjadi pusat keluarnya para murid saat ini.

Putri mengetuk sepatunya lesu, sudah dua puluh menit gadis itu berdiri disamping motor hitam milik Pangeran, menunggu si pemilik yang tak kunjung datang. Bahkan bulir keringat perlahan mengalir melalui dahi, dan dengan begitu sabar Putri menyekanya.

Dengan satu tangan memeluk helm hello kitty gadis itu berdiri, menopang tubuh dengan dua kaki jenjang yang mulai pegal. Jika saja Alex tidak berlatih futsal saat ini, sudah pasti Putri akan pulang bersama sepupunya itu.

Tidak ada yang bisa diharapkan selain kedatangan Pangeran. Kembali menengok arloji dengan lesu, sudah terhitung tiga puluh menit gadis itu menunggu.

Sampai saat maniknya menelisir sekitar, melihat beberapa motor serta mobil yang mulai berkurang. Hanya tersisa motor milik Pangeran dan beberapa lainnya saja.

Sebenarnya Putri ingin berkeliling keseluruh penjuru sekolah ini hanya untuk mencari Pangeran. Namun ia urungkan karna berpikir jika bagaimana saat Putri mencari malah Pangeran telah berada di samping motornya?

Bisa-bisa ditinggal sendiri gadis itu, terlebih saat mengingat bagaimana sifat yang dimiliki Pangeran. Membuat Putri yakin seratus persen jika itu akan terjadi.

"Benci gue!" Putri memekik, ujung sepatunya ia gunakan untuk menendang kerikil. Rasa-rasanya ingin menangis sekarang juga.

Kembali menengok situasi sekitar, tidak ada siapapun. Bahkan tidak ada bangku yang bisa diduduki disini, membuatnya rela bermenit-menit dihabiskan hanya untuk berdiri.

"Kamu belum pulang?" Teguran itu membuat Putri mengerjap, lalu memalingkan tatap. Mendapati lelaki paruh baya yang lengkap dengan seragam putih serta hitam dibagian celana.

"Lagi nunggu Pangeran." Dia melirik bordiran disebelah dada, terbentuk sebuah nama disana. "Pak Ateng."

Lelaki itu mengangguk singkat. "Pangeran abas ya?"

"Oh, bukan. Punya saya Pangeran Dewananda, nggak ada abas nya."

"Anak basket maksud bapak." Jelas Pak Ateng membuat Putri mengangguk kecil. Lalu terkekeh.

"Kirain."

Entah sepopuler apa Pangeran sampai-sampai satpam satu ini tahu tentang dirinya. "Bapak tau Pangeran dimana?"

"Kalau nggak salah denger, sih. Katanya sekarang lagi ada eskul basket." Jelasnya.

Seketika Putri tersenyum masam, merasa sia-sia menunggu sambil berdiri selama setengah jam. "Ohh, gitu ya Pak?" Pak Ateng mengangguk.

"Ngomong-ngomong, latihannya dilapangan mana?"

"Kalau basket dilapangan indoor."

"Bukannya futsal?" Dahi Putri berkerut samar.

Pak Ateng menggeleng. "Kalau lagi ada eskul basket, biasanya eskul futsal yang ngalah. Jadi sekarang basket dilapangan indoor, dan futsal dilapangan biasa." Jelasnya.

Segera Putri mengangguk, berucap terimakasih yang diangguki oleh Pak Ateng. Gadis itu sungguh kesal setengah mati, setidaknya Pangeran bisa mengabari kalau dia mengikuti eskul basket hari ini.

Pasti Putri tidak akan sengsara seperti tadi, dan yang dirasakan olehnya sekarang hanyalah kaki yang begitu pegal.

Beralih melangkah gontai menuju dimana Pangeran berada. Bersiap menyumpah serapahi lelaki yang membuatnya seperti ini.

P & P [REVISI]Where stories live. Discover now