47. Menyimpan Kenangan

4.3K 252 30
                                    

Kalau mau simpan benda yang punya banyak kenangan, ya nggak papa. Asal bener-bener punya niat buat mengenang, bukan mengulang dimasa mendatang.

-Putri pengoleksi foto mantan gebetan

Asap yang tak begitu tebal mengepul lamban, muncul dari permukaan cangkir berisi teh hangat. Melengkapi suasana malam kelabu, dengan suhu yang bertambah dingin setiap menitnya.

Angin malam menyapu lekuk wajahnya, lelaki yang duduk dengan kaki bertumpu pada kaki satunya. Menengadah kepada langit bertabur bintang.

Merasa bosan, dia meletakkan buku setebal lima centi yang berisi segala materi tentang Bahasa. Lalu meraih teh tersebut, menyesapnya perlahan.

Usai, helaan napas terdengar gusar. Pangeran mengecek ponsel, hanya sekedar berharap dan mengira bahwa Putri akan membalas pesannya. Namun, perkiraan akan tetap menjadi sebuah harap semata. Gadis itu lebih memilih acuh tanpa enggan membalas pesan dari Pangeran.

Dia sendiri tak mengerti, mengapa Putri mendadak bersikap seperti ini. Dan lebih parahnya, gadis itu menyuruh Pangeran pergi dan bertunangan bersama Nata.

Tunggu. Nata?

Bicara soal Nata, Pangeran jadi ingat akan janji ingkarnya sewaktu akan membantu gadis itu untuk kabur dan jalan-jalan. Hanya karena pesan dari Putri mampu menyita semua perhatiannya.

Apapun itu, dia harus meminta maaf. Saat kali pertama membuka roomchat dengan Nata, maniknya disambut dengan pesan beruntun yang gadis itu kirimkan, lebih tepatnya kemarin.

Nata
Dewa? Gw udah siap

Nata
Dewa

Nata
Udh stngah jam gw nunggu-_-

Nata
Lo kmna sih??

Pangeran
Sori, kemarin ketiduran

Dia mendesah kecil. Meminta maaf lengkap dengan bumbu kebohongan, ini sama sekali bukan tipenya.

Nata
Gw udh nunggu d dpn jendela. Trnyata lo nggak dateng, jahat emang. Btw, minta maapnya telat.

Pangeran
Gue ketiduran

Nata
Bodo, gw ngambek :(

Pangeran
Y udh

Nata
Lah gt doang?nyebelin😤😤

Pangeran menatap layar ponselnya yang kian lama kian meredup. Helaan napasnya terdengar berat. Entahlah, mendadak lelaki itu kehilangan mood untuk bertukar pesan dengan Nata. Karena yang ditunggunya saat ini hanyalah balasan dari Putri.

"Pangeran, lagi ngapain?"

Kedatangan Rana membuat lelaki itu berbalik, dan melempar senyum hangat. "Habis belajar." Katanya.

Rana mengambil posisi tepat disebelah anak tampan satu itu. "Acara pertunangan kamu tinggal beberapa hari lagi." Berkata dengan binar bahagia dimaniknya. "Bunda sama Mama Putri harus ekstra bikin persiapannya."

Sebagai respon bahwa dirinya turut bahagia, Pangeran mengangguk dengan seulas senyum.

"Kamu tahu? Bunda seneng banget."

P & P [REVISI]Where stories live. Discover now