Bab 36. Makanan Gratis

138K 14.2K 1.1K
                                    

Akhir-akhir ini wp eror terus ya:" banyak yang bilang kosong dan gak ada. Entahlah, tapi Teteh ngenet banget buat update. Semoga WP gak eror lagi ya hari ini:"

Seneng gak fast update? Hayo? Baikkan aku?:v baik banget lah:p

Vote sebelum baca, enjoy reading:*

***

KEPUTUSAN Membawa dua cowok duduk di satu meja yang sama sepertinya sebuah kesalahan. Amora tidak henti-hentinya meringis di tempat duduknya. Ia duduk di antara dua cowok yang kini saling lempar pandangan. Amora tidak tahu apa yang sedang Adam dan Juna pikirkan di tempatnya.

Bukan hanya tatapan aneh yang Amora dapat dari beberapa murid yang lalu lalang di kantin. Tapi teman sekelasnya yang kebetulan ada di sana menatap Amora tajam, seolah meminta penjelasan.

Adam yang dangat jelas melemparkan tatapan ketidak sukaanya kepada Juna. Sementara Juna terlihat santai seperti biasanya, tapi Amora bisa merasakan aura mencekam dari kedua cowok itu. Seolah warna hitam sedang beradu dengan warna merah menyeramkan.

"Kalian mau pesan apa?" tanya Amora, mencoba mencairkan suasana yang terasa awkward.

"Gue pesen Baso." jawab Juna dengan senyum manisnya.

Drttt!

Tidak lama ponsel Juna yang di simpan di saku celananya bergetar. Buru-buru cowok itu merogohnya, melihat layar ponsel yang mendapatkan panggilan masuk.

"Gue ke belakang sebentar." ucap Juna.

Amora mengangguk mengerti, lalu menoleh ke arah Adam yang kini menyilangkan kedua tangannya di dada. Cewek itu menghela napas, Adam dan keangkuhannya.

"Lo mau pesan apa? Cepet pesen sebelum bel bunyi." seru Amora.

Adam menatap Amora, lalu mendengkus "Gak ada romantis-romantisnya sama pacar sendiri."

Amora mengaga, memejamkan matanya dalam-dalam. Mencoba menahan kesabarannya agar tidak terpancing ucapan yang keluar dari mulut Adam.

"Gak usah lebay, cepetan! Mau pesan apa?" kesalnya.

Adam mendelik kesal "Samain sama lo aja."

"Serius?" tanya Amora penuh selidik.

"Hm."

"Gue bukan pesen Pizza loh, tapi pesen Ketoprak." balas Amora lagi, mengingatkan.

Adam mendengkus dengan gaya angkuhnya "Lo kira gue gak bisa bedain mana Ketoprak mana Pizza?"

Amora mencebik "Siapa tahu aja lo emang gk tahu, biasanya orang kaya kan doyan makan di Resto, bukan di sini." cibirnya.

"Gue gak kaya, yang kaya itu orang tua gue. Cepat pesen, bentar lagi masuk. Gue gak mau aktivitas gue keganggu karena lapar." perintahnya.

Amora mendengkus kesal "Gak tahu diri, di tawarin pake acara nyuruh-nyuruh segala."

Meski begitu Amora tetap melalukan apa yang Adam katakan. Cewek itu langsung beranjak, memesan makanan yang di pesan. Bukan karena Amora takut kepada Adam, ia hanya tidak ingin berdebat. Apa lagi di tempat ramai seperti ini, sudah cukup tatapan penasaran yang Amora terima di sini.

"Bu Nani, Ketopraknya dua ya." ujar Amora yang mendapatkan anggukan dari wanita paruh baya itu.

"Bang Bejo, Basonya satu!"

"Campur apa enggak neng?"

Amora diam, ia tidak tahu Juna pesan yang mana. Ah, demi menghindari masalah. Amora memilih yang aman saja.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang