Bab 35. Ikut Gue

136K 15.1K 465
                                    

Hallo guyss! Mohon maaf cerita ini ada yg gak bisa di buka or kosong. Wp masih eror, di aku partnya juga hilang ini baru balik dan pub ulang meski notifikasinya belum masuk. Semoga udah bener dan bisa di buka ya:*

Ngeliat semangat kalian kemarin buat emak terharu, kalian hebat bisa bikin aku muter otak buat nyari ide demi update cerita ini.

Di sekian banyak cerita, cuma cerita ini yang sering di todong minta updatean. Gila, Aura anak-anak emak di sini bener-bener luar biasa:v

Makasih buat yg selalu suport, nunggu dan ngangenin anak-anak emak:* lafyuuuu:*

Enjoy reading dan vote sebelum baca:*

***

UNTUK Pertama kalinya di koperasi sekolah, ada tontonan hangat yang sebentar lagi menjadi berita besar. Bisikkan dari beberapa murid yang ada di sana, juga lirikan dengan pikiran berbeda-beda sedang berlangsung di kursi di mana murid sering menghabiskan makan siangnya.

Tentu saja mereka menjadikannya tontonan, untuk pertama kalinya mereka melihat pemandangan asing di depan mata. Di mana seorang cewek yang terkenal dengan image buruknya duduk berdua di satu meja dengan cowok yang terkenal akan jabatannya.

Eka, cewek itu menggeram kesal. Memaki-maki dirinya sendiri yang dengan bodohnya menerima tawaran Ardi, bukan tawaran, tapi terdengar seperti memerintah. Ardi memaksa Eka untuk menemani cowok itu makan siang dengan embel-embel menyodorkan tangannya yang membengkak. Dan sialnya, kenapa ia harus duduk berdua dan berhadapan seperti ini.

Bukan karena duduk berdua dengan Ardi saja yang membuat Eka sebal, tapi juga ruangan koperasi yang hanya di isi murid-murid pandai mengutamakan makanan higenis. Memang, ini bukan pertama kalinya Eka masuk. Tapi tetap saja, untuk makan di sini Eka lebih nyaman duduk di kantin.

"Cepetan sih, lama banget!" Eka berseru kesal, tangannya mengetuk-mengetuk meja untuk menghilangkan rasa bosan melihat pop mie Ardi yang masih terisi penuh.

"Sabar kek, baru juga mateng." jawabnya santai.

Eka mendengkus "Tinggal lo makan doang kan? Gue bayarin sekarang dan langsung balik."

"Gak bertanggung jawab banget," sindir Ardi yang tengah mengaduk-ngaduk makanannya.

Eka mendelik tidak suka mendengar sindiran itu "Gak bertanggung jawab gimana? Gue udah nerima ajakkan lo buat makan siang di tempat asing gini. Dan gue bakal bayarin lo sekarang juga! So, impas kan?"

"Gue gak butuh duit lo." balas Ardi.

"Terus? Lo mau apa? Kalo gitu gue balik kelas sekarang." geram Eka.

Ardi menatap Eka yang mencebikkan bibirnya kesal. Entah ide dari mana, cowok itu menyeringai tiba-tiba.

"Suapin gue."

"Hah?"

"Suapin gue!" perintah Ardi, tegas.

Eka mencerna kalimat yang keluar dari mulut Ardi, lalu membelalak tidak percaya.

"Apa!?"

Ardi memutarkan kedua bola matanya malas "Suapin gue, lo budek amat sih."

Eka menganga, bukan hanya menyuruhnya, Ardi bahkan menghina Eka. Benar-benar tidak tahu diri!

"Are you kidding me? Ogah!"

Ardi menaikan satu alisanya, lalu menyodorkan tangan kanannya yang membengkak.

"Ini... gara-gara siapa, ya?"

Eka diam, menatap tangan Ardi lalu bergantian ke wajah cowok itu.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang