35. Let Me Go? No Problem

4.4K 240 7
                                    

⚠WARNING⚠
jangan terlalu fokus sama tittlenya
.
.
.
Happy Reading
.
.
Karna ikatan status belum tentu menjamin bahwa kita akan saling memiliki. Jadi, akan ku nikmati apa yang sekarang ku alami. Karna sejatinya bersamamu belum tentu terjadi dua kali dalam hidupku yang sendiri ini.

Indah, Damai, dan Tenang.

Itu kira-kira yang mampu mendeskripsikan lokasi kali ini. Hembusan angin terdengar mengalun pada telinga, menusuk lembut kulit gadis berbalut kaus babypink dengan sablon bertulis 'artic monkey'.

Senyumnya terus mengembang, seiring dengan deru angin yang mulai menenang. Menjadi penyejuk tersendiri bagi Putri.

Berulang kali menarik napas, lalu menghembuskannya pelan. Begitu seterusnya, karna dia tidak ingin menyia-nyiakan oksigen sejuk disekitarnya.

Kaki Putri berpijak sempurna di dataran tinggi ini, bersama Pangeran yang telah duduk beralas rumput hijau. Dibawah pohon yang cukup rindang Pangeran memakan satu bungkus snack yang dia beli saat di Minimarket tadi, sudah pasti itu permintaan Putri.

Melihat betapa bahagianya Putri membuat Pangeran lega, setidaknya gadis itu telah melupakan masa lalunya yang sempat terngiang.

Dia tersenyum sumringah saat angin menerpanya, mata Putri terpejam. Sebuah lengkung di bibirnya terpatri sempurna, dengan tangan merentang. Mempersilahkan angin membelai pelan tubuhnya.

Sesederhana itu bahagia Putri kali ini.

Pangeran tidak bisa menyangkal, bahwa gadis itu sangat menggemaskan. Namun jauh dari kata anggun dan lemah gemulai, yang ada malah petakilan.

Mau bagaimanapun juga sifat itu tidak bisa dengan mudahnya dihapuskan. Sama seperti sifat Pangeran yang terkadang dingin dan cuek, ralat-bukan terkadang tetapi selalu.

"Pang, lo tau tempat ini sejak kapan?" Putri mendudukkan diri disamping Pangeran. "Bagus banget, asli."

Pangeran hanya mengulum senyum, lalu melempar kecil snack berbentuk ring kedalam mulutnya.

"Loh, itu jajan gue kenapa lo makan?" Putri mencebik. "Padahal, kan, itu punya gue." Dia merajuk.

Senyum Pangeran memudar. "Gue yang beli." Katanya.

"Ih! Tapi tadi lo bilang beliin buat gue. Gimana, sih?!" Putri menghentakkan kakinya diatas rumput, lalu mencabuti rumput itu dengan sebal.

Pangeran terkekeh, sepertinya dia tidak perlu mencari gadis lain lagi. Karna sekarang hanya ada satu yang menjadi moodboster nya kali ini.

Ya. Hanya Putri.

"Makan." Pangeran menyodorkan biji snack ditangannya, bermaksud menyuapkan makanan ringan tersebut.

Putri terdiam, apakah dia tak salah lihat?

Dahinya berkerut, membentuk lipatan samar yang Pangeran sendiri tak mengerti. "Ini... Pangeran, kan?"

Pangeran mengangguk, malas. Jika sudah begini dia tahu apa yang akan dikatakan Putri.

"Gue mimpi, kali ya?" Dia mencubit lengannya sendiri, terasa sakit. Lalu mengaduh. "Sakit! Kenapa tiba-tiba lo manis banget?"

"Eh!" Putri memukul pelan mulutnya, keceplosan. Lalu menyengir, berlagak biasa saja guna menutupi rona diwajahnya.

Putri berpikir tak apalah, sekali-kali keceplosan pada calon tunangan sendiri.

P & P [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang