Bab 28. Malam Yang Mengejutkan

148K 15.1K 518
                                    

Ini satu part terusan kemarin ya, dalam waktu 24jam aku update 3x. Sekarang udah gak punya utang lagi..

Selamat membaca dan jangan lupa vote terlebih dahulu.

***

MALAM Ini malam yang paling menyebalkan untuk seorang Eka. Bagaimana bisa Budhe nya tetap memaksa Eka menggunakan dress hitam selutut tanpa lengan yang sialnya Eka pakai karena sebuah paksaan. Eka tidak terima ketika Budhe memarahi dan menyalahkan orang tuanya saat Eka memberontak.

Dasar wanita tua, kapan matinya.

Eka bergumam dalam hati, masa bodoh jika orang lain mengatakannya kurang ajar. Pada kenyataannya Eka tidak bisa menyembunyikan rasa ketidak sukaannya kepada wanita paruh baya yang kini sibuk bercengkrama dengan kerabat lainnya.

"Aish, bikin kesel aja. Ngapain coba budhe paksa gue ikut ketempat beginian kalo akhirnya jadi pajangan doang." kesal Eka.

Eka tahu alasan Budhe nya membawa Eka ketempat ini. Wanita paruh baya itu hanya ingin memamerkan dirinya kepada sanak keluarga lainnya.

"Sendiri?"

Eka mendelik, menatap seorang cowok bertubuh tinggi mendekatinya dengan senyum manis.

Cewek itu berdecih, dia pikir Eka akan melotot melihat senyum penuh sandiwara itu.

"Lihat gue disini sama siapa?"

Cowok itu mengkerutkan dahi, memperhatikan Eka yang berdiri di sampingnya.

"Sendiri."

"Itu lo tahu, ngapain pake nanya gue sendiri." ketusnya.

Cowok itu terkekeh "Ya ampun, basa-basi gak boleh."

Eka berdecih, cewek itu mengernyit mendengar rayuan cowok yang masih bertahan di sampingnya. Eka mendengkus, menyimpan segelas jus yang sedari tadi ia pegang ke atas meja.

"Mau kemana?" Cowok itu menahan tangan Eka.

Eka langsung menepisnya "Kenapa lo pengen tahu, heh!"

Cowok itu tersenyum kecil mendengar jawaban Eka.

"Eka, kamu mau kemana? Eh, ada den Artha."

Eka yang baru saja melangkahkan kakinya mendadak diam. Cewek itu mendesah mendapati budhe nya tengah berjalan ke arah Eka.

"Eka, kenalian ini Artha anak Pak Reyana." ujar Budhe.

Reyana, pengusaha sukses yang namanya mulai di kenal berkat usahanya di bidang batu bara. Eka berdecih dalam hati, memang siapa peduli dengannya. Mau anak siapapun Eka tidak peduli. Tapi Eka tidak bisa melakukan apapun selain menuruti perintah Budhe.

"Artha."

Eka memandang wajah Artha lalu beralih ke satu tangannya yang di ulurkan. Eka mendesah, dengan paksa ia membalas uluran tangan pria itu.

"Eka." balasnya.

Budhe tersenyum manis "Kalian bisa ngobrol-ngobrol dulu. Budhe mau kebelakang."

Artha mengangguk, sementara Eka terlihat enggan meresponnya.

"Mau kemana?" Artha kembali menahan tangan Eka yang hendak pergi.

"Ngapain sih lo nahan gue terus, mau kemana itu urusan gue." kesalnya.

Cowok itu menyeringai "Kenapa lo judes banget sih? Gemesin."

Eka meringis "Najis lo."

Cewek itu langsung melangkah pergi setelah menepis satu tangan Artha. Benar-benar menyebalkan, lain kali Eka tidak ingin ikut kedalam pesta yang penuh dengan orang-orang bersandiwara. Presetan dengan adat, Eka tidak peduli sama sekali. Eka tidak meminta di lahirkan dari keluarga seperti ini, Eka cewek yang bebas.

Bukan Cinderella (Sudah Ada Di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang