Bab 21. Serangga Pengusik Bunga

145K 16.5K 705
                                    

AN: Di usahakan untuk tidak berkomentar "Lanjut, Next, Update" dll.

Saya mau kalian komentarin soal Feel cerita ini, Fixs kalo saya lihat banyak yang kasih komentar di atas? cerita ini bakal update lama! Hargai usaha orang lain.

Vote dulu sebelum membaca...

**

CUACA sedang baik-baiknya, embun pagi masih tercium menyejukan indra di pagi hari. Tapi sepertinya semua keindahan itu hanya bisa dirasakan dalam beberapa menit saja, karena menit berikutnya para serangga datang mengusik sang bunga.

Kelas XI IPA7 mencoba mengontrol emosi mereka, semua demi janji mereka kepada Ibu Dian. Tidak akan ada lagi kata kecewa yang keluar dari mulut wanita yang selalu berdiri paling depan untuk membela murid tidak di pandang seperti XI IPA7.

Tapi ujian yang harus mereka lalui memang cukup sulit. Karena yang menguji kesabaran mereka adalah para antek Osis yang entah kenapa selalu mencari masalah kepada mereka. Kali ini apalagi? Hinaan apalagi yang akan anak-anak Osis lemparkan kepada kelas pembuangan.

Semua para Osis kompak menghalangi jalan mereka, hanya ada yang tidak mereka lihat. tiga orang cowok. Ketua Osis, Wakil Ketua Osis dan Ketua Kedisiplinan.

Amora mendesah lelah, apalagi kali ini. Kenapa semakin lama keadaan menjadi semakin terbalik. Jika para Osis yang tenang tidak suka dengan keributan, dan si kelas pembuangan yang selalu mencari ribut. Tapi semuanya memang sudah terbalik, pada kenyataannya para anggota Osis yang mencari ribut kepada mereka. Entah kenapa, sikap mereka semakin lama semakin menyebalkan. Apa karena mereka tidak terima kedok buruknya terbongkar dan di ketahui oleh murid yang satu tahun ini menjadi Rivalnya.

"Lihat muka mereka, ya Tuhan. Kalian abis operasi plastik di mana? Muka sampe bengkak gitu." Sindir Ika.

Rini terkekeh "Yang jelas bukan di korea selatan ya, Ika."

Amora masih tenang, tidak ada yang perlu di pikirkan dari kalimat yang keluar dari dua cewek itu. Hanya saja teman-temamnya berbeda, mereka terlihat mulai tersulut api yang baru saja di nyalakan dua cewek itu.

"Udah abis berapa duit buat bikin muka biru-biru gitu?" Rini masih asik menyindir, sementara Keyla terlihat enggan mencampuri urusan yang menurutnya tidak penting.

Keyla memang tidak pernah nyinyir seperti teman lainnya. Cewek itu seakan hanya tahu dan tidak ingin ikut campur. Tidak peduli sekalipun yang memulai anggotanya, Keyla akan tetap diam di tempatnya.

Sementara Sasa tengah asik bermain ponsel, tumben sekali cewek itu diam.

Sementara mendengar kekehan menyebalkan Rini dan Ika, tiba-tiba tiga cowok yang kelas XI IPA7 syukuri tidak terlihat keberadaannya harus muncul di saat yang tidak tepat.

"Kenapa pada ngumpul di sini? Rapatnya di ruang Osis." tegur Juna tiba-tiba.

Para Osis kompak menoleh ke arah tiga atasan mereka yang kini berdiri di balik tubuhnya. Juna tersenyum ke arah Amora, Amora membalas senyuman itu. Detik berikutnya cewek itu memutarkan kedua bola matanya malas ketika pandangan matanya tidak sengaja bertemu dengan manik mata Adam.

"Ada apa pagi-pagi kumpul di sini, kelas sampah lagi cari masalah, eh?" tanya Ardi, sarkastik.

Eka dan Kenan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dua orang itu ingin sekali menampar mulut pedas Ardi, kenapa cowok itu masih bisa menyebalkan ketika kedoknya sudah diketahui oleh mereka.

"Enggak kok, cuma lagi nyapa aja sama mereka. Kaget juga sih, lihat wajah mereka yang membengkak kayak bakpau." balas Sasa, para Osis tertawa. Tidak dengan Juna dan Adam.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang