Bab 34. Tiga Pangeran Berkuda Mesin

144K 14.2K 758
                                    


AMORA Tidak mengubris pesan dari dua cowok yang sudah melekat menjadi rivalnya. Pengecualian untuk Juna, karena hubungannya dengan cowok berkulit putih itu tidak seburuk dulu. Amora sudah menerima Juna menjadi sosok temannya meski sedikit.

Berusaha untuk tidak memikirkannya, tapi tetap saja bayangan dua cowok itu mengisi pikirannya. Bagaimana ia tidak terusik, ketika dua cowok itu mengirim pesan ajakan tapi seperti ke arah memerintah.

Hingga pagi menjelang, Amora tidak menyangka akan kesiangan seperti ini.

Sial, ini hari senin.

Amora bergegas, melesatkan diri ke dalam kamar mandi. Mengganti pakaian dan membereskan beberapa buku untuk hari ini.

"Gak sarapan dulu, Nak?"

Amora yang tengah meminum susu menggeleng mendengar pertanyaan Bunda.

"Gak Bun, Amora udah kesiangan."

Setelah segelas susu habis, buru-buru Amora pamit dan menyalami kedua orang tuanya yang tengah menggelengkan kepalanya.

Amora menggeram gusar, bagaimana ia bisa terlambat. Dengan langkah cepat Amora keluar dari rumah, berharap Kenan belum berangkat.

"Kenan!"

Teriakan Amora yang cukup keras itu mendadak diam, mendapati dua cowok yang semalam mengusiknya sudah berdiri di luar pagar rumahnya. Adam yang tengah bersandar di pintu mobil, sementara Juna berdiri di sisi mobil lainnya. Dan Kenan, cowok absurd itu ada di antara kedua cowok itu dengan motor scopy kesayangannya.

Astaga! Jadi mereka serius!

Amora tidak percaya, mereka benar-benar serius menjemputnya di jam yang sudah di bilang terlambat ini.

"Cie, putri keong di jemput tiga pangeran berkuda putih," seru Kenan.

Amora memutarkan kedua bola matanya malas, Kenan sialan! Mau tidak mau ia membuka gerbang untuk menyapa dua cowok yang kini berdiri di mobilnya masing-masing.

"Kok kalian kesini, mau apa?" tanya Amora, pura-pura tidak tahu.

"Bukannya semalam gue udah bilang, gue mau jemput lo ke sekolah." Adam mengingatkan.

Amora mendengkus mendengarnya "Kan gue udah bilang, gak usah."

"Tapi itu hak gue, gue kan pacar lo."

Amora menggeram, Adam benar-benar keras kepala.

"Gu..."

"Eh? Ada Adam," sapa Ayah yang baru saja keluar dengan motornya.

Adam tersenyum, beranjak mendekati Ayah dan memberi salam.

"Ada apa? Pagi-pagi udah pada kumpul di sini, nanti kesiangan lho."

Adam tersenyum manis, membuat Amora yang melihat itu mendengkus kesal.

"Mau jemput Amora, Yah."

Ayah?

Alis Juna saling bertautan, kenapa Adam terlihat begitu akrab denga Ayah Amora. Bahkan temannya itu sudah memanggilnya Ayah tanpa ada embel-embel Om yang sering di lemparkan kepada dua orang tua Juna dan Ardi.

Ayah manggut-manggut "Untunglah, jadi Amora gak kesiangan kalo ada yang nganterin."

Kenan yang mendengar itu tersindir "Emang kalo sama aku suka kesiangan Yah?"

Ayah mendelik ke arah Kenan "Kamu lupa pernah bikin anak Ayah di hukum karena kesiangan?"

"Itu kan cerita dulu, Yah. Lagian bukan mau Kenan, wong Ban motornya yang bocor."

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang